Kebangkrutan adalah kegagalan sebuah usaha untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Jadi bahasa mudahnya adalah kerugian yang melebihi dari sekedar merugi. Apa yang terjadi dan yang akan Anda lakukan apabila Anda mengalami hal tersebut?
![www.belantaraindonesia.org]( "Puncak Gunung Slamet")
Baiklah, kita lebih persempit lagi kebangkrutan itu dalam dunia petualangan pendakian gunung. Kebangkrutan di ketinggian. Mengapa bisa terjadi dan apa yang harus kita lakukan agar bangkrut tidak melanda? Tentu yang paling awal adalah persiapan matang.
Bisa Anda bayangkan, saat melakukan pendakian gunung yang seharusnya segala persiapan sudah Anda maksimalkan. Mulai dari logistik, peralatan, biaya dll tetapi saat itu Anda sama sekali tidak mengenal medan yang akan Anda lakukan petualangan. Termasuk berapa lama waktu yang akan Anda gunakan.
Hal tersebut biasanya di lakukan oleh para pendaki yang ingin di katakan hebat, mantap, luar biasa, sukses, briliant, cerdas, jagoan, paling tahu, joss, ora umum, dan lain sebagainya. Asalkan peralatan punya, ada uang walau hanya cukup untuk transportasi, membeli makanan dan minuman seadanya, bisa belanja stiker di basecamp kaki gunung, maka langkah kaki akan setangguh dalam pikirannya.
Kemudian apa yang terjadi? Saat berada di ketinggian gunung, air minum yang pas - pasan tadi mendadak menipis, makanan ala kadarnya ( biasanya berupa mie instan ) juga menyusut drastis, rokok hanya bersisa dua batang, jaket basah karena embun ( dan tentu bau! ), kamera pocketnya yang menggunakan handphone tiba - tiba baterainya habis, dll. Maka meranalah dia!
Yang utama apabila tidak ingin kebangkrutan tadi melanda adalah persiapan sematang mungkin. Tentukan bekal sesuai dengan waktu yang akan Anda gunakan saat pendakian gunung. Misalnya hendak mendaki Gunung Semeru yang normalnya akan memakan waktu 4 hari di gunung, tentu bekal kita prediksikan akan cukup untuk waktu tgersebut.
Tidak hanya makanan dan minuman, tetapi juga perlatan outdoor lain, seperti jaket, matras, tenda, sepatu, celana gunung dan lain - lain. Sehingga Anda tidak akan mengalami kebangkrutan di ketinggian gunung.
Jadi, intinya, janganlah suka menjadi pendaki karbitan dan ala kadarnya. Sehebat apapun pendaki, persiapan bekal dan peralatan adalah nomor satu. Yuk, jangan remehkan ya sohib alam....Jangan setelah lelah mendaki gunung kemudian tidak ada yang Anda dapatkan, alias bangkrut!
Baiklah, kita lebih persempit lagi kebangkrutan itu dalam dunia petualangan pendakian gunung. Kebangkrutan di ketinggian. Mengapa bisa terjadi dan apa yang harus kita lakukan agar bangkrut tidak melanda? Tentu yang paling awal adalah persiapan matang.
Bisa Anda bayangkan, saat melakukan pendakian gunung yang seharusnya segala persiapan sudah Anda maksimalkan. Mulai dari logistik, peralatan, biaya dll tetapi saat itu Anda sama sekali tidak mengenal medan yang akan Anda lakukan petualangan. Termasuk berapa lama waktu yang akan Anda gunakan.
Hal tersebut biasanya di lakukan oleh para pendaki yang ingin di katakan hebat, mantap, luar biasa, sukses, briliant, cerdas, jagoan, paling tahu, joss, ora umum, dan lain sebagainya. Asalkan peralatan punya, ada uang walau hanya cukup untuk transportasi, membeli makanan dan minuman seadanya, bisa belanja stiker di basecamp kaki gunung, maka langkah kaki akan setangguh dalam pikirannya.
Kemudian apa yang terjadi? Saat berada di ketinggian gunung, air minum yang pas - pasan tadi mendadak menipis, makanan ala kadarnya ( biasanya berupa mie instan ) juga menyusut drastis, rokok hanya bersisa dua batang, jaket basah karena embun ( dan tentu bau! ), kamera pocketnya yang menggunakan handphone tiba - tiba baterainya habis, dll. Maka meranalah dia!
Yang utama apabila tidak ingin kebangkrutan tadi melanda adalah persiapan sematang mungkin. Tentukan bekal sesuai dengan waktu yang akan Anda gunakan saat pendakian gunung. Misalnya hendak mendaki Gunung Semeru yang normalnya akan memakan waktu 4 hari di gunung, tentu bekal kita prediksikan akan cukup untuk waktu tgersebut.
Tidak hanya makanan dan minuman, tetapi juga perlatan outdoor lain, seperti jaket, matras, tenda, sepatu, celana gunung dan lain - lain. Sehingga Anda tidak akan mengalami kebangkrutan di ketinggian gunung.
Jadi, intinya, janganlah suka menjadi pendaki karbitan dan ala kadarnya. Sehebat apapun pendaki, persiapan bekal dan peralatan adalah nomor satu. Yuk, jangan remehkan ya sohib alam....Jangan setelah lelah mendaki gunung kemudian tidak ada yang Anda dapatkan, alias bangkrut!