Danau di Sumatera Barat ini terbilang unik. Namanya, Danau Tarusan Kamang. Letaknya berada di kaki Bukit Barisan, Kamang Mudiak, Kabupaten Agam atau sekitar 20 kilometer dari Bukittinggi. Keunikan danau seluas 38 hektare terletak pada perilaku airnya.
Suatu waktu danau itu terlihat begitu luas. Namun tiba - tiba airnya menjadi surut, dan dalam sepekan bisa menjadi hamparan padang rumput nan hijau. Karena itu, warga sekitar biasa menyebutnya sebagai Danau Dua Muka. Kondisi ini bisa terjadi karena sungai bawah tanah.
Sebagai danau karst, ketika air tanah naik, maka lorong - lorong di bawah bukit batu gamping akan menyembulkan air dan menutupi padang rumput. Tampaklah danau yang luas. Dan Danau Tarusan Kamang bisa terlihat indah. Sebaliknya, ketika air sungai bawah tanah turun, air tersedot hingga hanya tampak padang rumput.
Tidak ada waktu pasti, kapan danau surut dan berapa lama danau kering. Terakhir, pada tahun lalu, Danau Tarusan Kamang kering selama satu tahun. Air baru muncul lagi lima bulan lalu. Saat ini kawasan itu masih menjadi danau, tempat anak - anak berenang dan warga mencari ikan.
"Kadang danau ini bisa kering dan menjadi padang rumput sampai lima bulan dan hingga dua tahun,” kata Sukri, tukang perahu dan ketua pemuda di Kamang Mudiak.
”Begitu juga saat terisi kadang waktunya lima bulan hingga dua tahun juga,tak pasti waktunya.” Menurut Sukri, saat air danau keluar, biasa terdengar letusan di kaki bukit. Terkadang suara terdengar dari beberapa tempat seperti suara ketel air panas, bunyi gluk - gluk suara air dan tiga hari kemudian air mengalir dari balik lubang - lubang batu kapur di kaki bukit sekitar danau dan mengubah padang rumput itu menjadi danau.
Danau bermuka dua ini diperkirakan sudah ada sejak 70 ribu tahun lalu. Karena itu tak satupun warga yang membangun rumah di batas air yang akan berubah menjadi danau. Danau Tarusan Kamang mulai menjadi objek wisata.
"Banyak danau karst di daerah lain, tetapi hanya Danau Tarusan Kamang ini yang punya hubungan langsung dengan sungai di bawah tanah sehingga muncul fenomena unik,” kata Andang Bachtiar, ahli geologi di Indonesia yang juga mantan ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia.
Dia penah meneliti Danau Tarusan Kamang pada 23 Februari lalu. Pebukitan karst di Danau Tarusan Kamang usianya jauh lebih tua dari pada karst di Jawa. Karst di Kamang diperkirakan sudah berusia 400 - 300 juta tahun lalu karenanya pepohonan di atasnya tumbuh subur.
Selain danau Danau Tarusan Kamang, banyak gua aktif di bawah bukit karst atau batu gamping, sungai bawah tanah, dan danau bawah tanah. Namun keberadaannya hingga kini belum pernah diteliti. Untuk penyuka wisata penelusuran gua, tempat ini amat menarik karena guanya masih aktif. Selain itu belum ada pemetaan gua dan pemetaan sungai bawah tanah di Danau Tarusan Kamang.
Bila ingin berkunjung ke danau bermuka dua ini, dari Bukittinggi sewa ojek atau rental mobil agar leluasa melihat berbagai objek wisata menarik di Kamang Mudiak. Bisa juga dengan angkutan pedesaan dari terminal Aur Kuning di Bukittinggi dengan kode K 01 atau K 03. src
Suatu waktu danau itu terlihat begitu luas. Namun tiba - tiba airnya menjadi surut, dan dalam sepekan bisa menjadi hamparan padang rumput nan hijau. Karena itu, warga sekitar biasa menyebutnya sebagai Danau Dua Muka. Kondisi ini bisa terjadi karena sungai bawah tanah.
Sebagai danau karst, ketika air tanah naik, maka lorong - lorong di bawah bukit batu gamping akan menyembulkan air dan menutupi padang rumput. Tampaklah danau yang luas. Dan Danau Tarusan Kamang bisa terlihat indah. Sebaliknya, ketika air sungai bawah tanah turun, air tersedot hingga hanya tampak padang rumput.
Tidak ada waktu pasti, kapan danau surut dan berapa lama danau kering. Terakhir, pada tahun lalu, Danau Tarusan Kamang kering selama satu tahun. Air baru muncul lagi lima bulan lalu. Saat ini kawasan itu masih menjadi danau, tempat anak - anak berenang dan warga mencari ikan.
"Kadang danau ini bisa kering dan menjadi padang rumput sampai lima bulan dan hingga dua tahun,” kata Sukri, tukang perahu dan ketua pemuda di Kamang Mudiak.
”Begitu juga saat terisi kadang waktunya lima bulan hingga dua tahun juga,tak pasti waktunya.” Menurut Sukri, saat air danau keluar, biasa terdengar letusan di kaki bukit. Terkadang suara terdengar dari beberapa tempat seperti suara ketel air panas, bunyi gluk - gluk suara air dan tiga hari kemudian air mengalir dari balik lubang - lubang batu kapur di kaki bukit sekitar danau dan mengubah padang rumput itu menjadi danau.
Danau bermuka dua ini diperkirakan sudah ada sejak 70 ribu tahun lalu. Karena itu tak satupun warga yang membangun rumah di batas air yang akan berubah menjadi danau. Danau Tarusan Kamang mulai menjadi objek wisata.
"Banyak danau karst di daerah lain, tetapi hanya Danau Tarusan Kamang ini yang punya hubungan langsung dengan sungai di bawah tanah sehingga muncul fenomena unik,” kata Andang Bachtiar, ahli geologi di Indonesia yang juga mantan ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia.
Dia penah meneliti Danau Tarusan Kamang pada 23 Februari lalu. Pebukitan karst di Danau Tarusan Kamang usianya jauh lebih tua dari pada karst di Jawa. Karst di Kamang diperkirakan sudah berusia 400 - 300 juta tahun lalu karenanya pepohonan di atasnya tumbuh subur.
Selain danau Danau Tarusan Kamang, banyak gua aktif di bawah bukit karst atau batu gamping, sungai bawah tanah, dan danau bawah tanah. Namun keberadaannya hingga kini belum pernah diteliti. Untuk penyuka wisata penelusuran gua, tempat ini amat menarik karena guanya masih aktif. Selain itu belum ada pemetaan gua dan pemetaan sungai bawah tanah di Danau Tarusan Kamang.
Bila ingin berkunjung ke danau bermuka dua ini, dari Bukittinggi sewa ojek atau rental mobil agar leluasa melihat berbagai objek wisata menarik di Kamang Mudiak. Bisa juga dengan angkutan pedesaan dari terminal Aur Kuning di Bukittinggi dengan kode K 01 atau K 03. src