Ruang terbuka hijau di perkotaan semakin menyusut. Semakin banyak lahan terbangun di perkotaan yang berkontribusi terhadap perubahan suhu kota. Jadi tidak heran bila makin lama daerah perkotaan yang sangat ekstensif pembangunan tanpa memperhatikan ruang hijau, makin lama makin panas.
Padahal selain sebagai berfunsi mengkontrol iklim mikro, ruang ini memiliki banyak fungsi penting untuk menyangga lingkungan perkotaan diantaranya sebagai tempat resapan air, produksi udara bersih kota, rekreasi warga dan masih banyak lagi.
Kota Milan Italia adalah salah satu kota dengan polusi tertinggi yang mana kualiats udaranya sering melewati batas aman yang ditentukan oleh Komisi Eropa dan menyebabakan pemerintah Kota memasang sistim ventilasi di tahun 2009 untuk mengurangi kerusakan lukisan Leonardo da Vinci’s The Last Supper yang berada di Gereja Santa Maria delle Grazie.
Tahun 2003, sebuah studi medis yang membandingkan udara di Milan setara dengan satu pak rokok sehari. Terlebih lagi, ruang yang lebih sedikit didedikasikan untuk vegetasi di Kota Milan dibandingkan di lainnya.
Ruangan kota yang semakin sempit dalam peningkatan penghijauan arsitek Stefani Boeri, arsitek, mengubah sebuah tower apartemen “Bosco Verticale” menjadi hutan vertikal yang saat ini sedang dibangun dan hampir mendekati penyelesaian. Direncanakan tahun 2013 ini, hutan vertikal ini akan selesai yang sama.
Dua menara apartemen ini adalah bagian dari proyek rehabilitasi di distrik bersejarah diantara De Island Castillia dan Confalonieri, berdiri dengan tinggi 111 meter dan 78 meter dan akan menjadi rumah tinggal bagi lebih dari 900 pohon yang hampir menutupi 9000 meter persegi ruangan teras.
Akan terdapat 24 lantai dan 17 lantai dengan kombinasi kapasitas 730 pohon, 5000 semak dan 11.000 tanaman ( setara dengan 2,5 acre hutan atau 10117,15 meter persegi hutan ). Tipe pepohonannya dipilih berdasarkan posisi fasadenya dan bekerja hampir 2 tahun dengan ahli botani untuk menentukan pohon yang mana yang paling sesuai dengan bangunan dan iklimnya.
Tanaman yang digunakan di dalam projek ditumbuhkan secara spesifik untuk bangunan, sebelumnya dibudidayakan sehingga pepohonan ini secara perlahan akan beraklimatisasi dengan kondisi yang akan dialami ketika berada di bangunan.
Desainnya terdiri dari dua buah menara yang terinterasi dengan sistim energi sel surya dengan tanaman dan pohon di fasadenya. Keuntungan dengan adanya vegetasi ini, dapat untuk memproduksi oksigen dan mengurangi smog serta menyediakan ekosistem bagi serangga dan burung. Vegetasi ini mengurangi debu dan menangkap CO2.
Pepohonan dan tanaman juga akan membantu mendinginkan apartemen dan mengurangi biaya energi untuk AC, terutama di musim panas pada saat kota Milan mencapai suhu 100 derajat F arau 37,8 derajat C dan akan dan membantu mengurangi urban heat island effect.
Setiap apartemen dalam bangunan akan memiliki sebuah balkon yang ditanamani dengan pepohonan dan perlindungan selama musim panas sekaligus memfilter polusi kota dan selama musim dingin pohon tersebut menembus menuju ruangan dalam. Irigasi tanaman akan didukung dari penyaringan dan penggunaan kembali air kotor yang diproduksi bangunan.
Yang lebih impresif lagi, fakta bahwa konstruksi menara tersebut biayanya 5 persen lebih dengan pencakar langin sejenis dan desain vertikalnya menyediakan ruangan yang setara dengan 582.000 kaki persegi atau 174.600 meter persegi.
Struktur ini menjadi preseden tidak hanya untuk perkembangan baru kota Milan, tetapi juga untuk kota-kota yang telah mengalami tingkat urbanisasi yang sama . Konsep inovatif ini memberikan model untuk reboisasi dalam kota yang sudah terbangun.
Bangunan ini terinpirasi dari menara permukiman sosial di Spanyol yang disebut Torre Huerta, dan “Flower Tower” di Paris yang terdapat fitur 400 tanaman bambu pada pinggirannya.src
Padahal selain sebagai berfunsi mengkontrol iklim mikro, ruang ini memiliki banyak fungsi penting untuk menyangga lingkungan perkotaan diantaranya sebagai tempat resapan air, produksi udara bersih kota, rekreasi warga dan masih banyak lagi.
Kota Milan Italia adalah salah satu kota dengan polusi tertinggi yang mana kualiats udaranya sering melewati batas aman yang ditentukan oleh Komisi Eropa dan menyebabakan pemerintah Kota memasang sistim ventilasi di tahun 2009 untuk mengurangi kerusakan lukisan Leonardo da Vinci’s The Last Supper yang berada di Gereja Santa Maria delle Grazie.
Tahun 2003, sebuah studi medis yang membandingkan udara di Milan setara dengan satu pak rokok sehari. Terlebih lagi, ruang yang lebih sedikit didedikasikan untuk vegetasi di Kota Milan dibandingkan di lainnya.
Ruangan kota yang semakin sempit dalam peningkatan penghijauan arsitek Stefani Boeri, arsitek, mengubah sebuah tower apartemen “Bosco Verticale” menjadi hutan vertikal yang saat ini sedang dibangun dan hampir mendekati penyelesaian. Direncanakan tahun 2013 ini, hutan vertikal ini akan selesai yang sama.
Dua menara apartemen ini adalah bagian dari proyek rehabilitasi di distrik bersejarah diantara De Island Castillia dan Confalonieri, berdiri dengan tinggi 111 meter dan 78 meter dan akan menjadi rumah tinggal bagi lebih dari 900 pohon yang hampir menutupi 9000 meter persegi ruangan teras.
Akan terdapat 24 lantai dan 17 lantai dengan kombinasi kapasitas 730 pohon, 5000 semak dan 11.000 tanaman ( setara dengan 2,5 acre hutan atau 10117,15 meter persegi hutan ). Tipe pepohonannya dipilih berdasarkan posisi fasadenya dan bekerja hampir 2 tahun dengan ahli botani untuk menentukan pohon yang mana yang paling sesuai dengan bangunan dan iklimnya.
Tanaman yang digunakan di dalam projek ditumbuhkan secara spesifik untuk bangunan, sebelumnya dibudidayakan sehingga pepohonan ini secara perlahan akan beraklimatisasi dengan kondisi yang akan dialami ketika berada di bangunan.
Desainnya terdiri dari dua buah menara yang terinterasi dengan sistim energi sel surya dengan tanaman dan pohon di fasadenya. Keuntungan dengan adanya vegetasi ini, dapat untuk memproduksi oksigen dan mengurangi smog serta menyediakan ekosistem bagi serangga dan burung. Vegetasi ini mengurangi debu dan menangkap CO2.
Pepohonan dan tanaman juga akan membantu mendinginkan apartemen dan mengurangi biaya energi untuk AC, terutama di musim panas pada saat kota Milan mencapai suhu 100 derajat F arau 37,8 derajat C dan akan dan membantu mengurangi urban heat island effect.
Setiap apartemen dalam bangunan akan memiliki sebuah balkon yang ditanamani dengan pepohonan dan perlindungan selama musim panas sekaligus memfilter polusi kota dan selama musim dingin pohon tersebut menembus menuju ruangan dalam. Irigasi tanaman akan didukung dari penyaringan dan penggunaan kembali air kotor yang diproduksi bangunan.
Yang lebih impresif lagi, fakta bahwa konstruksi menara tersebut biayanya 5 persen lebih dengan pencakar langin sejenis dan desain vertikalnya menyediakan ruangan yang setara dengan 582.000 kaki persegi atau 174.600 meter persegi.
Struktur ini menjadi preseden tidak hanya untuk perkembangan baru kota Milan, tetapi juga untuk kota-kota yang telah mengalami tingkat urbanisasi yang sama . Konsep inovatif ini memberikan model untuk reboisasi dalam kota yang sudah terbangun.
Bangunan ini terinpirasi dari menara permukiman sosial di Spanyol yang disebut Torre Huerta, dan “Flower Tower” di Paris yang terdapat fitur 400 tanaman bambu pada pinggirannya.src