Darimana Asal Bunga Edelweis? Pertanyaan yang menggelitik. Apakah bunga Edelweis ada yang menanamnya atau dia tumbuh begitu saja dengan sendirinya? Family Asteraceae memiliki karangan bunga, dan menghasilkan banyak sekali bunga generatif. Oleh angin, serbuk - serbuk bunga yang berisi bunga - bunga generatif di terbangkan dan disaat mendapat media yang tepat akan tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan Edelweis tergolong cepat, walau hanya memiliki tinggi 1 meter, akan menghasilkan bunga - bunga generatif yang melimpah. Di daerah yang sama sekali tidak terusik, seperti pegunungan, Edelweis mampu tumbuh hingga 8 m dan dengan batang yang kokoh.
Dari kajian ekologis, Edelweis memiliki peran sebagai pioner dalam revegetasi dan suksesi. Menjadi tanaman pertama yang tumbuh dan menghasilkan unsur - unsur hara sebagai media tumbuh tanaman lain. Selain tanaman perintis, Edelweis menjadi “cover corp” atau tanaman penutup yang mempu menahan hempasan air hujan dan laju permukaan, sehingga meminimalkan resiko erosi.
Disisi lain, banyak serangga yang hidup didalam bunga untuk sekedar menghisap nektar atau berlindung didalam rimbunya dedaunan.
Di lokasi yang bukan habitat aslinya, Edelweis akan mengalami gangguan pertumbuhan. Di lokasi tersebut, Edelwesi terlihat dengan daun dan bunga yang tak serimbun di pegunungan, dan terkesan kurus. Namun adanya pembatas faktor lingkungan tak menghalangi Edelweis untuk tetap hidup, yakni dengan beradaptasi walau dengan pertumbuhan yang tidak normal.
Sungguh perjuangan yang tidak mudah bagi Edelweis agar tetap hidup dilingkungan barunya. Yang menjadi ancaman, bukanlah kondisi lingkungan, tetapi yang ditakutkan adalah ulah tangan jahil yang tidak bertanggung jawab.
Menjadi pertanyaan sekarang, bisakah kita menjaga dan mengapresiasi tanaman eksotis tersebut. Jangan gara - gara dengan embel - embel bunga keabadian lantas memetik dan mempersembahkan kepada kekasih, percuma tak ada yang abadi kecuali bunga plastik yang perlu ratusan tahun agar terurai.
Naif juga jika memetik Edelweis sebagai wujud ketulusan cinta, sebab Edelweis sudah lebih tulus dari cinta siapapun, sebab dia rela menjadi yang pertama untuk sebuah kehidupan.
Jangan tanyakan tentang perjuangan untuk Edelweis, karena bunga ini harus benar - benar survive agar mampu menjadi yang pertama dalam suksesi dan revegetasi. Bijak sekali juga kita bisa belajar dari Edelweis ini bagaimana tentang keabadian, ketulusan dan pengorbanan, baik kepada orang terkasih, sesama dan alam ini, seperti yang ditunjukan Edelweis dalam habitatnya. src
Pertumbuhan Edelweis tergolong cepat, walau hanya memiliki tinggi 1 meter, akan menghasilkan bunga - bunga generatif yang melimpah. Di daerah yang sama sekali tidak terusik, seperti pegunungan, Edelweis mampu tumbuh hingga 8 m dan dengan batang yang kokoh.
Dari kajian ekologis, Edelweis memiliki peran sebagai pioner dalam revegetasi dan suksesi. Menjadi tanaman pertama yang tumbuh dan menghasilkan unsur - unsur hara sebagai media tumbuh tanaman lain. Selain tanaman perintis, Edelweis menjadi “cover corp” atau tanaman penutup yang mempu menahan hempasan air hujan dan laju permukaan, sehingga meminimalkan resiko erosi.
Disisi lain, banyak serangga yang hidup didalam bunga untuk sekedar menghisap nektar atau berlindung didalam rimbunya dedaunan.
Di lokasi yang bukan habitat aslinya, Edelweis akan mengalami gangguan pertumbuhan. Di lokasi tersebut, Edelwesi terlihat dengan daun dan bunga yang tak serimbun di pegunungan, dan terkesan kurus. Namun adanya pembatas faktor lingkungan tak menghalangi Edelweis untuk tetap hidup, yakni dengan beradaptasi walau dengan pertumbuhan yang tidak normal.
Sungguh perjuangan yang tidak mudah bagi Edelweis agar tetap hidup dilingkungan barunya. Yang menjadi ancaman, bukanlah kondisi lingkungan, tetapi yang ditakutkan adalah ulah tangan jahil yang tidak bertanggung jawab.
Menjadi pertanyaan sekarang, bisakah kita menjaga dan mengapresiasi tanaman eksotis tersebut. Jangan gara - gara dengan embel - embel bunga keabadian lantas memetik dan mempersembahkan kepada kekasih, percuma tak ada yang abadi kecuali bunga plastik yang perlu ratusan tahun agar terurai.
Naif juga jika memetik Edelweis sebagai wujud ketulusan cinta, sebab Edelweis sudah lebih tulus dari cinta siapapun, sebab dia rela menjadi yang pertama untuk sebuah kehidupan.
Jangan tanyakan tentang perjuangan untuk Edelweis, karena bunga ini harus benar - benar survive agar mampu menjadi yang pertama dalam suksesi dan revegetasi. Bijak sekali juga kita bisa belajar dari Edelweis ini bagaimana tentang keabadian, ketulusan dan pengorbanan, baik kepada orang terkasih, sesama dan alam ini, seperti yang ditunjukan Edelweis dalam habitatnya. src