Tips Memotret Saat Malam Di Gunung adalah sebuah hiburan tersendiri setelah pada siang hari kita merasa telah terkuras habis seluruh tenaga dalam menapaki jalan terjal. Penat yang telah menyelimuti akan seolah terbayar saat malam menjelang, karena malam adalah waktu yang tepat untuk sejenak mengistirahatkan tubuh.
Mungkin sebagian dari Anda memilih mengisi malam dengan memuaskan hobi masak memasak, beberapa rekan lainnya bersantai dengan mengobrol di depan Api Unggun. Tetapi ada juga yang lebih banyak menggunakan waktu malam untuk melakukan ritual hunting foto! Apakah bisa? Apakah tidak takut kamera rusak karena suhu dingin?
Berikut beberapa tips memotret saat malam di gunung bagi yang ingin memotret pada waktu malam:
PERALATAN
Karena memotret malam termasuk salah satu kategori memotret yang khusus jadi mungkin membutuhkan juga beberapa peralatan pendukung untuk menghasilkan foto yang bagus.
Kamera yang mempunyai fasilitas mode manual diperlukan untuk bisa menangkap hasil foto dengan kualitas cahaya rendah. Kalau yang tidak ada fasilitas mode manualnya terpaksa harus lebih kreatif dengan pencahayaan yang ada atau mengandalkan lampu flash tapi dengan hasil yang standar saja. Kamera poket yang mempunyai fasilitas mode manual maupun DSLR ( digital slr ) kelas entry level sudah cukup untuk dipergunakan memotret malam hari.
Tripod juga merupakan salah satu pendukung untuk memotret malam. Karena pencahayaan yang rendah sehingga terkadang kita harus menggunakan kecepatan yang sangat rendah. Kalau terasa membawa tripod bisa mengandalkan tripod alam, seperti batu, dahan pohon, dll. Tapi memang kelemahannya kita akan jadi lebih terbatas dalam melakukan pemotretan.
Kabel release juga bisa kita bawa apabila kita memang berniat untuk mengabadikan lintasan bintang ( star trail ). Karena bisa membantu untuk mengunci kecepatan shutter kamera sesuai dengan yang kita inginkan.
Lampu flash bawaan kamera sebenarnya cukup untuk pemotretan malam, tapi apabila ingin lebih hasil yang lebih kreatif kita bisa memasukan lampu flash external. Lampu flash external biasanya digunakan ketika melakukan pemotretan malam dengan memasukkan obyek penting ke dalam komposisi kita.
Baterai juga menjadi salah satu pendukung yang perlu. Apalagi di suhu yang dingin baterai akan cepat drop. Batere cadangan yang tidak digunakan sebaiknya dibungkus kain hangat.
Perbedaan suhu yang hangat di dalam tenda dan berubah dratis di luar terkadang menyebabkan permukaan lensa menjadi berkabut. Salah satu solusi yang bisa digunakan adalah dengan tidak melalukan perpindahan suhu secara mendadak.
Masukan kamera ke dalam tas plastik, ikat ( atau tali ) serapat mungkin. Biarkan dulu sampai sejenakan supaya suhu di dalam plastik bisa beradaptasi. Setelah itu baru dipindahkan ke tempat yang berbeda suhunya. Jangan langsung dilepas ikatannya, biarkan suhu di dalam plastik menyesuaikan suhu di di luar.
MENGATUR SETINGAN KAMERA
Fokus. Karena malam gelap sehingga auto focus pada lensa biasanya akan lama mencari focus yang tepat dan seringkali meleset. Rubah ke mode manual focus dan atur di focus yang diinginkan. Apabila tidak ada obyek yang dekat, bisa menggunakan manual focus ke unlimited focus. Cara paling mudah, atur lensa ke arah unlimited ( tanda ~ ) dan geser sedikit ke arah berlawanan
Diafgrama. Kondisi cahaya yang minim membutuhkan bukaan diafragma yang cukup lebar untuk bisa menghasilkan hasil dengan waktu yang tidak terlalu lama. Karena semakin lebar bukaan diafragma semakain cepat waktu yang digunakan untuk menangkap cahaya yang masuk ke sensor kamera. Lensa dengan bukaan lebar ( f > 2.8 ) akan sangat bermanfaat. Tapi kalau adanya lensa kits dengan bukaan f/3.5 sudah cukup untuk dipakai memotret di gunung malam hari.
Kecepatan. Waktu yang digunakan dalam memotret malam biasanya akan lebih panjang daripada kalau untuk kondisi siang yang terang. Seringkali kita dipaksa harus menggunakan kecepatan lebih dari 1 detik – 30 detik. Kalau untuk menangkap lintasan bintang ( star trail ) bahkan terkadang bisa 2 – 10 menit ( tergantung kebutuhan )
ISO. Setingan ISO kamera untuk kondisi pemotretan malam bervariasi mulai dari 100 – 1600 ( kalau kamera sekarang bisa sampai 3200 – 6400 ). Tidak ada aturan bakunya, tergantung seperti apa hasil foto yang kita inginkan. Makin kecil ISO, waktu yang dibutuhkan lebih lama, atau bukaan difragma harus lebih besar, tapi hasil foto tidak terlalu banyak noise. Sedangkan dengan menggunakan ISO tinggi, kita bisa mempersingkat waktu atau mengurangi bukaan diafragma, dengan kekurangan hasil foto akan timbul noise.
OBYEK FOTO
Beberapa obyek foto malam yang bisa kita abadikan ketika melakukan perjalanan naik gunung antara lain :
Tempat berkemah : perkemahan dengan tenda yang diterangi lampu bisa menjadi salah satu obyek foto malam yang menarik.Apalagi dengan latar belakang langit yang dipenuhi bintang atau cahaya lampu kota. Karena biasanya cahaya lampu tenda lumayan terang, sehingga tidak mutlak menggunakan setingan manual maupun tripod.
Gemerlap lampu kota dari kejauhan. Apabila tempat bermalam kita mempunyai pemandangan yang terbuka biasanya kita bisa menikmati cahaya kota terdekat. Tripod dan setingan manual tidak mutlak tapi lebih membantu bila ada.
Malam bertabur bintang. Kalau melakukan perjalanan di waktu musim kemarau, kemungkinan kita mendapatkan langit malam yang cerah akan lebih banyak. Sedikitnya polusi cahaya sehingga kita bisa menikmati malam yang dipenuhi ribuan bintang. Kamera poket dengan setingan manual maupun dslr yang menggunakan tripod harusnya mampu untuk menangkap cahaya bintang.
Foto perjalanan. Apabila kita melakukan perjalanan di waktu malam, kita bisa juga mengambil foto perjalanan tersebut. Tapi karena memang tidak bisa konsen ke memotret jadi lebih ke dokumentasi biasa. Untuk ini kamera poket dengan menggunakan lampu flash pun cukup.
Foto narsis. foto diri dengan latar belakang malam di gunung, siapa yang tidak mau kan ? bisa dipakai buat update profile di social media. Kalau mau foto narsis yang lebih bagus bisa menggunakan kamera dengan setingan manual ditambah dengan lampu flash.
Yang penting adalah bagaimana kita memanfaatkan waktu yang ada sesuai dengan manajemen perjalanan yang sudah kita rencanakan. Jangan sampai kegiatan hunting foto malam yang bukan merupakan aktivitas utama menjadi pengahalang untuk kegiatan hari berikutnya. Kecuali memang kalau Anda bertujuan untuk hunting foto dan naik gunung hanya sekedar sarana untuk mendapatkan foto foto indah di gunung belaka. src
Mungkin sebagian dari Anda memilih mengisi malam dengan memuaskan hobi masak memasak, beberapa rekan lainnya bersantai dengan mengobrol di depan Api Unggun. Tetapi ada juga yang lebih banyak menggunakan waktu malam untuk melakukan ritual hunting foto! Apakah bisa? Apakah tidak takut kamera rusak karena suhu dingin?
Berikut beberapa tips memotret saat malam di gunung bagi yang ingin memotret pada waktu malam:
PERALATAN
Karena memotret malam termasuk salah satu kategori memotret yang khusus jadi mungkin membutuhkan juga beberapa peralatan pendukung untuk menghasilkan foto yang bagus.
Kamera yang mempunyai fasilitas mode manual diperlukan untuk bisa menangkap hasil foto dengan kualitas cahaya rendah. Kalau yang tidak ada fasilitas mode manualnya terpaksa harus lebih kreatif dengan pencahayaan yang ada atau mengandalkan lampu flash tapi dengan hasil yang standar saja. Kamera poket yang mempunyai fasilitas mode manual maupun DSLR ( digital slr ) kelas entry level sudah cukup untuk dipergunakan memotret malam hari.
Tripod juga merupakan salah satu pendukung untuk memotret malam. Karena pencahayaan yang rendah sehingga terkadang kita harus menggunakan kecepatan yang sangat rendah. Kalau terasa membawa tripod bisa mengandalkan tripod alam, seperti batu, dahan pohon, dll. Tapi memang kelemahannya kita akan jadi lebih terbatas dalam melakukan pemotretan.
Kabel release juga bisa kita bawa apabila kita memang berniat untuk mengabadikan lintasan bintang ( star trail ). Karena bisa membantu untuk mengunci kecepatan shutter kamera sesuai dengan yang kita inginkan.
Lampu flash bawaan kamera sebenarnya cukup untuk pemotretan malam, tapi apabila ingin lebih hasil yang lebih kreatif kita bisa memasukan lampu flash external. Lampu flash external biasanya digunakan ketika melakukan pemotretan malam dengan memasukkan obyek penting ke dalam komposisi kita.
Baterai juga menjadi salah satu pendukung yang perlu. Apalagi di suhu yang dingin baterai akan cepat drop. Batere cadangan yang tidak digunakan sebaiknya dibungkus kain hangat.
Perbedaan suhu yang hangat di dalam tenda dan berubah dratis di luar terkadang menyebabkan permukaan lensa menjadi berkabut. Salah satu solusi yang bisa digunakan adalah dengan tidak melalukan perpindahan suhu secara mendadak.
Masukan kamera ke dalam tas plastik, ikat ( atau tali ) serapat mungkin. Biarkan dulu sampai sejenakan supaya suhu di dalam plastik bisa beradaptasi. Setelah itu baru dipindahkan ke tempat yang berbeda suhunya. Jangan langsung dilepas ikatannya, biarkan suhu di dalam plastik menyesuaikan suhu di di luar.
MENGATUR SETINGAN KAMERA
Fokus. Karena malam gelap sehingga auto focus pada lensa biasanya akan lama mencari focus yang tepat dan seringkali meleset. Rubah ke mode manual focus dan atur di focus yang diinginkan. Apabila tidak ada obyek yang dekat, bisa menggunakan manual focus ke unlimited focus. Cara paling mudah, atur lensa ke arah unlimited ( tanda ~ ) dan geser sedikit ke arah berlawanan
Diafgrama. Kondisi cahaya yang minim membutuhkan bukaan diafragma yang cukup lebar untuk bisa menghasilkan hasil dengan waktu yang tidak terlalu lama. Karena semakin lebar bukaan diafragma semakain cepat waktu yang digunakan untuk menangkap cahaya yang masuk ke sensor kamera. Lensa dengan bukaan lebar ( f > 2.8 ) akan sangat bermanfaat. Tapi kalau adanya lensa kits dengan bukaan f/3.5 sudah cukup untuk dipakai memotret di gunung malam hari.
Kecepatan. Waktu yang digunakan dalam memotret malam biasanya akan lebih panjang daripada kalau untuk kondisi siang yang terang. Seringkali kita dipaksa harus menggunakan kecepatan lebih dari 1 detik – 30 detik. Kalau untuk menangkap lintasan bintang ( star trail ) bahkan terkadang bisa 2 – 10 menit ( tergantung kebutuhan )
ISO. Setingan ISO kamera untuk kondisi pemotretan malam bervariasi mulai dari 100 – 1600 ( kalau kamera sekarang bisa sampai 3200 – 6400 ). Tidak ada aturan bakunya, tergantung seperti apa hasil foto yang kita inginkan. Makin kecil ISO, waktu yang dibutuhkan lebih lama, atau bukaan difragma harus lebih besar, tapi hasil foto tidak terlalu banyak noise. Sedangkan dengan menggunakan ISO tinggi, kita bisa mempersingkat waktu atau mengurangi bukaan diafragma, dengan kekurangan hasil foto akan timbul noise.
OBYEK FOTO
Beberapa obyek foto malam yang bisa kita abadikan ketika melakukan perjalanan naik gunung antara lain :
Tempat berkemah : perkemahan dengan tenda yang diterangi lampu bisa menjadi salah satu obyek foto malam yang menarik.Apalagi dengan latar belakang langit yang dipenuhi bintang atau cahaya lampu kota. Karena biasanya cahaya lampu tenda lumayan terang, sehingga tidak mutlak menggunakan setingan manual maupun tripod.
Gemerlap lampu kota dari kejauhan. Apabila tempat bermalam kita mempunyai pemandangan yang terbuka biasanya kita bisa menikmati cahaya kota terdekat. Tripod dan setingan manual tidak mutlak tapi lebih membantu bila ada.
Malam bertabur bintang. Kalau melakukan perjalanan di waktu musim kemarau, kemungkinan kita mendapatkan langit malam yang cerah akan lebih banyak. Sedikitnya polusi cahaya sehingga kita bisa menikmati malam yang dipenuhi ribuan bintang. Kamera poket dengan setingan manual maupun dslr yang menggunakan tripod harusnya mampu untuk menangkap cahaya bintang.
Foto perjalanan. Apabila kita melakukan perjalanan di waktu malam, kita bisa juga mengambil foto perjalanan tersebut. Tapi karena memang tidak bisa konsen ke memotret jadi lebih ke dokumentasi biasa. Untuk ini kamera poket dengan menggunakan lampu flash pun cukup.
Foto narsis. foto diri dengan latar belakang malam di gunung, siapa yang tidak mau kan ? bisa dipakai buat update profile di social media. Kalau mau foto narsis yang lebih bagus bisa menggunakan kamera dengan setingan manual ditambah dengan lampu flash.
Yang penting adalah bagaimana kita memanfaatkan waktu yang ada sesuai dengan manajemen perjalanan yang sudah kita rencanakan. Jangan sampai kegiatan hunting foto malam yang bukan merupakan aktivitas utama menjadi pengahalang untuk kegiatan hari berikutnya. Kecuali memang kalau Anda bertujuan untuk hunting foto dan naik gunung hanya sekedar sarana untuk mendapatkan foto foto indah di gunung belaka. src