Quantcast
Channel: BELANTARA INDONESIA
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1171

Mati Sendirian Di Puncak Dunia 3

$
0
0
Ketika Sharp tiba di Everest Base Camp, pemandangan disana mungkin tidak seperti digambarkan para pioneer Everest sebelumnya. Mendaki Everestdari dua sisi utara dan selatan kini mencapai ratusan pendaki pertahun. Berderet tenda dari beberapa ekspedisi terlihat di antara bebatuan kelabu.

www.belantaraindonesia.org

Sebuah grup besar terdiri dari para pendaki, para guide, para sherpa dari Himalaya Experience atau Himex –sebuah perusahaan yang dikelola oleh Russel Brice dari New Zealand. Brice inilah yang akan memainkan peran penting dalam peristiwa yang terjadi seputar kematian David Sharp yang membangkitkan perhatian kalangan pendaki di dunia.

Kalangan minoritas dunia mountaineering menyebut Brice sebagai pengguna kekuasaan dengan tak sehat yang terkadang ditunjukkannya di base camp. Salah satu pendapat datang dari Steve Bell pemimpin perusahaan adventure tandingan Jagged Globe yang menyatakan Brice sebagai "seorang yang professional yang membuat ia dihormati di kalangan para guide."

Brice menyandang catatan yang mengesankan : 166 klien berhasil dibawanya mendaki Everest dan ia pula yang membawa turun mayat seorang snowboarder asal Italia dari sisi utara. Ia juga dikenal sebagai pemberi perintah utama di kalangan pendaki di Base Camp dengan menyuruh tim sherpa-nya memasang fixed-rope ( tali tetap ) di sepanjang rute.

Brice meminta bayaran $100 per pendaki dari tim ekspedisi lain jika menggunakan tali yang dipasangnya itu. Sebagian besar membayar namun sebagian kecil yang mangkir disebutnya sebagai "pendaki murahan". Disaat para pendaki menanti cuaca membaik, Sharp mengunjungi McGuiness di tendanya. "Ia terlihat relaks,"McGuiness mengingat.

Sharp mendiskusikan pilihannya untuk mendaki tanpa oksigen. Walaupun sebelumnya ia kukuh berkeberatan memakai oksigen, namun ternyata ia telah membeli dua tabung silinder. Hanya saja masih belum pasti apakah menggunakannya atau tidak.

Sharp juga menegaskan bahwa dengan kesibukan karirnya sebagai guru maka saat ini adalah upaya yang terakhir. Jendela cuaca yang diharapkan Sharp dan para pendaki lainnya terjadi di pertengahan bulan Mei. Semua mata menatap pada tim Brice.

Salah satu guide-nya Mark Woodward dari New Zealand yang telah menaklukan Everestdua kali mengatakan, "Ramalan cuaca kelihatannya mapan". Ia menambahkan, "Kami memutuskan mendaki lebih awal untuk mencoba ke puncak." Dua tim dari Himex terdiri dari 30 orang klien, guide dan sherpa mulai bergerak, sedang Brice sendiri menunggu di North Col di ketinggian 8,000m di tempat dimana ia bisa memonitor kemajuan tim.

Pada tanggal 13 Mei para pendaki mulai menapaki camp tertinggi di 8,400m. Sharp ikut bergabung dengan mereka, memasang tendanya yang mungil diantara bebatuan dan teras salju dibawah Northeast Ridge. Diatasnya adalah jalan mendaki sepanjang 1 mile ( 1.6km ) menuju 8,850m puncak.

Yang paling mengesankan adalah pandangan dari Second Step yakni jajaran batuan yang harus didaki dengan bantuan tangga yang dipasang pertama kali oleh pendaki dari China di tahun1960an. Pemandangan disana bisa jadi cukup menakutkan ketika para pendaki harus mengabaikan jurang yang dalam hingga Rongbuk glasier sejauh dua mile ( 3.2km ) kebawah.

Dalam perhitungan normal, Sharp memperkirakan delapan jam untuk mencapai puncak dan empat jam kembali. Ia akhirnya memutuskan untuk membawa dua tabung oksigennya yang akan habis dalam 8 dan 12 jam.

** Sharp meninggalkan camp sekitar pukul 11.30 malam hari di 13 Mei. Ini menjadi sebuah paradox dari kisahnya karena tidak ada satupun dari 30 orang di camp yang menyaksikan atau mengenali ketika ia mulai mendaki.

Satu - satunya saksi yang melihat adalah Bill Crouse, seorang guide dari US yang bekerja untuk Himex. Sebenarnya Rouse tidak mengenal Sharp namun mengidentifikasinya setelah memberikan gambaran rinci. Crouse pertama kali melihat Sharp di Exit Cracks, titik dimana para pendaki mencapai cekungan Northeast Ridge sekitar pukul 2 pagi.

Ia bertemu kembali dengan Sharp untuk yang kedua kalinya pada 11.30pagi di bawah bentukan yang dikenal dengan Third Step. "Aku memintanya agak menepi karena ia menutupi rute ketika kami bergerak turun." Waktu yang ditunjukkan itu terbukti cukup penting.

Ketika Crouse dan beberapa Himex klien turun setelah mencapai puncak, Sharp masih saja berusaha mendaki. Kemudian Crouse melihat Sharp bergerak dengan pelahan hingga tebing terakhir, yang sepertinya bisa diduga ia mencapai puncak sekitar pukul 2.30 siang pada tanggal 14 Mei. ( Peter Gilman )

 Diambil dari Majalah The Sunday Times, UK terbit 24 Sept 2006 Diterjemahkan dengan bebas oleh Ambar Briastuti untuk Belantara Indonesia.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1171

Trending Articles