Pernahkah saat hujan lebat tiba - tiba mengguyur, saat kita berada di tengah alam bebas dan kita lupa membawa jas hujan atau ponco? Kemudian kita basah kuyup dan menggigil kedinginan. Tetapi saat di kemudian hari kita persiapkan jas hujan, panas terus bergelimang membakar hari. Marahkah kita?
Atau pada sebuah perjalanan menggapai ketinggian, kita terburu - buru seolah mengejar waktu, tetapi di tengah jalan ada batu terjal menghambat kita. Sebalkah?
Mengapa keadaan seringkali tidak bersahabat? Mereka seakan meledek, mengecoh, bahkan tertawa terbahak - bahak. Inikah yang disebut dengan “ketidakmujuran”?
Sadari saja, itu adalah salah satu cara cara alam menghibur kita. Itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri kita sendiri, dan bergurau secara nyata.
Kejengkelan itu muncul dari karena kita tak mencoba bersahabat dengan alam dan keadaan. Kita terlalu mementingkan diri sendiri.
Kita lupa bahwa jika toh keinginan kita tidak tercapai, tak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum, meski secara kecut, tak apalah....
Atau pada sebuah perjalanan menggapai ketinggian, kita terburu - buru seolah mengejar waktu, tetapi di tengah jalan ada batu terjal menghambat kita. Sebalkah?
Mengapa keadaan seringkali tidak bersahabat? Mereka seakan meledek, mengecoh, bahkan tertawa terbahak - bahak. Inikah yang disebut dengan “ketidakmujuran”?
Sadari saja, itu adalah salah satu cara cara alam menghibur kita. Itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri kita sendiri, dan bergurau secara nyata.
Kejengkelan itu muncul dari karena kita tak mencoba bersahabat dengan alam dan keadaan. Kita terlalu mementingkan diri sendiri.
Kita lupa bahwa jika toh keinginan kita tidak tercapai, tak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum, meski secara kecut, tak apalah....