Gunung Ijen di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur memiliki kawah cantik dengan fenomena api biru yang terkenal, sunrise dan sunset yang menawan serta jalur pendakian yang tidak mudah. Bagi Anda yang ingin mendaki kesana, berikut tips mendaki Gunung Ijen yang bisa Anda ketahui agar pendakian Anda aman dan nyaman.
Siapkan Fisik Dan Stamina Prima
Gunung Ijen punya total ketinggian 2.443 Mdpl. Pos pendakian pertama adalah Paltuding di ketinggian 1.835 Mdpl, yang mana jarak yang ditempuh dari Pos Paltuding ke Puncak Gunung Ijen sekitar 3 kilometer lebih.
Medan pendakiannya adalah satu km pertama datar, satu km kedua menanjak dan satu km selanjutnya lebih berat. Di satu km kedua merupakan yang paling berat, karena medan yang dilalui jalannya berpasir dan tanjakan yang dilalui punya kemiringan sekitar 60 derajat.
Bagi yang melakukan pendakian pada dinihari atau sekitar pukul 02.30 WIB untuk melihat fenomena api biru, stamina Anda lebih terkuras lagi. Sebabnya, udara saat itu sangat dingin dan badan pasti menggigil.
Ada baiknya Anda istirahat atau tidur yang cukup sebelum melakukan pendakian ke Gunung Ijen. Selain itu, berolahraga seperti jogging beberapa hari sebelum mendaki Gunung Ijen juga baik untuk meningkatkan stamina. Fisik dan stamina Anda diwajibkan harus siap sebelum mendaki Gunung Ijen.
Siapkan Jaket Dan Senter
Salah satu alasan wisatawan mendaki Gunung Ijen adalah ingin melihat fenomena api biru di dasar kawahnya. Biasanya, mereka akan mulai mendaki pukul 02.30 WIB dan berjalan minimal satu setengah jam dari Pos Paltuding menuju dasar kawah. bagi Anda yang mau seperti itu, ingat untuk menyiapkan jaket dan senter.
Jaket berguna untuk menghangatkan badan, meski Anda mungkin merasa kegerahan saat perjalanan menanjak. Saat perjalan, Anda bisa melepas jaket tapi kenakanlah kembali saat berada di bagian Puncak Gunung Ijen. Tak hanya cuaca dingin, tapi angin kencang juga menusuk tulang pada pagi hari.
Senter jadi perlengkapan lainnya untuk penerangan. Senter berguna untuk perjalanan selama pendakian atau ketika perjalanan menuruni kawah untuk melihat api biru dari dekat. Tidak ada lampu penerangan di sepanjang jalur pendakian Gunung Ijen. Senter pun juga menjadi faktor keselamatan.
Bawalah Perbekalan Makan Dan Minum
Perbekalan makan dan minum jangan sampai tertinggal dari tas Anda saat mendaki Gunung Ijen. Meski cuaca dingin, tubuh tetap trus membutuhkan cairan yang hilang karena mendaki. Kerongkongan mungkin tidak terasa haus, tapi Anda harus tetap minum agar tetap fit dan tidak dehidrasi. Bekal makanan juga penting untuk mengganjal perut Anda saat menanti sunrise di Puncak Gunung Ijen.
Sebenarnya, Anda bisa menemukan warung makan saat berada di Pos Bundar yang ada di ketinggian 2.214 Mdpl. Ini adalah pos terakhir yang hanya berjarak sekitar 400 meter dari Puncak Gunung Ijen. Ingat, warung makan di Pos Bundar hanya buka sampai malam hari saja. Saat dinihari, warung makan di sana tutup dan baru buka sekitar pukul 06.00 WIB.
Jangan lupa untuk menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah bekas makanan dan minuman sembarangan ya!
Kalau Capek, Istirahat Dulu
Wisatawan yang mendaki Gunung Ijen pasti terkuras staminanya. Tapi terkadang, wisatawan tak berasa lelah karena ingin buru - buru tiba ke puncak Gunung Ijen.
Hal ini bisa jadi bumerang bagi diri Anda sendiri. Bisa saja badan Anda tiba - tiba drop karena ingin buru - buru naik ke atas puncak. Atau, bisa saja kaki Anda keseleo atau cidera karena terlalu lelah mendaki.
Oleh sebab itu, ada baiknya Anda beristirahat jika badan sudah terasa lelah. Jangan sungkan dan jangan malu, Anda bisa duduk di pinggiran jalan untuk meluruskan kaki atau memakan perbekalan. Isi energi dulu, lalu bersiaplah mendaki lagi!
Perhatikan Larangan Dan Arahan Dari Petugas Setempat
Dari Pos Paltuding, petugas setempat akan memberikan arahan kepada para pendaki. Salah satunya, pendaki yang punya penyakit asma, jantung dan darah tinggi dilarang untuk mendaki untuk alasan keamanan.
Selain itu, biasanya di Pos Paltuding sudah ada larangan mendaki jika aktivitas magma di Gunung Ijen sedang bahaya - bahayanya. Ya, Gunung Ijen adalah gunung berapi aktif dan bisa meledak sewaktu - waktu. Pendakian akan dilarang dalam batas waktu yang ditentukan.
Satu lagi, pendakian akan ditutup saat hujan deras. Sebabnya, trek yang dilewati adalah jalanan berpasir dan bakal licin saat terkena air hujan. Sebaiknya Anda memperhatikan arahan dan larangan dari petugas di Gunung Ijen sebelum mendakinya. src
Siapkan Fisik Dan Stamina Prima
Gunung Ijen punya total ketinggian 2.443 Mdpl. Pos pendakian pertama adalah Paltuding di ketinggian 1.835 Mdpl, yang mana jarak yang ditempuh dari Pos Paltuding ke Puncak Gunung Ijen sekitar 3 kilometer lebih.
Medan pendakiannya adalah satu km pertama datar, satu km kedua menanjak dan satu km selanjutnya lebih berat. Di satu km kedua merupakan yang paling berat, karena medan yang dilalui jalannya berpasir dan tanjakan yang dilalui punya kemiringan sekitar 60 derajat.
Bagi yang melakukan pendakian pada dinihari atau sekitar pukul 02.30 WIB untuk melihat fenomena api biru, stamina Anda lebih terkuras lagi. Sebabnya, udara saat itu sangat dingin dan badan pasti menggigil.
Ada baiknya Anda istirahat atau tidur yang cukup sebelum melakukan pendakian ke Gunung Ijen. Selain itu, berolahraga seperti jogging beberapa hari sebelum mendaki Gunung Ijen juga baik untuk meningkatkan stamina. Fisik dan stamina Anda diwajibkan harus siap sebelum mendaki Gunung Ijen.
Siapkan Jaket Dan Senter
Salah satu alasan wisatawan mendaki Gunung Ijen adalah ingin melihat fenomena api biru di dasar kawahnya. Biasanya, mereka akan mulai mendaki pukul 02.30 WIB dan berjalan minimal satu setengah jam dari Pos Paltuding menuju dasar kawah. bagi Anda yang mau seperti itu, ingat untuk menyiapkan jaket dan senter.
Jaket berguna untuk menghangatkan badan, meski Anda mungkin merasa kegerahan saat perjalanan menanjak. Saat perjalan, Anda bisa melepas jaket tapi kenakanlah kembali saat berada di bagian Puncak Gunung Ijen. Tak hanya cuaca dingin, tapi angin kencang juga menusuk tulang pada pagi hari.
Senter jadi perlengkapan lainnya untuk penerangan. Senter berguna untuk perjalanan selama pendakian atau ketika perjalanan menuruni kawah untuk melihat api biru dari dekat. Tidak ada lampu penerangan di sepanjang jalur pendakian Gunung Ijen. Senter pun juga menjadi faktor keselamatan.
Bawalah Perbekalan Makan Dan Minum
Perbekalan makan dan minum jangan sampai tertinggal dari tas Anda saat mendaki Gunung Ijen. Meski cuaca dingin, tubuh tetap trus membutuhkan cairan yang hilang karena mendaki. Kerongkongan mungkin tidak terasa haus, tapi Anda harus tetap minum agar tetap fit dan tidak dehidrasi. Bekal makanan juga penting untuk mengganjal perut Anda saat menanti sunrise di Puncak Gunung Ijen.
Sebenarnya, Anda bisa menemukan warung makan saat berada di Pos Bundar yang ada di ketinggian 2.214 Mdpl. Ini adalah pos terakhir yang hanya berjarak sekitar 400 meter dari Puncak Gunung Ijen. Ingat, warung makan di Pos Bundar hanya buka sampai malam hari saja. Saat dinihari, warung makan di sana tutup dan baru buka sekitar pukul 06.00 WIB.
Jangan lupa untuk menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah bekas makanan dan minuman sembarangan ya!
Kalau Capek, Istirahat Dulu
Wisatawan yang mendaki Gunung Ijen pasti terkuras staminanya. Tapi terkadang, wisatawan tak berasa lelah karena ingin buru - buru tiba ke puncak Gunung Ijen.
Hal ini bisa jadi bumerang bagi diri Anda sendiri. Bisa saja badan Anda tiba - tiba drop karena ingin buru - buru naik ke atas puncak. Atau, bisa saja kaki Anda keseleo atau cidera karena terlalu lelah mendaki.
Oleh sebab itu, ada baiknya Anda beristirahat jika badan sudah terasa lelah. Jangan sungkan dan jangan malu, Anda bisa duduk di pinggiran jalan untuk meluruskan kaki atau memakan perbekalan. Isi energi dulu, lalu bersiaplah mendaki lagi!
Perhatikan Larangan Dan Arahan Dari Petugas Setempat
Dari Pos Paltuding, petugas setempat akan memberikan arahan kepada para pendaki. Salah satunya, pendaki yang punya penyakit asma, jantung dan darah tinggi dilarang untuk mendaki untuk alasan keamanan.
Selain itu, biasanya di Pos Paltuding sudah ada larangan mendaki jika aktivitas magma di Gunung Ijen sedang bahaya - bahayanya. Ya, Gunung Ijen adalah gunung berapi aktif dan bisa meledak sewaktu - waktu. Pendakian akan dilarang dalam batas waktu yang ditentukan.
Satu lagi, pendakian akan ditutup saat hujan deras. Sebabnya, trek yang dilewati adalah jalanan berpasir dan bakal licin saat terkena air hujan. Sebaiknya Anda memperhatikan arahan dan larangan dari petugas di Gunung Ijen sebelum mendakinya. src