Akulah Pendaki Tercepat. Pernah mendengar ungkapan tersebut? Ya, ciri khas para pendaki pemula, apalagi yang masih berusia muda adalah selalu bergerak cepat. Mereka bahkan cenderung selalu tergesa - gesa, menjadikan kegiatan pendakian gunung sebagai lomba lari menuju puncak. Malu menjadi yang belakang karena akan dianggap lemah.
Karena itu biasanya waktu tempuh ke puncak lebih singkat. Baru setelah perjalanan turun, aneka masalah datang. Kehabisan tenaga, cidera otot hingga kecelakaan dan kehilangan arah menjadi ancaman.
Idealnya, ada seorang Sweeper yang berjalan paling belakang. Biasanya orang ini yang paling kuat dan bisa diandalkan. Tugasnya menyapu seluruh anggota tim. Memastikan tak ada yang keteteran atau tertinggal di belakang.
Namun dalam rombongan pendaki pemula, tak ada yang mau menerima tugas ini. Jadi Sweeper dianggap hina. Menjadi paling pertama sampai puncak dan pertama turun ke kaki gunung jadi tujuan utama.
"Akulah pendaki tercepat. Tanpa sadar kutinggalkan sahabatku yang kelelahan mati di gunung."
Karena itu biasanya waktu tempuh ke puncak lebih singkat. Baru setelah perjalanan turun, aneka masalah datang. Kehabisan tenaga, cidera otot hingga kecelakaan dan kehilangan arah menjadi ancaman.
Idealnya, ada seorang Sweeper yang berjalan paling belakang. Biasanya orang ini yang paling kuat dan bisa diandalkan. Tugasnya menyapu seluruh anggota tim. Memastikan tak ada yang keteteran atau tertinggal di belakang.
Namun dalam rombongan pendaki pemula, tak ada yang mau menerima tugas ini. Jadi Sweeper dianggap hina. Menjadi paling pertama sampai puncak dan pertama turun ke kaki gunung jadi tujuan utama.
"Akulah pendaki tercepat. Tanpa sadar kutinggalkan sahabatku yang kelelahan mati di gunung."