Hanya ada aku dan Tuhan di puncak gunung - Ya benar rasanya kalimat tersebut. Saat aku berselimut dingin dan kabut tebal di lintasan menuju puncak gunung, saat bersimbah keringat dingin menghela nafas berat dalam pendakian untuk segera menuju puncak, apa yang kemudian aku capai?
Kala puncak tertinggi tergapai, lelah jiwa dan raga pun seakan terlupakan. Yang ada adalah hamparan pandangan kagum akan alam di antara tingginya gunung. Semua menjadi bayaran lunas atas jerih payah. Sebuah potret pendakian gunung pada umumnya.
Tetapi semua itu adalah pandangan aku sebagai manusia yang manusiawi. Mengagumi keindahan alam adalah keharusan bagi para pendaki gunung sepertiku. Seterusnya adalah menjaga keindahan itu agar tetap bisa di kagumi terus menerus dan turun temurun. Setelahnya, kuteriakkan: Maha Besar Tuhan Dengan Segala Ciptaan - Nya!
Pelan, aku sadar setelah semua terjadi. Di sana di puncak gunung, ternyata memang benar, hanya ada aku dan Tuhan di sana. Tak ada lagi yang lain yang pantas untuk di syukuri dan di kagumi. Dia - lah Tuhan Sang Pemilik Alam dan Sang Penciptanya.
Aku sanggup menggapai tempat tertinggi, di puncak gunung, semua karena ijin - Nya, semua karena Kuasa - Nya. Tak ada lagi yang lain. Bukan pula teman seperjalanan.
Kemudain apa yang kulakukan? Aku bersujud, bersimpuh mengucapkan syukur dan terima kasih pada - Nya. Telah di berikan waktu dan kesempatan menggapai tempat tertingginya di Bumi, puncak - puncak gunung. Tidak ada gunanya sombong dan angkuh karena puncak tergapai.
Benar - benar hanya ada aku dan Tuhan di puncak gunung..!
Anggara Prasetya. Copyright Belantara Indonesia |
Tetapi semua itu adalah pandangan aku sebagai manusia yang manusiawi. Mengagumi keindahan alam adalah keharusan bagi para pendaki gunung sepertiku. Seterusnya adalah menjaga keindahan itu agar tetap bisa di kagumi terus menerus dan turun temurun. Setelahnya, kuteriakkan: Maha Besar Tuhan Dengan Segala Ciptaan - Nya!
Pelan, aku sadar setelah semua terjadi. Di sana di puncak gunung, ternyata memang benar, hanya ada aku dan Tuhan di sana. Tak ada lagi yang lain yang pantas untuk di syukuri dan di kagumi. Dia - lah Tuhan Sang Pemilik Alam dan Sang Penciptanya.
Aku sanggup menggapai tempat tertinggi, di puncak gunung, semua karena ijin - Nya, semua karena Kuasa - Nya. Tak ada lagi yang lain. Bukan pula teman seperjalanan.
Kemudain apa yang kulakukan? Aku bersujud, bersimpuh mengucapkan syukur dan terima kasih pada - Nya. Telah di berikan waktu dan kesempatan menggapai tempat tertingginya di Bumi, puncak - puncak gunung. Tidak ada gunanya sombong dan angkuh karena puncak tergapai.
Benar - benar hanya ada aku dan Tuhan di puncak gunung..!