Gunung favorit Dan Lembah Cintanya Soe Hok Gie, itulah Gunung Pangrango dan Lembah Mandalawangi. Mengapa? Karena disanalah Gie banyak membuat puisi. Apabila kita mendaki Gunung Pangrango dan melewati Lembah Mandalawangi, seolah kita sedang napak tilas perjalanan Soe Hok Gie.
Apabila bicara tentang keindahan, Gunung Gede ( 2.958 Mdpl ) lebih menarik daripada Gunung Pangrango ( 3.019 Mdpl ). Dari Gunung Gede ada banyak spot yang dilihat. Pemandangan Kota Bogor di ketinggian, kawah bekas letusan serta dataran seluas 50 hektar yang dipenuhi bunga abadi Edelweiss di alun - alun Surya Kencana.
Namun, pesona Soe Hok Gie membuat Pangrango menjadi gunung yang paling rajin didaki. Puisi - puisi Gie tentang Mandalawangi menciptakan romantisme buat para perempuan dan semacam panutan bagi pendaki pria yang mereka ingin menjadi seperti Gie.
Gunung Pangrango menjadi legenda hidup, tempat favoritnya 'sang demonstran', seseorang yang memilih untuk tersingkirkan daripada takluk pada kemunafikan. Mendaki Pangrango menjadi semacam napak tilas bagi penggemar Gie untuk melakoni apa yang dilakukan idolanya dulu.
Seberapa besar magnet Gie yang sangat memuja Mandalawangi dan Pangrango?. Sehingga timbul sebuah tanya, seberapa luar biasa Mandalawangi dan Pangrango?
Apa benar kabut tipis itu turun pelan - pelan di Mandalawangi? Seberapa suram hutan di Mandalawangi sehingga puisinya Gie begitu muram? Sebegitu cantiknyakah Matahari yang muncul di Pangrango?
Apabila banyak tanya yang terus menggelayut dalam pikiran dan hati, cobalah menjejakkan kaki di sana dan membuktikan apa - apa yang dituliskan Soe Hok Gie pada puisinya. Namun, perjalanan ke menuju Pangrango bukanlah perjalanan yang gampang.
Memerlukan waktu sekitar 7 jam untuk mencapai Pos Kandang Badak, pos tempat para pendaki biasa berkemah sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Dan dalam kurun waktu 7 jam itu, jalan yang dilewati berundak - undak, mendaki, halangan batang pohon tumbang, sungai panas dari sumber Kawah Gunung Gede dan lain - lain.
Dari Pos Kandang Badak menuju puncak Pangrango lebih sadis lagi. Jalannya menanjak, dengan halangan batang - batang pohon tumbang dan tanah yang lembek. Butuh waktu lebih kurang 4 jam untuk sampai ke atas.
Masih ada sekira 15 - 20 jalur lain menuju Pangrango. Namun ada 3 yang umum, biasa dilewati yaitu Cibodas, Gunung Putri ( arah Cianjur ) dan Selabintana ( Sukabumi ). Ada juga jalur Geger Bentang yang sering digunakan untuk latihan tim SAR.
Jalur Cibodas adalah yang cukup ramah, apalagi buat pendaki pemula. Anda bisa berhenti beberapa kali, menenggak air mineral, mengulum cokelat, mencecap gula Jawa dilakukan untuk untuk menambah tenaga.
Nikmatilah perjalanan Anda. Menikmati rasa lelah, kaki yang sakit, betis yang kram, keringat yang lengket, tanah yang mengotori kaos dan celana. Hayati lebih dalam, rasa lelah membuat kita sempat menikmati alam sebenar - sebenarnya. Jika hanya sunrise dan puncak saja yang menjadi tujuan kita mendaki gunung, betapa banyaknya hal - hal kecil yang kita lewatkan.
Teruslah berjalan dan perlahan rasakan aroma puncak. Gunung Gede mulai terlihat, bentuknya yang melebar mirip perempuan bertubuh bongsor. Sangat berbeda dengan Pangrango yang ramping dan proporsional. Puncak Pangrango tidak begitu luas, mungkin hanya muat 3 - 4 tenda. Dari atas yang terlihat hanyalah Gunung Gede dan arakan awan putih dengan latar langit biru.
Untuk sampai ke lembah cintanya Gie, Anda harus turun lagi sekira 2 jam. Hamparan pucuk - pucuk Edelweiss memenuhi padang yang tak begitu luas itu. Segaris sungai membelah antara padang yang satu dengan padang yang lain.
Selanjutnya, nikmatilah alam Pangrango, gunung favorit dan Lembah cintanya Soe Hok Gie, Mandalawangi.src
Apabila bicara tentang keindahan, Gunung Gede ( 2.958 Mdpl ) lebih menarik daripada Gunung Pangrango ( 3.019 Mdpl ). Dari Gunung Gede ada banyak spot yang dilihat. Pemandangan Kota Bogor di ketinggian, kawah bekas letusan serta dataran seluas 50 hektar yang dipenuhi bunga abadi Edelweiss di alun - alun Surya Kencana.
Namun, pesona Soe Hok Gie membuat Pangrango menjadi gunung yang paling rajin didaki. Puisi - puisi Gie tentang Mandalawangi menciptakan romantisme buat para perempuan dan semacam panutan bagi pendaki pria yang mereka ingin menjadi seperti Gie.
Gunung Pangrango menjadi legenda hidup, tempat favoritnya 'sang demonstran', seseorang yang memilih untuk tersingkirkan daripada takluk pada kemunafikan. Mendaki Pangrango menjadi semacam napak tilas bagi penggemar Gie untuk melakoni apa yang dilakukan idolanya dulu.
Seberapa besar magnet Gie yang sangat memuja Mandalawangi dan Pangrango?. Sehingga timbul sebuah tanya, seberapa luar biasa Mandalawangi dan Pangrango?
Apa benar kabut tipis itu turun pelan - pelan di Mandalawangi? Seberapa suram hutan di Mandalawangi sehingga puisinya Gie begitu muram? Sebegitu cantiknyakah Matahari yang muncul di Pangrango?
Mandalawangi |
Memerlukan waktu sekitar 7 jam untuk mencapai Pos Kandang Badak, pos tempat para pendaki biasa berkemah sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Dan dalam kurun waktu 7 jam itu, jalan yang dilewati berundak - undak, mendaki, halangan batang pohon tumbang, sungai panas dari sumber Kawah Gunung Gede dan lain - lain.
Dari Pos Kandang Badak menuju puncak Pangrango lebih sadis lagi. Jalannya menanjak, dengan halangan batang - batang pohon tumbang dan tanah yang lembek. Butuh waktu lebih kurang 4 jam untuk sampai ke atas.
Gunung Gede |
Jalur Cibodas adalah yang cukup ramah, apalagi buat pendaki pemula. Anda bisa berhenti beberapa kali, menenggak air mineral, mengulum cokelat, mencecap gula Jawa dilakukan untuk untuk menambah tenaga.
Nikmatilah perjalanan Anda. Menikmati rasa lelah, kaki yang sakit, betis yang kram, keringat yang lengket, tanah yang mengotori kaos dan celana. Hayati lebih dalam, rasa lelah membuat kita sempat menikmati alam sebenar - sebenarnya. Jika hanya sunrise dan puncak saja yang menjadi tujuan kita mendaki gunung, betapa banyaknya hal - hal kecil yang kita lewatkan.
Teruslah berjalan dan perlahan rasakan aroma puncak. Gunung Gede mulai terlihat, bentuknya yang melebar mirip perempuan bertubuh bongsor. Sangat berbeda dengan Pangrango yang ramping dan proporsional. Puncak Pangrango tidak begitu luas, mungkin hanya muat 3 - 4 tenda. Dari atas yang terlihat hanyalah Gunung Gede dan arakan awan putih dengan latar langit biru.
Untuk sampai ke lembah cintanya Gie, Anda harus turun lagi sekira 2 jam. Hamparan pucuk - pucuk Edelweiss memenuhi padang yang tak begitu luas itu. Segaris sungai membelah antara padang yang satu dengan padang yang lain.
Selanjutnya, nikmatilah alam Pangrango, gunung favorit dan Lembah cintanya Soe Hok Gie, Mandalawangi.src