Umumnya, akses pendakian Latimojong dimulai dari Kecamatan Baraka. Wilayah ini bisa dicapai dari arah Makassar dengan angkutan umum, dan turun di Cakke. Dari Cakke, tersedia angkutan lokal menuju Baraka.
Dari Baraka, dilanjutkan dengan perjalanan menuju Buntu Dea. Angkutan yang tersedia biasanya mikrolet atau ojek. Dari Buntu Dea kemudian menuju Dusun Latimojong dengan jalan kaki. Perjalanan serupa dilanjutkan menuju Dusun Karuaja yang terletak persis di lembah. Dari desa ini, menuju desa terakhir di kaki Latimojong, yakni Desa Karangan.
Para pendaki biasanya menginap di rumah penduduk di Desa Karangan untuk menunggu waktu yang tepat memulai pendakian. Di samping itu, di desa ini mereka bisa menyiapkan fisik dan perbekalan untuk mendaki gunung eksotis tersebut.
Pendakian Latimojong memiliki tujuh pos, yaitu:
Pos 1: Buntu Kaciling
Dari Desa Karangan menuju Pos 1 ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri sungai Salu Karangan. Jalanan mulai menanjak dengan kemiringan 50 - 70 derajat. Di jalur ini banyak sekali terdapat percabangan. Buntu Kaciling terletak pada ketinggian 1.800 Mdpl, merupakan area datar terbuka seukuran 4 meter persegi.
Pos 2: Gua Sarung Pakpak
Jalur ini merupakan medan berkontur naik - turun di sisi lembah dengan sungai yang mengalir deras. Di areal pos berukuran 4 meter persegi dengan lokasi unik di bawah tebing ini, para pendaki biasanya mendirikan tenda dan bermalam.
Pos 3: Lantang Nase
Medan ekstrem mendominasi jalur ini dengan tanjakan terjal kemiringan 80 derajat. Jika lengah sedikit, bisa menjadi jebakan maut di mana pendaki terjungkal ke belakang. Lantang Nase berada pada ketinggian 1.940 Mdpl.
Pos 4: Buntu Lebu
Jalur ini tidak seekstrem sebelumnya. Kemiringannya menurun menjadi kisaran 60 - 70 derajat. Namun, tetap dibutuhkan kewaspadaan tinggi agar tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan. Pos Buntu Lebu berada pada ketinggian 2.140 Mdpl, merupakan areal datar seluas 6 meter persegi yang tertutup rerimbunan pohon.
Pos 5: Soloh Tama
Berada pada ketinggian 2.480 Mdpl, areal ini berkapasitas sepuluh tenda. Merupakan areal datar yang terletak di punggung gunung dengan panorama menawan. Soloh Tama juga biasa dijadikan tempat bermalam oleh pendaki.
Pos 6: Mengintip Tujuh Puncak Latimojong
Berada di ketinggian 2.690 Mdpl. Dari pos ini, sudah mulai terlihat jajaran Tujuh Puncak Gunung Latimojong.
Pos 7: Kolong Buntu
Kolong Buntu terletak pada ketinggian 3.100 Mdpl. Jalur jalan setapaknya sudah diperbaiki. Dan dari sini, sudah terlihat jelas tujuh puncak Latimojong yang berbaris rapi menyambut pendaki.
Dari pos terakhir ini, pendakian yang sebenarnya dimulai. Diawali dengan persimpangan jalan di areal terbuka, jalur ke kiri menuju puncak Rante Mario, jalur ke kanan ujung 30° menuju puncak Nenemori, sedangkan jalur ke kanan 90° merupakan jalan menurun menuju Palopo.
Puncak Rante Mario adalah puncak tertinggi Latimojong. Puncak yang indah ini masih ditumbuhi hutan vegetasi alam. Dari puncak yang dingin dan berkabut, mata bebas memandang alam. Enrekang berada di keremangan yang mistis dan sakral.
Puncak Nenemori tak kalah membius dibanding Rante Mario. Jalur menuju Nenemori didominasi hutan berpohon tinggi besar dengan selimut lumut licin tebal. Jika beruntung, pendaki bisa bertemu Anoa, fauna khas Sulawesi yang semakin sedikit populasinya dan masuk dalam kelompok satwa dilindungi. src
Dari Baraka, dilanjutkan dengan perjalanan menuju Buntu Dea. Angkutan yang tersedia biasanya mikrolet atau ojek. Dari Buntu Dea kemudian menuju Dusun Latimojong dengan jalan kaki. Perjalanan serupa dilanjutkan menuju Dusun Karuaja yang terletak persis di lembah. Dari desa ini, menuju desa terakhir di kaki Latimojong, yakni Desa Karangan.
Para pendaki biasanya menginap di rumah penduduk di Desa Karangan untuk menunggu waktu yang tepat memulai pendakian. Di samping itu, di desa ini mereka bisa menyiapkan fisik dan perbekalan untuk mendaki gunung eksotis tersebut.
Pendakian Latimojong memiliki tujuh pos, yaitu:
Pos 1: Buntu Kaciling
Dari Desa Karangan menuju Pos 1 ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri sungai Salu Karangan. Jalanan mulai menanjak dengan kemiringan 50 - 70 derajat. Di jalur ini banyak sekali terdapat percabangan. Buntu Kaciling terletak pada ketinggian 1.800 Mdpl, merupakan area datar terbuka seukuran 4 meter persegi.
Pos 2: Gua Sarung Pakpak
Jalur ini merupakan medan berkontur naik - turun di sisi lembah dengan sungai yang mengalir deras. Di areal pos berukuran 4 meter persegi dengan lokasi unik di bawah tebing ini, para pendaki biasanya mendirikan tenda dan bermalam.
Pos 3: Lantang Nase
Medan ekstrem mendominasi jalur ini dengan tanjakan terjal kemiringan 80 derajat. Jika lengah sedikit, bisa menjadi jebakan maut di mana pendaki terjungkal ke belakang. Lantang Nase berada pada ketinggian 1.940 Mdpl.
Pos 4: Buntu Lebu
Jalur ini tidak seekstrem sebelumnya. Kemiringannya menurun menjadi kisaran 60 - 70 derajat. Namun, tetap dibutuhkan kewaspadaan tinggi agar tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan. Pos Buntu Lebu berada pada ketinggian 2.140 Mdpl, merupakan areal datar seluas 6 meter persegi yang tertutup rerimbunan pohon.
Pos 5: Soloh Tama
Berada pada ketinggian 2.480 Mdpl, areal ini berkapasitas sepuluh tenda. Merupakan areal datar yang terletak di punggung gunung dengan panorama menawan. Soloh Tama juga biasa dijadikan tempat bermalam oleh pendaki.
Pos 6: Mengintip Tujuh Puncak Latimojong
Berada di ketinggian 2.690 Mdpl. Dari pos ini, sudah mulai terlihat jajaran Tujuh Puncak Gunung Latimojong.
Pos 7: Kolong Buntu
Kolong Buntu terletak pada ketinggian 3.100 Mdpl. Jalur jalan setapaknya sudah diperbaiki. Dan dari sini, sudah terlihat jelas tujuh puncak Latimojong yang berbaris rapi menyambut pendaki.
Dari pos terakhir ini, pendakian yang sebenarnya dimulai. Diawali dengan persimpangan jalan di areal terbuka, jalur ke kiri menuju puncak Rante Mario, jalur ke kanan ujung 30° menuju puncak Nenemori, sedangkan jalur ke kanan 90° merupakan jalan menurun menuju Palopo.
Puncak Rante Mario adalah puncak tertinggi Latimojong. Puncak yang indah ini masih ditumbuhi hutan vegetasi alam. Dari puncak yang dingin dan berkabut, mata bebas memandang alam. Enrekang berada di keremangan yang mistis dan sakral.
Puncak Nenemori tak kalah membius dibanding Rante Mario. Jalur menuju Nenemori didominasi hutan berpohon tinggi besar dengan selimut lumut licin tebal. Jika beruntung, pendaki bisa bertemu Anoa, fauna khas Sulawesi yang semakin sedikit populasinya dan masuk dalam kelompok satwa dilindungi. src