Quantcast
Channel: BELANTARA INDONESIA
Viewing all 1171 articles
Browse latest View live

Pelataran Edelweis Di Tegal Alun

$
0
0
Tegal Alun adalah salah satu spot terbaik untuk menikmati keindahan Bunga Abadi, bunga Edelweis. Untuk sampai di Tegal Alun Anda harus mendaki Gunung Papandayan yang bertinggi 2.665 Mdpl. Tidak hanya panorama alam yang menawan, tetapi juga menyimpan berjuta keanekaragaman. Salah satunya adalah Edelweis tersebut.

www.belantaraindonesia.org

Meski akses dari basecamp di Pondok Salada cukup berliku dan terjal, rasa letih seketika sirna ketika memandangi pelataran Edelweis seluas 80 hektare di Tegal Alun.

Di sekeliling mata yang tampak hanya Edelweis dan pegunungan. Belum lagi udara sejuk yang menemani, semakin membuat kaki enggan beranjak. Sungguh suatu pengalaman yang indah.

Namun, ada hal yang harus diperhatikan. Pepohonan Edelweis di Tegal Alun berstatus cagar budaya atau dilindungi. Jadi, Anda tidak boleh sembarangan memetik bunga ini. Sebab, Edelweis memerlukan waktu hingga lima tahun untuk tumbuh dan berbunga.

Papandayan sebenarnya memiliki tiga tempat lain bagi para petualang yang berminat melihat bunga bernama latin Alphanus Javanica tersebut, yakni di Guberhut, Pondok Salada, dan Tegal Panjang.

Edelweis yang berada di Guberhut dan Pondok Salada termasuk ke dalam Taman Wisata Gunung Papandayan. Sedangkan, golongan yang dikelompokkan sebagai cagar budaya bertempat di Tegal Alun dan Tegal Panjang.

Yap,  bagi Anda yang masih bingung mengisi waktu ingin mencumbui alam, cobalah nikmati eksotika Edelweis di Tegal Alun!

4 Area Cantik Di Gunung Galunggung

$
0
0
Cobalah daki Gunung Galunggung di Tasikmalaya, Jawa Barat. Gunung yang berketinggian 2.067 Mdpl adalah gunung stratovolcano yang memiliki luas 120 hektar. Anda bisa puas menjelajah dan menikmati panorama cantik sembari menghirup segarnya udara pegunungan. Dan berikut ini 4 area cantik di Gunung Galunggung yang bisa Anda kunjungi.

www.belantaraindonesia.org

1. Lautan Pasir
Serupa dengan Gunung BromoGunung Galunggung pun diberkahi area pasir vulkanik yang luas. Inilah pos pertama ketika berada di area Galunggung. Jika Anda tak terbiasa melalui jalur trekking yang menantang, maka akan kesulitan melewati jalur ini. Alternatifnya, Anda bisa melalui 620 anak tangga menuju bibir kawah Gunung Galunggung.

2. Gigir Kawah

www.belantaraindonesia.org
Gunung Galunggung dari titik Gigir
 Jika Anda butuh tantangan, Anda dapat melalui area trekking jalur tanah. Setelah melewati area lautan pasir dan menempuh jalan menanjak, Anda akan menemui area gigir kawah. Dari area ini, Anda bisa melihat kota Tasikmalaya dari ketinggian. Karena gigir ini berada di puncak ‘bukit’ kawah maka Anda bisa juga menyaksikan panorama kawah Galunggung.

3. Tengah Kawah

www.belantaraindonesia.org
Danau Kawah di Gunung Galunggung
 Sekarang kita menuju area kawah. Tapi Anda harus hati - hati karena area pegunungan akrab dengan perubahan cuaca mendadak, kalau hujan jalur pasti jadi sangat licin. Sesampainya di Tengah Kawah ( area menjorok ke tengah ), Anda bisa melakukan kegiatan memancing dalam danau. Pengurus Wanawisata Gunung Galunggung sengaja menyebar bibit ikan sebagai penanda keaktifan gunung. Di saat gunung aktif, ikan - ikan yang disebar akan otomatis mati.

www.belantaraindonesia.org
Area tengah kawah Gunung Galunggung, tempat biasa untuk berkemah
Selain memancing dan melepas lelah, Anda bisa juga berkemah si sini. Area Tengah Kawah ini cukup luas dan memang biasanya jadi tempat para pendaki berkemah. Jangan lupa juga untuk menjaga kebersihan di sini. Walau sudah menjadi tempat wisata, Gunung Galunggung masih melindungi ekosistem tumbuhan serta hewan endemik.

4. Dasar Kawah 

www.belantaraindonesia.org
Dasar Kawah Galunggung
 Kawah Gunung Galunggung tak hanya sekedar danau dan area berkemahnya saja. Jika Anda mencoba menelusuri lebih jauh lagi, Anda akan menemukan aliran sungai yang berasal dari dinding kawah. Banyak batu kali ( vulkanik ) yang berserakan di sekitarnya. Batu kali sangat licin, lagi - lagi Anda harus berhati - hati. Tepat di dinding kawah sebelah selatan, Anda bisa menemukan Masjid yang biasa jadi tempat ziarah. source & picture

Medina Kamil : Jangan Remehkan Kekuatan Alam

$
0
0
Medina Kamil atau yang akrab di sapa Nana mengisahkan, bahwa menjadi presenter JP ( Jejak Petualang ) merupakan impian yang menjadi kenyataan. Sudah sejak lama Nana menjadi pemirsa acara yang di tayangkan di televisi swasta Indoensia, Trans7 tersebut.

www.belantaraindonesia.org

"Selain itu, saya juga ngefans banget sama Riyanni Djangkaru ( pembawa acara JP sebelumnya . Apalagi, saya sebenarnya suka jalan," kata anak bungsu ini.

Ketika JP mencari pembawa acara baru untuk menggantikan Riyanni, Nana langsung melamar. Meski tidak memiliki latar belakang menjadi anggota pecinta alam, tak mengurungkan niatnya untuk mencoba. "Kayanya seru banget jalan - jalan ngeliat kebudayaan lain."

Awalnya, keluarga tidak tahu Nana melamar jadi presenter JP."Begitu saya dipanggil untuk audisi lapangan, baru saya kasih tahu keluarga. Semula orang tua menentang. Karena saya ngerayunya pintar, akhirnya saya dikasih surat izin. Enggak tahunya, diakhir audisi lapangan, saya menjadi calon presenter JP yang baru. Padahal saya enggak pernah terpikir akan menang," ujarnya.

Papua menjadi pulau pertama bagi Nana untuk dijejaki. "Saya senang banget ke Papua. Biasanya, kan, cuma liat di teve. Akhirnya saya dapat kesempatan ke sana. Banyak pengalaman baru yang saya dapat. Pengalaman yang tidak terlupakan adalah ketika saya harus mencoba semua makanan mereka. Salah satunya adalah ulat sagu, dari yang mentah sampai yang matang sudah saya makan," kenang Nana yang sempat canggung menjadi satu - satunya wanita dalam tim JP.

www.belantaraindonesia.org

"Apalagi dari orang - orang saya dengar, tim JP paling enggak nyantai dibanding yang lain. Awalnya memang susah berinteraksi, tapi lama - lama kami klop. Saya pun jadi mengerti bahwa dengan beban tugas membuat tim JP berbeda dengan tim yang lain," ucap Nana.

Tak terasa semua tugas peliputan Papua hampir selesai. Tinggal beberapa hari lagi, tanpa disadari kru JP yang terdiri dari lima oang itu akan segera kembali di Jakarta. Usai menjalankan tugasnya di Kabupaten Agats, Timika menjadi kota sasaran mereka berikutnya. "Awalnya kami mau naik pesawat. Karena pesawatnya kecil dan jadwal penerbangan sangat tergantung cengan cuaca, kami memilih alternatif lain."

Setelah melalui berbagai pertimbangan transportasi alternatif yang tersedia, tim memilih untuk menggunakan long boat. Mereka diperkirakan akan sampai di Timika dalam waktu 12 jam. "Melihat kondisi cuaca Selasa pagi itu sangat cerah, kami memutuskan untuk berangkat. Enggak ada tanda - tanda akan hujan," tuturnya.

Sekitar pukul 10.00 WITA, perahu yang diisi delapan orang itu mulai meninggalkan Kabupaten Agats. "Dua jam perjalanan, ombak di laut semakin besar dan tinggi. Namun, kami enggak waswas. Enggak ada rasa takut melihat ombak yang lebih tinggi dari perahu kami. Para ABK pun tidak beraksi apa - apa, mereka tetap tenang."

Semakin lama, ombak semakin sering menerpa perahu mereka. "Air mulai masuk perahu, cipratan ombak semakin banyak. Tiba - tiba mesin perahu berhenti dan ombak yang sangat besar terlihat hendak menghantam."

Melihat kemungkinan bahaya datang, semua anggota tim memakai jaket keselamatan mereka. "Setelah memakai jaket, saya langsung mengambil ransel saya. Enggak tahu kenapa, saya merasa harus membawa ransel itu," paparnya.

Tak lama kemudian, ombak besar menerjang perahu. Begitu derasnya, perahu sampai terbalik. Kala itu, posisi Nana tak jauh dari sang produser, Doddy Johanjaya. Dengan sigap Doddy langsung menarik tubuh Nana. "Saya enggak mikir apa - apa lagi, saya hanya bisa istigfar."

Nana, Doddy, dan Wendi ( juru kamera ) berpegang pada dry boks. Beberapa menit kemudian, mereka melihat perahu yang terbalik. "Kami pun mencoba menuju perahu. Meski tenaga kami sudah habis, kami enggak sampai - sampai ke perahu. Enggak lama Mas Budi bergabung dengan kami, berpegangan pada dry boks."

Lelah mencoba mencapai perahu, mereka berempat memutuskan untuk menyimpan tenaga. "Dari kejauhan kami melihat daratan, ombak juga sedang menuju ke sana. Jadi enggak memerlukan tenaga besar untuk berenang ke sana. Tapi, ketika sudah terlihat pohon - pohon, arus ombak berubah. Kami kembali tersapu ke tengah lautan, sampai tenaga kami habis. Ombak itu seperti datang dari berbagai arah, kami hanya bisa berputar - putar di tengah."

Nana dan rekan lain sadar, sudah terpisah dari Bagus anggota kru yang lain dan para awak longboat. Dalam keadaan seperti itu, mereka hanya mencoba bertahan tak melepaskan pegangan pada dry boks dan mengikuti arah ombak. Suasana tambah mencekam ketika hari mulai gelap.

Harapan sempat datang. "Di kejauhan, Mas Wendy melihat cahaya sebuah kapal. Kami mencoba berenang mencapai kapal, tapi enggak sampai - sampai. Malah kapal semakin menjauh. Malam itu datang badai hujan dan angin. Sehingga kami enggak tahu lagi sudah berada di mana, karena gelap kami enggak bisa ngeliat apa - apa lagi."

Sepanjang malam, mereka hanya dapat terus berpegangan pada dry boks. "Takut perut keram, kami naik satu-satu ke atas dry boks. Pas Mas Wendy ikut naik, dry boks tenggelam. Akhirnya kami kembali ke posisi semula. Hebatnya, saya dan Mas Doddy sempat tertidur saking capeknya. Pake mimpi lagi. Saya mimpi ketemu pulau, atau ada kapal yang datang menyelematkan kami."

Ketika pagi menjelang, Nana dan kru lain memang melihat sebuah pulau tak berpenghuni. Tak mudah berenang menuju ke sana. Serangan ombak masih juga tak berhenti. "Untungnya, ombak besar itu bergerak menuju pulau. Akhirnya kami bisa mencapai pulau itu. Kami bersyukur banget."

Sampai di pulau, pertama kali yang mereka lakukan adalah beristirahat. "Haus, capek dan seluruh badan sakit. Kami tertidur di pantai selama beberapa jam. Begitu bangun, kami mulai mencari kayu untuk membuat api. Untungnya Mas Wendy mengantongi rokok dan korek. Setelah itu, kami mencari makanan. Di rawa pulau itu kami melihat siput. Ternyata jenis siput itu pernah kami makan di Kampung Wawea, Kepulauan Raja Empat," papar Nana.

Mereka pun segera mengumpulkan siput. Namun, kayu di sekitar pulau basah. Api unggun yang mau dibuat tak kunjung menyala. "Perut saya sudah lapar banget sampe sakit. Akhirnya, saya langsung makan siput itu mentah - mentah. Baunya amis dan rasanya malah membuat eneg," ucapnya.

Lantas apa yang mereka minum? Dari sebuah pohon yang tumbang, mereka bisa mendapatkan air tawar. "Dengan sebuah botol vitamin yang kami temukan di pinggir pantai, air itu kami tampung. Supaya rata, kami minum pakai tutup botol bergantian."

Petualangan luar biasa yang selama ini hanya didengar Nana lewat cerita, kini benar - benar ia rasakan. Hujan turun membuat suasana makin tak nyaman. Mereka pun bertahan di pulau tersebut sambil mengawasi laut. "Di hari kedua, kami sempat melihat perahu. Kami langsung berteriak - teriak minta tolong dan melambaikan tangan. Kami tahu mereka melihat kami, tapi enggak berani mendekat," kata Nana.

Belakangan mereka tahu alasan orang - orang tersebut enggan mendekati pulau. "Pulau tempat kami terdampar ternyata ditakuti karena masuk daerah rawan kejahatan. Untungnya kami berada di pulau terluar," ujar Nana seraya mengatakan di hari kelima keadaan tak kunjung membaik. Apalagi ditambah air pasang mulai memasuki pulau dan semakin tinggi."

Untunglah penderitaan mereka segera berakhir. Sore di hari kelima, tim SAR berhasil menemukan dan menyelamatkan mereka. Nana pun memetik banyak pelajaran dari musibah yang ia alami. "Jangan sekali - kali meremehkan kekuatan alam. Sekuat apa pun, kita tak akan bisa menandingi kekuatan alam," ucap Nana.

Dasar memang berjiwa petualang, Nana mengaku tak kapok dengan tugasnya sebagai pembawa acara JP. "Saya enggak trauma. Sebab, ini sudah menjadi risiko pekerjaan saya. Kejadian kemarin adalah pelajran berharga dan membuat saya menjadi manusia yang lebih baik lagi. Jadi, jalani aja," tambahnya.

Ungkapan Nana menunjukkan betapa tegar jiwa sang petualang. Nova

Tinggal Jejak Dan Kenangan Di Gunung

$
0
0
Bagi para pendaki, gunung adalah segalanya. Panorama indah di gunung bisa menjadi penenang hati. Terutama saat bisa menyaksikan terbit dan terbenamnya sang Mentari dari ketinggian. Di atas gunung, bagaikan berdiri di atas awan kemudian memandang luas cakrawala yang membentang, mensyukuri karya Tuhan Yang luar biasa.

www.belantaraindonesia.org

Tidak heran, banyak yang sangat mencintai gunung. Bahkan dari berbagai profesi. Di antara kesibukan mereka, naik gunung tidak akan pernah dilupakan.

Diantara mereka ada yang mempunyai cerita berakhir di gunung. Kita tentu masih ingat cerita akhir dari wamen ESDM Widjajono Partowidagdo. Hobinya mendaki gunung memang akhirnya mengantarnya mengakhiri hidupnya juga di Gunung Tambora di Kepulauan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Semasa hidupnya, hampir seluruh gunung - gunung tinggi di Indonesia sudah didakinya. Beberapa gunung di luar negeri pun sudah pernah disambangi Widjajono.

Mengapa mendaki gunung? Kecintaan pada gunung memang tidak dimiliki semua orang. Bagi sebagian orang mungkin berpendapat kalau mendaki gunung adalah hal yang buang - buang waktu bahkan menakutkan. Mendaki gunung juga hal yang berbahaya dan  terkadang merenggut nyawa pendaki.

Bagi para pendaki, mendaki gunung tak jauh berbeda dengan kehidupan. Bayangkan, ada saatnya, dalam mendaki mereka melewati tanjakan yang terjal, hingga kita hampir - hampir  menyerah. Ada saatnya lagi mereka berhadapan dengan jalanan di tepi jurang sehingga harus ekstra hati - hati  melangkah. Jika tidak  bahaya menanti. Dan banyak peristiwa lainnya, yang akhirnya membuat mereka harus memilih, mundur atau tetap meneruskan perjalanan.

Apa yang dicari antara satu pendaki dengan pendaki yang lain juga tidak sama. Ada yang memang mencari ketenangan, ada yang mencari panorama alam, ada yang mencari pengakuan, bahkan ada yang mencari kesaktian.

Namun yang pasti, mendaki dapat menyegarkan jasmani dan rohani. Jasmani sehat karena mendaki gunung sama dengan melakukan berbagai gerakan olahraga. Tentu saja harus disesuaikan dengan kondisi fisik seseorang.

Kedua, dari sisi rohani atau jiwa. Alam seperti gunung bisa menjadi kunci kedamaian jiwa. Tentu saja keindahan alam diharapkan menyehatkan rohani. Namun yang harus diingat, kegiatan pendakian gunung, selalu penuh petulangan yang menantang, bahkan terkadang ekstrim. Karenanya, dalam melakukan pendakian gunung, seorang pendaki musti melakukan persiapan yang matang.

Bagi para pemula, ada beberapa hal yang harus disiapkan. Misalnya perihal perencanaan pendakian pendakian dengan matang. Selain pemilihan lokasi, rute pendakian dan kondisi cuaca merupakan hal penting.  Jangka waktu dan jumlah pendaki yang ikut akan mempengaruhi perbekalan dan peralatan yang harus disiapkan. Juga dibutuhkan ijin resmi dari pihak - pihak terkait.

Yang tidak kalah pentingnya adalah kesiapan fisik dan mental. Ini terkadang banyak dilupakan, apalagi bagi pendaki pemula yang belum mengetahui medan. Sebaiknya, pendaki pemula mempersiapkan diri dengan cara melakukan olahraga secara rutin.

Hal yang tak kalah penting adalah penguasaan medan dan rute. Paling tidak dalam satu kelompok pendakian gunung musti ada lebih dari satu orang yang benar - benar telah menguasai medan dan hapal rute pendakian.

Seberapa banyak harus membawa perlengkapan? Dari pengalaman para pendaki dibutuhkan perlengkapan yang mencukupi tapi tidak memberatkan. Namun yang perlu dicatat adalah  beberapa peralatan yang sangat penting harus dibawa.

Misalnya tas ransel khusus pendaki ( carrier ), sepatu tracking, jaket, jas hujan, matras, sleeping bag ( kantong tidur ), baju ganti, senter, korek api, tenda, kantong plastik, kompor dan peralatan masak mini, alat komunikasi dan obat - obatan. Makanan yang ringan, ringkas dan cukup mengandung kalori sangat dibutuhkan pendaki. Selain tentu saja cepat dimasak.

Perlukah izin? Jawabnya iya. Sebelum pendakian dilakukan musti melapor dan memperoleh izin dari pihak-pihak terkait terutama di Pos Pendakian. Dan yang tak kalah penting adalah janji pada diri sendiri untuk tidak merusak alam dan meninggalkan banyak sampah di gunung.

Mendaki gunung bukan hanya hobi. Konon, dari mendaki gunung, karakter asli seseorang akan terlihat. Apakah dia penyabar, egois atau malah suka menolong? Bagaimana dengan Anda? src

Kisah Cinta Gie Dan 'Janda Gunung Ciremai'

$
0
0
Gie, panggilan akrab Soe Hok Gie dilingkungan para pecinta alam atau juga Soe bagi para sahabat dekatnya sewaktu di UI memang dikenal sebagai sosok intelektual muda yang kritis. Gie gemar berdiskusi, berorganisasi, membaca, periang, lincah dan mudah bergaul.

www.belantaraindonesia.org

Tetapi tahukah Anda, bahwa hati pria kelahiran Jakarta, 17 Desember 1942 sempat terpikat pada sejumlah 'kembang kampus' di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Salah satu yang sempat menarik perhatian Gie adalah Ker alias Nurmala Kartini Pandjaitan. Ker yang kini dikenal dengan nama Kartini Sjahrir itu mengisahkan kedekatannya dengan Gie dalam buku berjudul 'Soe Hok Gie: Sekali Lagi'.

Di dalam buku tersebut Ker blak - blakan menyampaikan kisahnya yang menjadi salah satu bagian penting percintaan Gie selama di Rawamangun dan Salemba. Dia sempat protes pada Gie saat namanya di dalam buku 'Catatan Seorang Demonstran' disamarkan menjadi Sunarti.

Ker mengaku pertama kali bertemu Gie usai tamat dari sebuah sekolah menengah atas berasrama. Saat itu Gie berusia 26 tahun dan Ker, 18 tahun. Lepas dari sekolah berasrama dan masuk lingkungan kampus yang dinamis membuat Ker laksana burung lepas dari sangkarnya.

Mereka pun kian akrab. Gie kerap membuat Ker terpingkal - pingkal ketika bahan candaanya 'menyenggol' urusan bawah puser. Mereka sering duduk berduaan, ngobrol, kadang di warung senggol kampus Universitas Indonesia, kadang di ruangan Gie.

www.belantaraindonesia.org

Ketika makan soto ayam di kawasan Salemba, Gie selalu bersikap romantis. Misalnya dengan diam - diam menaruh hati ayam di mangkok Ker. Lalu, Gie yang dijuluki 'kantong nasi', karena tak sungkan menghabiskan makanan sisa Ker.

Boleh saya mengaku, saya senang kok Gie kamu makan sisa makanan saya, meskipun mungkin karena kamu lapar saja. Tapi saya melihatnya sebagai tanda kedekatan kamu,” kata Ker dalam surat terbuka di buku 'Soe Hok-Gie: Sekali lagi'. 

Meski dekat, ketika itu tak ada status pacaran di antara mereka. Pasalnya Gie masih naksir perempuan lain. Selain makan, nonton film dan nonton pagelaran di Taman Ismail Marzuki di Cikini, Gie juga membawa Ker dalam petualangan.

Suatu waktu pada Mei 1969, demi merayakan kaul menjadi sarjana, Gie mengajaknya mendaki Gunung Ciremai. Ketika itu, menurut Ker, rambutnya yang panjang itu digulung sendiri oleh Gie supaya ia terlihat seperti laki - laki.

Pada masa - masa ini, Gie sedang galau karena tengah putus cinta. “Saya sedih melihat betapa patahnya hati kamu Gie, karena itu dengan senang hati saya bersedia menjadi “permen karet” kamu. Dengarin kamu curhat sepanjang jalan. Saya menyayangi kamu,” tulis Ker dalam surat keduanya.

Pulang dari mendaki gunung, secara mengejutkan Gie tiba - tiba memberi gelar 'Janda Gunung Ceremai' kepada Ker. Entah apa maksud gelar yang diberikan Gie. Ker juga sama sekali tak punya firasat akan datangnya maut yang menjemput Gie, tujuh bulan kemudian. Sebaliknya, ia hanya tertawa saja dengan gelar aneh itu.

Hari - hari berlanjut. Hubungan Gie dan Ker makin intens dan romantis. Juli tahun yang sama, ketika ia pulang ke Rumbai, Riau, Gie membekalinya sebuah buku harian warna biru. Buku ini kemudian menjadi sahabatnya selama mereka berjauhan. Tapi Gie juga sering menyuratinya, tentu dengan embel - embel yang kocak.

Pernah ia menempelkan kacang di dalam suratnya ketika ia bercerita tentang es kacang yang populer di rumahnya, di Kebun Jeruk. Lain waktu, aktivis yang suka mengkritik pemerintah itu juga menggambar telapak tangannya yang asli agar Ker bisa menyalaminya setiap saat. src

Misteri Wanita Terakhir Soe Hok Gie Dari Puncak Mahameru

$
0
0
Kawah Jonggring Saloka di puncak Mahameru Gunung Semeru meletus lagi, memuntahkan uap hitam yang menghembus membentuk tiang awan. Langkah Rudy Badil bersama Maman Abdurachman alias Maman terseok menuruni dataran lereng yang terbuka penuh pasir bebatuan.

www.belantaraindonesia.org

Soe Hok Gie yang berumur 27 tahun kurang sehari sedang duduk ‘ditemukannya’ sedang termenung setelah turun lebih dulu dari Mahameru. Dia menyapa sekilas Hok-Gie yang yang sedang duduk dengan gaya khas: lutut kaki terlipat ke dada dan tangan menopang dagu.

Sore itu, Selasa Pon 16 Desember 1969, di tengah kondisi yang darurat, Soe malah menyempatkan menitipkan batu dan daun cemara untuk teman - teman perempuannya.

Nih gue titip ya, ambil dan bawa pulang batu Semeru , batu dari tanah tertinggi di Jawa. Simpan dan berikan ke cewek - cewek,” kata Rudy Badil mengutip ucapan Hok-Gie ketika itu.

Teman sependakian lainnya, Wiwiek alias Wijana juga sempat ngobrol dengan Gie. “Wiek bawa ke Jakarta daun cemara ini, itu daun cemara dari hutan tertinggi di Pulau Jawa kasih buat cewek - cewek kita di kampus Rawamangun,” kata dia sambil menitipkan sejumput daun cemara.

Ternyata itu adalah obrolan mereka yang terakhir kali sebelum akhirnya Gie ditemukan tewas. Entah wanita mana yang dia panggil dengan sebutan 'cewek - cewek'. Yang jelas, Soe Hok Gie aktivis angkatan 1966 ini memang dikenal punya banyak teman akrab mahasiswi di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Pada menjelang tahun - tahun terakhir hidupnya, ada tiga wanita yang akrab dengan Soe, yakni Kartini Pandjaitan, Luki Sutrisno Bekti, dan juga Nessy Luntungan Rambitan.

Luki Sutrisno Bekti, sudah dekat dengan Soe sejak 1967 - 1969. Dia menyebut Soe Hok Gie adalah orang yang menyenangkan dan sangat perhatian pada banyak orang, sehingga ia sering jadi tempat curhat. Bagai seorang dokter yang buka praktik, orang harus bikin janji dulu jika ingin bicara serius dengan dia.

Gie, pria kurus cungkring bermata sipit ini ternyata selain piawai di kancah politik dan sastra budaya, ia juga dikenal sangat humanis. Kepeduliannya yang tinggi membuatnya punya banyak teman.

Dia orang yang pandai mendengarkan dan menanggapi keluh kesah teman - temannya, teman curhat yang baik. Teman perempuan maupun laki - laki tak sungkan curhat pada Hok-Gie,” ujar Luki Bekti seperti dimuat di buku “Soe Hok-Gie, Sekali Lagi”.

Namun sampai kini 'cewek - cewek' beruntung yang mendapat titipan batu dan daun cemara Gunung Semeru dari Soe Hok Gie itu tetap menjadi misterisrc

Soe Hok Gie Dan Bung Karno

$
0
0
Pada Januari 1963, harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat kian melambung. Kaum kapitalis makin lahap 'memakan' uang rakyat, dan golongan orang kaya baru banyak yang mulai bertingkah. Fakta ini memantik reaksi dari sejumlah mahasiswa saat itu.

www.belantaraindonesia.org

Salah satunya Soe Hok Gie, mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Dalam buku 'Catatan Seorang Demonstran', Gie menyebut saat itulah seharusnya kaum intelegensia bertindak. Mahasiswa harus berbuat sesuatu dan mulai berkata tidak pada kebijakan Presiden Sukarno.

Soe Hok Gie yang dikenal kritis, mengkritik sejumlah kebijakan pemerintah di bawah Sukarno. Dia menilai pemerintah membiarkan kondisi ekonomi Indonesia semakin terpuruk. Gie ikut andil dalam berbagai aksi demonstrasi. Bahkan, ia merupakan sosok yang menjadi arsitek aksi yang dilakukan dengan konsep long march.

"Sebagai manusia saya kira saya senang pada Bung Karno, tetapi sebagai pemimpin, tidak!,” kata Gie dalam buku tersebut.

Bahkan Gie juga mengaku tak suka dengan situasi di Istana Presiden. Dia muak melihat sikap pembantu – pembantu presiden,-seperti pengawal pribadi dan menteri - menteri, yang sering menjilat atasan. Ada juga gaya berpakaian sekretaris Presiden Sukarno yang dia anggap terlalu ketat dan seksi.

Sekretaris pribadinya yang berkebaya ketat dengan buah dada yang menggiurkan. terus terang saja aku melirik padanya, padahal dalam hal ini aku biasanya acuh tak acuh. Memang dia cantik, tetapi aku dapat membayangkan betapa kotornya hidup perkelaminan di sini ( Istana Presiden )," kata Gie yang sudah tiga kali bertemu Presiden Sukarno di Istana Negara.

www.belantaraindonesia.org
Makam Soe Hok Gie
Pernah suatu ketika Senat Fakultas Sastra UI menerima surat dari Menteri Koordinator Pendidikan dan Kebudayaan Profesor Prijono. Senat diminta mengirimkan 20 orang mahasiswi untuk nonton wayang kulit di Istana semalam penuh.

Bagi Gie, cara meminta itu sangat menyinggung perasaan mahasiswa, karena seolah - olah Fakultas sastra adalah pemasok wanita untuk konsumsi istana. Apalagi tidak seorangpun mahasiswa diundang. Herman Lantang, kawan karib seangkatan Gie sangat tersinggung dengan cara ini.

Herman dan Gie layak tersinggung, karena biasanya terkait urusan gerakan mahasiswa mereka selalu diundang Bung Karno. Salah satunya saat mereka sebagai anggota delegasi pemuda - pemuda yang setuju dengan asimilasi dan minta restu dari Sukarno.

Awalnya Gie segan untuk datang karena tak memiliki pakaian. Namun akhirnya ia datang juga dengan modal jas pinjaman. Jas kepanjangan itu pun sempat disinggung Sukarno.

Jika kebanyakan orang bangga saat diundang ke Istana Presiden, beda halnya dengan Soe Hok Gie. Dia justru sedih dan kecewa sebab menyaksikan betapa kotornya kehidupan di istana.

"Setiap aku keluar dari istana, aku sedih dan kecewa. Sedangkan biasanya orang lain bangga jika bisa berjabatan tangan dengan Bung Karno," kata Giesrc

Para Pendaki Hebat Gunung Everest

$
0
0
Gunung Everest, gunung tertinggi di muka Bumi ini adalah sebuah tantangan bagi para penggiat pendakian Gunung di dunia yang ingin namanya menjadi besar di kalangan para pendaki. Dan kita tahu bahwa manusia pertama yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest adalah Sir Edmund Hilary dan Tenzing Norgay.

www.belantaraindonesia.org

Sejumlah prestasi dan rekor digoreskan di Everest. Sejarah mencatat, prestasi dan rekor itu tak semuanya menyenangkan. Ada tawa dan tangis. Ada keberhasilan, ada kegagalan. Ada kebahagiaan, juga kecemasan. Yang jelas, ini catatan tentang perjuangan manusia dengan segala ikhtiarnya menggapai puncak tertinggi di dunia.

29 Mei 1953
Tenzing Norgay dan Sir Edmund Percival Hillary dari Selandia Baru menjadi pendaki pertama yang mencapai puncak Everest. Kedua pendaki ini melalui jalur punggungan tenggara dan hingga saat ini disebut sebagai Normal Route ( Khumbu Glacier, Western Cwm, Lhotse Face, South Col, South Summit, South-East Ridge ).

25 Mei 1960
Pendaki Cina berhasil mencapai puncak Everest melalui Punggungan Utara ( dari sisi Tibet ).

1963
James Whittaker menjadi pendaki Amerika Serikat pertama yang mencapai puncak Everest.

22 Mei 1963
Willi Unsoeld dan Tom Hornbein menjadi pendaki pertama yang berhasil mencapai puncak Everest melalui punggungan barat. Di sekitar puncak, mereka melambung ke dinding utara dan menuju puncak
melalui sebuah celah yang kemudian dikenal sebagai Celah Hornbein ( Hornbein Culoir ). Kedua pendaki ini juga menjadi orang pertama yang melakukan pelintasan ( traverse ), mendaki dari punggungan barat, turun melalui jalur normal ( punggungan tenggara ).

20 Mei 1965
Nawang Gombu menjadi orang pertama yang mencapai puncak Everest dua kali. Rekor pertama kali dilakukannya bersama ekspedisi Amerika pada 1963. Hingga 20 Mei 1965, baru 17 kali puncak Everest dicapai orang. Orang ke -11 dan orang ke -17 adalah Nawang Gombu.

16 Mei 1975
Junko Tabei dari Japan menjadi wanita pertama yang mencapai puncak Everest. Pendaki ini melakukan pendakian melalui jalur normal ( punggungan tenggara ).

27 Mei 1975
Hanya berbeda 11 hari dari Junko Tabei, Phantog, pendaki wanita dari Tibet, menjadi wanita kedua yang mencapai puncak Everest. Phantog mendaki melalui sisi utara ( Tibet ) dan menjadi wanita pertama yang mencapai puncak Everest dari sisi Utara.

24 September 1975
Dougal Haston dan Doug Scott dari Inggris mencapai puncak Everest melalui jalur dinding barat daya.

8 Mei 1978
Peter Habeler ( Austria ) dan Reinhold Messner ( Italia ) mencapai puncak Everest melalui jalur normal tanpa menggunakan tabung oksigen. Rekor mereka dicatat sebagai "pendakian pertama tanpa bantuan oksigen."

1978
Wanita Eropa pertama yang mencapai puncak Everest adalah Wanda Rutkiewicz. Wanita ketiga yang berdiri di puncak Everest ini kelak menjadi wanita pendaki yang sangat terkenal.

1979
Hannelore Schmatz menjadi wanita pendaki ke - 4 yang mencapai puncak Everest. Dia "wanita pendaki pertama" yang tewas di Everest karena terjatuh tidak terlalu jauh dari puncak pada saat turun.

13 Mei 1979
Andrej Stremfelj dan Jernej ( alias Nejc ) Zaplotnik mencapai puncak Everest dari punggungan barat dan turun melalui celah Hornbein. Mereka menjadi pendaki Slowakia pertama mencapai puncak Everest.

17 Februari 1980
Krzysztof Wielicki ( Polandia ) menjadi pendaki pertama yang melakukan pendakian di musim dingin ( first winter ascent ).

10 Mei 1980
Tsuneoh Shigehiro dan Takashi Ozaki membuat jalur baru di dinding utara Everest ( dikenal sebagai celah Jepang atau Japanese > Couloir ) yang berawal dari dasar dinding utara dan menyambung ke celah Hornbein.

19 Mei 1980
Jerzy Kukuczka dan Andrzej Czok dari Polandia mendaki melalui punggungan selatan ( south pillar ). Punggungan ini terletak di sebelah kanan dari dinding barat daya Everest.

20 Agustus 1980
Reinhold Messner ( Italia ) melakukan pendakian seorang diri ( solo ) melalui celah utara ( North Col ), mendaki menuju dinding utara dan melalui celah utama di dinding utara. Messner mendaki seorang diri selama 3 hari dari base camp ( 6.500 meter ) tanpa bantuan oksigen.

5 Oktober 1982
Laurie Skreslet menjadi pendaki Kanada yang mencapai puncak Everest.

4 Mei 1982
Sebelas pendaki Rusia mencapai puncak Everest melalui punggungan barat daya ( south west pillar ) yang terletak di bagian kiri celah besar di tengah - tengah dinding barat daya Everest.

8 Oktober 1983
Lou Reichardt, Kim Momb, dan Carlos Buhler mencapai puncak Everest melalui dinding timur ( dinding Kangshung ).

23 Mei 1984
Bachendri Pal menjadi "pendaki wanita India" yang mencapai puncak Everest.

3 Oktober 1984
Tim Macartney - Snape dan Greg Mortimer dari Australia mencapai puncak Everest melalui punggungan utara ( di dinding utara menuju celah Norton ) tanpa bantuan oksigen.

20 Oktober 1984
Phil Ershler menjadi pendaki Amerika Serikat pertama yang mencapai puncak Everest melalui sisi utara.

1985
Dick Bass, 55 tahun, menjadi pendaki tertua yang mencapai puncak Everest.

20 Mei 1986
Sharon Wood, Kanada, menjadi wanita Amerika Utara yang mencapai puncak Everest dengan membuka jalur baru dari punggungan barat di Rongbuk Glacier dan menuju puncak melalui celah Hornbein.

12 Mei 1988
Stephen Venables, Inggris, mendaki puncak Everest melalui jalur baru di sebelah kiri dari jalur dinding timur ( dinding Kangshung ) yang didaki pada 1983.

29 September 1988
Stacey Allison menjadi pendaki wanita Amerika Serikat yang mencapai puncak Everest melalui punggungan tenggara.

14 Oktober 1988
Lydia Bradey, New Zealand, menjadi pendaki Wanita pertama yang berhasil mencapai puncak Everest tanpa bantuan oksigen.

16 Mei 1989
Ricardo Torres, Meksiko, menjadi pendaki Amerika Latin yang berhasil mencapai puncak Everest.

1989
Carlos Carsolio menjadi pendaki Amerika Latin yang berhasil mencapai puncak Everest tanpa bantuan oksigen.

7 Oktober 1990
Andrej dan Marija Stremfelj, Slovenia, menjadi pasangan suami - istri yang mencapai puncak Everest bersama - sama. Marija Stremfelj juga menjadi wanita Slowakia pertama yang mencapai puncak Everest.

10 Mei 1990
Peter Hillary, Selandia Baru, menjadi pendaki pertama yang ayahnya juga pernah mencapai puncak Everest.

11 Mei 1990
Mikael Retersward menjadi pendaki Swedia yang mencapai puncak Everest.

6 Oktober 1990
Jean Noel Roche dan puteranya, Roche Bertrand alias Zebulon, menjadi pendaki ayah - anak pertama yang mencapai puncak Everest bersama - sama. Kedua ayah - anak ini turun dari South Col langsung ke Base Camp menggunakan paralayang bersama - sama ( tandem ) pada 7 Oktober 1990. Waktu itu, Roche Bertrand berumur 17 tahun dan pada saat itu merupakan pendaki termuda yang mencapai puncak Everest.

25 September 1992
Dua orang kakak - beradik, Alberto dan Felix Inurrategui mencapai puncak Everest.

23 April 1993
Pasang Lhamu Sherpa menjadi wanita Nepal yang pertama kali mencapai puncak Everest. Dia meninggal ketika turun dari puncak Everest.

1993
Dicky Dolma, India, menjadi wanita termuda yang mencapai puncak Everest. Ketika itu, dia berumur 19 tahun.

11 Mei 1995
Kiyoshi Furuno dan Shigeki Imoto dari Jepang, Dawa Tshering Sherpa, Pasang Sherpa, dan Nima Sherpa mencapai puncak Everest setelah melakukan pendakian melalui punggungan timur laut.

14 Mei 1995
Waldemar Niclevicz menjadi pendaki Brazil pertama yang mencapai puncak Everest.

Mei 1995
Nasuh Mahruki dari Turki menjadi pendaki muslim pertama yang mencapai puncak Everest.

20 Mei 1996
Peter Kuznetzov, Valeri Kohanov, dan Grigori Semikolenkov mencapai puncak Everest melalui jalur baru di punggungan timur laut di dinding utara Everest.

10 Mei 1996
Lene Gammelgaard menjadi pendaki wanita Denmark pertama yang mencapai puncak Everest melalui punggungan tenggara.

23 Mei 1996
Goran Kropp menjadi pendaki Swedia pertama yang mencapai puncak Everest tanpa bantuan oksigen.

26 April 1997
Asmujiono dan Misirin menjadi pendaki Indonesia pertama yang mencapai puncak Everest.

23 mei 1997
M Magendrean dan M Mohanadas menjadi pendaki Malaysia Pertama mencapai di puncak Everest.

1999
Babu menjadi satu - satunya orang yang tidur di puncak Everest. Dia berada di puncak Everest selama 21 jam.

13 Mei 1999
Katja Staartjes menjadi satu-satunya pendaki wanita Belanda yang mencapai puncak Everest.

5 Mei 1999
Elsa Avila Carsolio menjadi pendaki wanita Meksiko yang pertama kali mencapai puncak Everest.

5 Mei 1999
Renata Chlumska menjadi pendaki wanita Swedia yang pertama kali mencapai puncak Everest.

17 Mei 2000
Nazir Sabir menjadi pendaki Pakistan yang berhasil mencapai puncak Everest.

2000
Davo Karnicar turun dari puncak Everest menggunakan ski.

2001
Roche Bertrand dan istrinya, Claire Bernier Roche, turun dari puncak Everest menggunakan Paralayang bersama-sama ( tandem ) menuju Advance Base Camp di sisi Utara Everest. Mereka melayang selama 8 menit sebelum sampai ke Advance Base Camp. Mereka adalah pasangan suami - isteri yang terbang bersama - sama dari puncak Everest.

2001
Stefan Gatt turun dari puncak Everest menggunakan papan luncur ( snowboard ).

2001
Marco Siffredi turun dari puncak Everest menggunakan papan luncur( snowboard)  langsung ke Advance Base Camp.

2001
Erik Weihenmayer menjadi pendaki tuna - netra pertama yang mencapai puncak Everest.

22 Mei 2001
Viviana Cuq, Cristina Prieto, dan Patricia Soto menjadi pendaki - pendaki wanita Chili yang mencapai puncak Everest melalui punggungan tenggara.

2001
Karsang Tendup menjadi penggembala Yak ( binatang khas Himayala, seperti kerbau ) yang mencapai puncak Everest.

2001
Evelyne Binsack menjadi pendaki wanita Swiss pertama yang mencapai puncak Everest.

2003
Yuichiro Miura menjadi pendaki tertua yang mencapai puncak Everest pada usia 70 tahun. Dia mendaki ditemani anak lelakinya, Gota Miura.

2003
Gary Guller dari Amerika Serikat menjadi pendaki berlengan satu yang mencapai puncak Everest.

2003
George Dijmarescu setiap tahun mencapai puncak Everest dari sisi utara. Dia melakukannya selama 5 tahun berturut - turut.

2003
Apa Sherpa mencapai puncak Everest untuk yang ke - 13 kalinya. Pada 2006, dia memegang rekor, 16 kali mencapai puncak Everest.

2003
Tim dari China melakukan siaran televisi langsung dari puncak Everest.

2003
Jess Roskelley menjadi pendaki Amerika termuda yang mencapai puncak Everest.

22 Mei 2003
Zed Al-Refai, Kuwait, menjadi pendaki Arab pertama yang mencapai puncak Everest.

23 Mei 2003
Rekor Pemba Dorjie Sherpa, 25 tahun, melakukan pendakian dari Base Camp ke puncak Everest tanpa bantuan oksigen selama 12 jam 45 menit dipatahkan oleh Lakpa Gelu Sherpa, 36 tahun, yang melakukannya dalam waktu 10 jam 56 menit dan 46 detik.

2003
Tiga bersaudara mencapai puncak Everest pada hari yang sama.

2003
Tashi Tenzing Sherpa, cucu dari Tenzing Norgay, menjadi generasi ketiga pertama dari keluarga yang mencapai puncak Everest. Tenzing Norgay, puteranya dan Tashi Tenzing Sherpa, cucunya, telah sama - sama mencapai puncak Everest.

21 Mei 2004
Pemba Dorjee Sherpa, 27 tahun, mencapai puncak Everest dari Base Camp dengan waktu yang sangat fantastis, 8 jam 10 menit. Dia mulai mendaki pada pukul 18.00 waktu setempat pada 20 Mei 2004 dan
mencapai puncak Everest pada pukul 02.10 pada 21 Mei 2004. Ia mematahkan rekor Lakpa Gelu Sherpa, 36 tahun, pada 2003.

Gie, Dokter Cinta Yang Gagal Dalam Asmara

$
0
0
Dokter Cinta, itulah anggapan dari teman - teman wanitanya Soe Hok Gie di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Luki Sutrisno Bekti, seorang sahabat Gie melukiskan sosok Gie sebagai orang yang menyenangkan dan sangat perhatian. Gie sering menjadi tempat curhat bagi teman - temannya. Bagai seorang dokter yang buka praktik, orang harus bikin janji dulu jika ingin bicara serius dengan dia.

www.belantaraindonesia.org

Pria kurus cungkring bermata sipit ini ternyata selain piawai di kancah politik dan sastra budaya, ia juga dikenal sangat humanis. Kepeduliannya yang tinggi membuatnya punya banyak teman.

Kadang saya berpikir bagaimana Hok Gie bisa membagi waktu dan perhatiannya buat begitu banyak permasalahan, politik, sosial, budaya dan terutama untuk begitu banyak orang. Dan setiap orang merasa menerima perhatian yang besar dari Hok-Gie,” kata Luki yang sudah akrab dengan Hok Gie sejak 1967 - 1969.

Selain curhat, Hok Gie juga biasanya dicari karena pandai dan tidak pelit membagi ilmu. Bagi temannya ia bagaikan ensiklopedi berjalan, tempat bertanya banyak hal mulai dari mata kuliah, sejarah, sastra, hingga persoalan cinta.

Wanita yang dekat dengan Soe Hok-Gie lainnya, Yayuk Surtiati juga memberikan kesaksian dalam buku yang sama. Bagi Yayuk, yang kini menjadi professor di FS UI ( kini jadi FIB ), Gie adalah sosok senior yang bersedia menjadi mentor dan juga mengajarkan banyak hal.

Yayuk termasuk salah satu yang sering curhat pada Hok-Gie tentang pacarnya, padahal dia sendiri tak punya pacar. Kala itu, pria yang banyak membaca dan sering diejek dengan julukan 'China kecil' itu mengaku dirinya sebagai pria berhati batu.

Karena curhat justru pada Soe Hok Gie yang tak punya pacar, seorang temannya malah menyeletuk. “Tanya masalah cinta kok ke Soe Hok-Gie. Itu sih sama saja dengan bertanya ke dengkul,” kisah Yayuk.

Dalam banyak aspek kehidupannya, Soe Hok Gie memang bisa sangat percaya diri dan dewasa, tapi beda halnya ketika bicara soal asmara.

John Maxwell dalam penelitiannya untuk disertasi doctoral di Australian National University juga pernah secara khusus menyoroti hubungan Soe Hok Gie dengan teman wanitanya.

Kondisi emosi Soe Hok Gie dinodai oleh ambiguitas dan kebingungan selama berbulan - bulan ini ketika ia berjuang mengatasi perasaannya terhadap ketiga gadis yang telah menjadi bagian penting dari kehidupannya,” ujar Maxwell seperti dikutip Rudy Badil.

Di usianya yang ke 26 ia hanya bisa merasa iri kepada teman - temannya yang sudah menikah atau sudah mempunyai kekasih,” kutip Rudy.

Tepat sehari menjelang usianya ke 27 tahun, Soe Hok Gie menitipkan sejumlah batu dan daun cemara ke teman - teman wanitanya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Nih gue titip ya, ambil dan bawa pulang batu Semeru , batu dari tanah tertinggi di Jawa. Simpan dan berikan ke cewek - cewek,” kata Gie waktu itu, Selasa Pon 16 Desember 1969. src

Kini, Dokter Cinta tersebut memang telah tiada. meninggalkan banyak kisah dan cerita yang banyak tertuang di pikiran para pendaki gunung dan pecintanya. Meskipun Gie gagal dalam hal asmara, namun ada satu kalimat dari seorang gadis pemujanya sekaligus pecintanya, entah siapa:

Sayangku, suatu hari nanti pasti aku akan berkunjung ke tempatmu, di puncak dimana kamu berhenti bernafas dimana semua mimpi mu tentang mati muda menjadi kenyataan.

Rindu Tebalku Pada Gunung

$
0
0
Setiap kali kita melihat serombongan para pendaki gunung lengkap dengan segala peralatannya, tas carrier, topi gunung, sepatu gunung dan sebagainya ditambah dengan segala kedekilan pakaiannya, maka tiba - tiba rindu tebal pada gunung akan menyeruak. Timbul tanya, kapan naik gunung lagi?

www.belantaraindonesia.org

Mengingat sebuah kalimat dari Dr. Karl May dalam sebuah buku Winnetou: "Sekali menghirup udara Prairie, sejauh apapun kita pergi akan selalu terpanggil untuk kembali..."

Seperti ketika Dr. Karl May meninggalkan Wild West menjelajahi pelosok Balkan dan kembali ke Jerman, tetap saja pada akhirnya dia kembali menjadi Old Shatterhand di Sabana Amerika. 

Kita tidak akan pernah tahu, mengapa selalu ada rasa rindu tebal untuk mendaki gunung dan menyambangi alamnya? Alam bebas begitu menantang dan selalu membangkitkan kerinduan yang mendalam. Mengutip kata - kata Norman Edwin, "Bertualang di alam bebas tak ubahnya menjelajah tubuh perempuan di balik bajunya..."

Selalu terbayang saat malam tiba, menyusuri lebatnya hutan rimba belantara, memacu nafas menjejak tebing tinggi dan betapa menyenangkannya bercengkerama dengan teman di tengah alam bebas. Pagutan alam itu ternyata tak pernah membosankan, selalu rindu untuk mengulanginya kembali.

Ada kalanya, saat menapak di lereng gunung menuju puncak, rasa lelah dan dinginnya udara membuat sering kita berpikir untuk turun kembali dan rindu suasana kamar di rumah, hangat dan menentramkan. Sekelumit kata sering keluar: Malas dan capek!

Tetapi setelah lama waktu berlalu tanpa berada di alam terbuka, rindu itu niscaya semakin menebal. Rindu pada kabut gunung, rindu pada suara alam, rindu pada sunyinya suasana. Semua yang ada di tengah alam gunung membuat rindu.

Sungguh, gunung ternyata mampu menghipnotis para pecinta dan penikmatnya. Maka, selagi masih rindu dan masih mampu, angkatlah ranselmu, pergilah menuju gunung. Luapkan rindu tebalmu pada gunung sepuas hatimu.

Sungguh aku rindu alam bebasku dan lembah gunungnya..."Bertualang di alam bebas tak ubahnya menjelajah tubuh perempuan di balik bajunya..."

Merapi Jendela Bumi

$
0
0
Merapi Jendela Bumi, itulah slogan dari Museum Gunung Merapi yang terletak di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Memang, museum ini dibangun untuk mengenal dan mengingat lebih jauh tentang Gunung Merapi dan bencana yang ditimbulkannya.

www.belantaraindonesia.org

Museum ini memiliki slogan “Merapi Jendela Bumi”, dengan bangunan berarsitektur modern dan di atasnya berbentuk tugu Jogja.

Museum ini dikelilingi pemandangan hijau dari pepohonan yang tumbuh di sekelilingya. Bangunannya memiliki luas 4.470 meter persegi dan berlantai dua. Museum ini terbilang unik karena lantainya memiliki gambar jejak kaki berwarna biru yang akan mengantarkan Anda berkeliling museum.

Ada banyak koleksi di Museum Gunung Merapi yang dapat Anda lihat. Ada alat - alat untuk proses pemantauan aktivitas gunung berapi dan berbagai macam batuan yang dibawa oleh letusan Merapi, salah satunya adalah batuan pijar berdiameter 65 mm lebih.

Tersimpan juga peralatan masak warga yang rusak terkena erupsi, seperti wajan, panci, piring, dan alat masak lainnya. Sebuah kerangka sepeda motor milik warga yang tewas di bungker Kaliadem pada 14 Juni 2006 juga terpajang di museum ini.

www.belantaraindonesia.org
Indonesia Travel
Museum Gunung Merapi diresmikan Kepala Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daa Mineral R. Syukar pada 1 Oktober 2009, dan sejak saat itu dibuka untuk umum. Tiket masuknya Rp3.000 per orang.

Kehadiran museum yang berdiri dilahan seluas sekitar 3,5 hektare ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan pelajar untuk mengetahui informasi lengkap mengenai Gunung Merapi. Tidak hanya itu saja, museum ini sangat berguna bagi mereka yang ingin melakukan penelitian mengenai Gunung Merapi.

Kini, berkunjung ke Museum Gunung Merapi sudah menjadi jadwal wajib ketika berkunjung ke Yogyakarta atau Gunung Merapi. Seperti sudah diinformasikan sebelumnya, di museum ini Anda dapat mengetahui informasi mengenai perjalanan panjang Gunung Merapi.

Ketika memasuki lantai pertama, Anda akan disambut sebuah replika Gunung Merapi yang terus - menerus mengeluarkan asap dan magma dengan suara bergemuruh. Replika Gunung Merapi ini juga menyimpan informasi mengenai kronologis letusan gunung ini dari tahun 1969, 1994, 2006, dan 2010. Untuk mendapatkan infomasi ini, Anda hanya perlu menekan tombol yang ada di dekat replika tersebut.

www.belantaraindonesia.org

Di lantai satu terdapat beberapa zona, seperti Volcano World. Di zona ini Anda akan menyaksikan foto - foto dan alat peraga tentang fenomena gunung api di seluruh dunia dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Kemudian Zona Gunung Api, Anda akan disuguhkan informasi lengkap tentang Gunung Merapi, mulai dari fenomena kubah Gunung Merapi, mitos, dan pos pengamatan dari masa Hindia Belanda sampai saat ini.

Di zona ini juga Anda akan diberikan informasi tentang bagaimana menyelamatkan diri saat letusan gunung api. Sedangkan lantai dua gedung ini dipergunakan sebagai studio pemutaran film tentang Gunung Merapi.

Menyusuri setiap zona dan lantai museum ini membuat Anda seolah - olah berada atau sedang mendaki kawasan Gunung Merapi. Berkunjung dan belajar mengenai Gunung Merapi merupakan pengalaman yang berharga dan menarik.  src

Pilihlah Wakil Rakyat Yang Peduli Lingkungan

$
0
0
Mencegah efek dan laju pemanasan global bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan berperan serta dalam Pemilu atau Pemilihan Umum yang akan diselenggaran oleh Indonesia pada bulan April dan Juli 2014 nanti. Kemudian apa hubungannya antara Pemilu dan pemanasan global?

www.belantaraindonesia.org
Foto: Lensa Indonesia
Demi tercapainya upaya tersebut, Anda harus jeli dalam memilih wakil rakyat dan pemimpin nasional. Mereka harus memiliki visi misi serta program jelas mengenai pelestarian lingkungan.

Program tersebut nantinya akan membantu upaya konservasi, karena aktivitas penebangan hutan dan pertambangan liar harus segera dihentikan. Wimar Witoelar dari Yayasan Perspektif Baru mengatakan, peran generasi muda menjadi penting dalam memilih wakil rakyat yang mafhum akan pelestarian lingkungan.

Jumlah pemilih muda usia 17 - 28 tahun pada Pemilu 2014 diperkirakan sekitar 53 juta orang, dari total pemilih Indonesia yang berjumlah 170 juta jiwa. Maka dari itu, peran generasi muda sangat menentukan arah pemerintahan lima tahun kedepan.

Pentingnya mengangkat isu lingkungan hidup khususnya pemanasan global, didasari pada minimnya pemahaman masyarakat mengenai isu lingkungan, terlebih para calon anggota legislatif yang akan bertugas membuat peraturan perundang - undangan.

Upaya mengurangi pemanasan global memerlukan political will semua pihak, untuk mengubah kerangka kebijakan pemerintah ke arah yang pro lingkungan. Maka menggunakan hak pilih pada Pemilu nanti sangatlah penting,” ujar mantan juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid itu.

LSM Wahana Lingkungan Hidup Indonesia ( Walhi ) Nasional mencatat terdapat sekitar 93 persen calon anggota legislatif merupakan calon yang sebelumnya menjabat di DPR RI, sedangkan sisanya merupakan wajah baru.

Menurut Direktur Walhi Nasional, Abetnego Tarigan, dari calon anggota legislatif itu hanya sekitar 7 persen yang dinilai memiliki integritas, komitmen, kepemimpinan serta kompetensi yang mencukupi, termasuk memahami persoalan di bidang lingkungan hidup. Bila terpilih kembali, Abetnego mengkhawatirkan bahwa agenda penyelamatan lingkungan tidak akan berjalan dengan baik.

www.belantaraindonesia.org
Foto: Bisnis Jabar
Perubahan iklim merupakan suatu hal yang pasti hadir di tengah masyarakat yang tidak dapat dihindari, yang disebabkan oleh akumulasi persoalan lingkungan yang selama ini terjadi. Maka pemahaman dan penyikapan yang benar mengenai isu lingkungan harus dimiliki para anggota legislatif, agar dapat membuat kebijakan yang memihak kepada kelestarian lingkungan.

Anggaran untuk penanganan perubahan iklim banyak yang bersifat hibah. Kedepan kita tidak bisa lagi mengandalkan hibah dari Norwegia, Inggris, tapi kita harus lebih mengedepankan kekuatan dalam negeri, APBN. Tapi apakah DPR kita mengerti persoalan lingkungan, butuh keberpihakan dan perhatian pada isu itu?

Wimar Witoelar berharap, pendidikan politik masyarakat semakin meningkat, sehingga dapat menentukan arah bangsa kedepannya.

"Jangan pilih lagi orang yang membela kepentingan penguasa hutan, yang merusak lingkungan. Orang yang memiliki pelanggaran hukum dan pelanggar HAM juga jangan dipilih."

Dalam hal ini juga sebuah harapan bagi para pecinta lingkungan sejati agar lebih baik urungkan niat untuk memilih para calon legislatif yang memasang papan kampanyenya dengan cara memaku di pohon di pinggir jalan.

Tangisan Bayi Hentikan Amukan Gajah

$
0
0
Di Desa Olgara, Distrik Purulia, Bengal Barat, seekor Gajah dewasa menghentikan niatnya merusak rumah penduduk. Memang di kawasan itu, seperti dikabarkan surat kabar The Times of India, kerap terjadi konflik antara gajah dan manusia, bahkan amukan gajah sampai menyebabkan korban.

www.belantaraindonesia.org
Illustrasi Kompas
Menurut aparat keamanan setempat, sang gajah malam itu kedapatan merusak dan berusaha membobol dinding rumah salah seorang penduduk. Namun, aksi itu terhenti saat gajah tersebut mendengar tangis ketakutan bayi pemilik rumah, yang baru berusia 10 bulan, di dalam ruangan yang dindingnya dibobol tersebut.

Setelah mendengar tangis itu, gajah dewasa tersebut menghentikan aksinya. Hewan itu lalu dengan hati - hati menggerakkan belalainya, membersihkan reruntuhan batu bata yang berjatuhan di sekeliling bayi tersebut.

Saat kejadian, kedua orangtua si bayi tengah makan malam di ruangan lain. "Kami memuja Dewa Ganesha ( dewa umat Hindu berkepala gajah ). Namun, sampai sekarang kami masih tak percaya gajah itu justru berupaya menyelamatkan bayi kami walau dia sempat berusaha menghancurkan rumah tinggal kami". Kami melihat sendiri dengan takjub, bagaimana gajah itu dengan hati - hati menyingkirkan reruntuhan batu dari sekitar bayi kami. Ini sebuah mukjizat," ujar sang ibu bayi, Lalita Mahato. NG

Gajah Liar Mampu Mengenali Bahasa Manusia 
Penelitian baru menunjukkan gajah liar dapat mengenali bahasa - bahasa manusia yang berbeda, menurut para ilmuwan Inggris.

Penelitian juga menyebutkan gajah dapat membedakan suara pria dan wanita serta anak - anak. Para ilmuwan dari Universitas Sussex di Inggris memainkan rekaman suara manusia di depan gajah - gajah di taman nasional Amboseli di Kenya.

Di taman nasional itu terdapat ratusan gajah yang tinggal di dekat pemukiman suku Masai yang sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai peternak.

www.belantaraindonesia.org

Para peneliti mengatakan kemampuan untuk membedakan suara manusia adalah sesuatu yang tidak ditemukan pada binatang lain. Dengan kemampuan ini, gajah dapat mempertimbangkan mana suara yang mengancam dan mana yang tidak, kata para ilmuwan.

Bau Dan Warna Baju
Satwa besar ini juga menunjukkan ketakutan saat mendengar suara pria dewasa suku Masai dan menggunakan kemampuan itu untuk menghindar dari manusia.

Profesor Karen McComb dan Dr Graeme Shannon dari Universitas Sussex yang memimpin penelitian, mengatakan eksperimen yang sama menunjukkan gajah juga dapat membedakan singa jantan atau betina dari aumannya.

McComb mengatakan gajah juga bereaksi atas bau dan warna baju merah yang digunakan anggota suku Masai. "Bila Anda memberikan tumpangan kepada pria Masai di mobil Anda, gajah akan bertindak berbeda terhadap Anda," kata McComb.

Penelitian ini diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences di Amerika Serikat. NG

Ternyata Tidak Ada Gunung Api Mati

$
0
0
Gunung Api Mati. Sering kita mendengar atau juga sedikit membaca tentang ungkapan tersebut. Gunung api mati, gunung api yang lama tidak ada pergerakan dan seolah sudah tidak akan lagi bisa meletus. Sebagai contoh, Gunung Kelud setelah meletus pada tahun 2007, pada tahun 2014 Kelud kembali mengamuk.

www.belantaraindonesia.org

Berbeda dengan letusan 2007 yang efusif, letusan kali ini cenderung eksplosif, seolah menunjukkan jati diri Kelud yang sebenarnya. Selain 1901 letusan dahsyat juga terjadi pada 1990. Seperti kebanyakan gunung berapi lain, Gunung Kelud mempunyai watak yang sulit ditebak.

Seorang mantan Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya MineralProf. Dr. J.A. Katili memperingatkan untuk tidak gegabah menentukan watak sebuah gunung berapi; apakah gunung itu sudah mati atau masih hidup.

Dia juga mengatakan bahwa para pakar sepakat, tidak ada gunung api mati. Kebanyakan adalah gunung api yang istirahat dan tidur.

Menurut Katili, bisa saja tidurnya hanya puluhan tahun, beberapa ratus tahun, tapi tak sedikit yang ribuan tahun. Semakin lama gunung itu tidur, semakin berbahaya kalau meletus. Salah satu contoh adalah Gunung Krakatau di Selat Sunda dan Gunung Tambora di Sumbawa.

Krakatau yang meletus pada 1883 membuat hanya sebagian saja dari gunung itu tersisa. Guncangannya dirasakan di seluruh dunia. Debu menutupi kawasan sekitar 827.000 km persegi dan berlangsung hampir setahun. Gelombang air laut mengempaskan kapal - kapal dan rumah penduduk dalam radius 50 - 60 km dari pusat letusan. Terlebih lagi, letusan Krakatau di penghujung abad ke -19 itu juga menelan 36.417 jiwa meninggal.

Enampuluh delapan tahun sebelumnya, Gunung Tambora meletus dan menewaskan sekitar 10.000 jiwa meninggal. Letusannya terdengar hingga Jakarta dan Maluku Utara.

Mengacu pada dua gunung tersebut, memang sulit menentukan mati hidupnya sebuah gunung. “Manusia hanya puluhan tahun hidup, sedangkan sejarah kehidupan gunung bisa ribuan tahun. Bisa jadi, gunung yang sudah dianggap ‘mati’ sebenarnya dalam skala waktu gunung masih hidup,” ujar Katili.

Untuk lebih mengenali, ciri gunung yang masih hidup antara lain ditandai dengan bentuk kerucutnya yang masih bagus. Sebagian dari gunung yang hidup ini kini sedang dalam keadaan tidur.

"Biasanya gunung yang sudah jutaan tahun tidak menampakkan kegiatannya. Secara fisik ini ditandai dengan adanya parit - parit akibat erosi air hujan. Bekas - bekas gunung api yang sudah mati ini dapat dijumpai di Plered, dekat Purwakarta," ujar Katili.

Semakin lama tidur semakin dahsyat
Mengetahui kesukaan tidur gunung menjadi sangat penting. Kelud, misalnya, mempunyai kesukaan tidur 0 - 21 tahun, Una - una 90 tahun dan Galunggung 60 - 70 tahun. Kisaran waktu ini pun tidak bisa dijadikan patokan yang mutlak, tapi kalau masa - masa itu terlewati kewaspadaan setidaknya perlu ditingkatkan.

Lama waktu tidur ini juga berhubungan dengan daerah yang harus diwaspadai. Suatu pegangan umum, lebih lama  gunung api itu beristirahat akan lebih dahsyat letusannya. Gunung Galunggung dan Colo dengan masa istirahat 50 - 150 tahun dapat menghancurkan daerah dengan radius 10 km crtau lebih dari titik letusan.

Gunung Unzen di Jepang ( 200 th ), Mt. Ruis di Kolumbia ( 500 th ) dan Pinatubo di Filipino ( 600 th ) bencananya bisa meliputi wilayah sampai radius 20 km, atau lebih. Sedang Krakatau dan Tambora dengan masa tidur seribu tahun, letusannya mencapai radius 50 km.

Katili menyebut, tidur tidaknya gunung tergantung suplai magma dan ketebalan kerak Bumi. Begitu tekanan magma bisa menembus ketebalan kerak Bumi, gunung akan meletus. Di Indonesia sumber magma ada di palung dalam Samudera Hindia di kurang lebih 190 km, selatan Pulau Jawa. Intisari

Inilah Istimewanya Gunung Kelud

$
0
0
Gunung Kelud dengan ketinggian 1.731 Mdpl yang berada di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur memiliki keistimewaan dibandingkan dengan gunung berapi lainnya. Kelud istimewa baik dalam risiko bahaya maupun risiko dampak bencananya.

www.belantaraindonesia.org

Pada risiko bahaya, sedari dulu Kelud dikenal dengan letusan eksplosif dan danau kawah di puncaknya. Danau kawah yang berasal dari tampungan air hujan itulah yang berubah menjadi lahar panas saat erupsi terjadi.

Periode letusan yang pernah tercatat durasinya lebih pendek dibandingkan dengan Gunung Merapi. Periode letusan Merapi terjadi rentang hitungan bulan, sedangkan Kelud dalam hitungan jam.

Bahkan secara volume material yang dimuntahkan, Kelud pernah mengalirkan sekitar 100 juta meter kubik material dari dalam perut bumi, dalam erupsi tahun 1990. Perbandingannya  kalau Sinabung sekitar 15 juta meter kubik, yang dikeluarkan selama empat bulan.

Dengan risiko bahaya Kelud tersebut, potensi kerusakan yang ditimbulkan menjadi sangat tinggi, yaitu potensi ancaman terhadap permukiman warga yang rapat dan menghancurkan hasil pertanian sehingga berpengaruh juga pada perekonomian.

Saat ini, memang kawah danau telah berubah menjadi kubah lava. Perubahan tersebut terjadi dalam erupsi efusif tahun 2007 lalu.

Para ahli vulkanologi sepakat bahwa kubah lava itu jika hamburkan ke atas, akan menyebabkan bencana yang tidak jauh berbeda dari letusan 1990. Oleh karena itu, perubahan dari kawah danau menjadi kubah lava tersebut tidak memengaruhi tingkat bahaya yang ada.

Sebelumnya, aktivitas kegunungapian Gunung Kelud terus mengalami peningkatan. Pada 2 Februari 2014 statusnya dinaikkan menjadi Waspada, lalu kembali naik menjadi Siaga pada 10 Februari 2014. Dengan status ini wilayah jangkauan radius 5 kilometer dari kawah disterilkan dari aktivitas manusia.

Atas kondisi itu juga, Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana ( Satlak PB ) Kabupaten Kediri dibentuk dan beberapa skenario dijalankan untuk menghadapi ancaman erupsi Kelud.

Sejarah Earth Hour

$
0
0
Earth Hour adalah kegiatan peduli pada lingkungan yang dipelopori oleh organisasi WWF ( World Wide Fund Of Nature ) Australia yang di mulai pada tahun 2007 dan diadakan pada hari sabtu terakhir di bulan Maret setiap tahunnya.

www.belantaraindonesia.org

Saat Earth Hour tiba, seluruh warga dunia serentak memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak diperlukan sejak pukul 20:30 hingga 21:30 waktu setempat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran atas perlunya tindakan terhadap perubahan iklim serta mengurangi konsumsi listrik.

Seperti dikutip dari situs Earth Hour, awalnya pada 2004 WWF Australia mencari upaya baru dalam penanggulangan dampak pemanasan global. Maka tercetuslah ide Earth Hour tersebut. Kemudian dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun kampanye Earth Hour disambut baik dan didukung oleh masyarakat dan pemerintah.

Selanjutnya pada 2005, WWF Australia bersama dengan agen periklanan Leo Burnett Sydney mendiskusikan ide yang mengusung gagasan bahwa setiap orang bisa bertanggungjawab secara pribadi untuk masa depan bumi. Mereka pun mulai mengembangkan konsep pemadaman lampu dan listrik dalam skala besar. Gagasan ini diberi nama 'The Big Flick'.

Leo kemudian diberi tugas membuat nama kampanye yang bisa mewakili lebih dari sekadar memadamkan lampu. Maka pada 2006, konsep mereka diubah namanya menjadi Earth Hour. Dengan demikian, mereka berharap nama Earth Hour memungkinkan untuk memperluas fokus kampanye dari sekedar mematikan lampu.

Tepat pada 31 Maret 2007, pertama kalinya Earth Hour dilaksanakan di Sydney, Australia. Kala itu, pemadaman lampu dilakukan pada jam 19:30 hingga 20:30 waktu setempat. Sekira 2,2 juta penduduk Sydney dan 2.100 pengelola gedung perkantoran turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Kegiatan ini lantas menarik perhatian dunia internasional. Pada tahun - tahun berikutnya, Earth Hour pun kemudian diperingati secara global.

Bagaimana dengan Indonesia? tahun ini adalah keenam kalinya Indonesia turut dalam kegiatan Earth Hour. Berdasarkan keterangan WWF Indonesia, Earth Hour tahun lalu Jakarta berhasil menghemat listrik sebesar 50 MW. Sedangkan untuk Jawa dan Bali penghematan listrik mencapai 180 MW.

Keris Mpu Gandring Yang Terkubur Di Kawah Gunung Kelud

$
0
0
Gunung Kelud memiliki sejarah yang panjang di Indonesia. Dahulu saat Kerajaan Majapahit masih berjaya, Gunung Kelud pernah meletus dan letusan tersebut mendapat perhatian yang cukup besar dari Raja Makapahit kala itu, Prabu Hayam Wuruk. Bahkan, konon kawah Kelud dijadikan tempat membrangus aura jahat keris Mpu Gandring oleh Raja Singosari saat itu: Wisnuwardana.

www.belantaraindonesia.org
Photo Credit: Merdeka.com
Keris Mpu Gandring sendiri terbuat dari bongkahan logam yang jatuh dari langit atau meteorit. Bongkahan logam itu diduga memiliki aura yang sangat jahat dan haus darah. Terbukti, nyawa sang empu alias yang membuat keris Mpu Gandring tewas oleh keris ini.

Selain itu Mpu Gandring juga menewaskan prajurit Keboijo, Ken Arok dan Anusapati. Setelah membunuh Anusapati dengan keris Empu Gandring, Tohjaya naik tahta menjadi Raja Singosari.

Belum genap setahun menjabat sebagai Raja Singosari, Tohjaya tewas dalam sebuah pemberontakan yang dipimpin oleh Ranggawuni yang merupakan anak Anusapati. Ranggawuni yang membalaskan dendam ayahnya tersebut akhirnya menjadi Raja Singosari dan bergelar Wisnuwardhana ( 1248 - 1268 ).

Di masa kepemimpinan Wisnuwardhana inilah perseteruan antar - keluarga dalam dinasti Rajasa berakhir. Wisnuwardhana menikah dengan putri eks kerajaan Kadiri yang tamat riwayarnya setelah dikalahkan oleh Ken Arok, pendiri Kerajaan Singosari.

Berabad - abad silam, Jawadwipa ( Pulau Jawa ) dikisahkan selalu dalam kondisi tidak stabil. Daratannya terombang - ambing, timbul tenggelam terayun oleh gelombang samudera. Kalangan dewata di kahyangan pusing tujuh keliling, hingga akhirnya muncul ide cemerlang dari Betara Guru

"Jawadwipa, harus diberi pemberat, biar tidak terus terombang - ambing," demikian ide cemerlang Betara Guru. "Mahameru yang ada di Jambhudwipa ( India ), harus dipindahkan ke Jawadwipa," lanjut sang betara menjelaskan gagasannya.

Para dewata sepakat Gunung Mahameru dipindahkan ke Pulau Jawa. Namun, dalam proses pemindahannya, bagian gunung berguguran di sepanjang perjalanan, hingga menjadi gunung - gunung lain di Jawa. Satu di antara gunung - gunung itu adalah Kampud ( Kelud ).

Sementara yang lainnya adalah Gunung KatongLawu ), Wilis, Kawi, ArjjunaiArjuno ) dan Gunung KemukusWelirang ). Tubuh Mahameru diletakkan agak miring. Menyandar pada Gunung BrahmaBromo ), hingga akhirnya menjadi Gunung Sumeru ( Semeru ). Sedang puncak Mahameru didirikan, hingga menjadi Pawitra atau Gunung Penanggungan.

Soal keberadaan Gunung Kelud, konon, kawah gunung itu sebenarnya merupakan kuburan dari keris Mpu Gandring. Meski kebenaran atas kisah ini masih perlu pembuktian, namun banyak warga yang terlanjur mempercayainya. Tetapi sejarah mencatat, betapa haus darahnya keris ciptaan empu itu.

Selain merenggut jiwa si penciptanya, Mpu Gandring sendiri, juga merenggut jiwa si pemesan, Ken Arok dan beberapa Raja Singosari lainnya.  Merdeka

Gua Keramat Di Jalur Torean Gunung Rinjani

$
0
0
Jalur pendakian populer di Gunung Rinjani, Lombok Nusa Tenggara Barat adalah jalur Sembalun dan Senaru. Tetapi cobalah sesekali Anda mendaki Gunung Rinjani melalui jalur Torean, jalur yang jarang di daki oleh pendaki dari luar Lombok. Meski agak sulit untuk menempuhnya, jalur Torean menjanjikan panorama yang beragam.

www.belantaraindonesia.org
Seorang porter menyeberangi sungai belerang di jalur Torean, Lombok Di jalur ini terdapat air panas, yang dipercaya penduduk dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Misalnya Gua Taman. Gua yang terdapat tidak jauh dari persimpangan jalan menuju Gua Susu jalur pendakian itu dianggap sangat keramat. Di muka gua banyak bergantungan kain putih.

Menurut Amak Herni, porter senior dan juga tetua adat di Dusun Torean, kain putih itu boleh dikenakan siapa saja yang akan memasuki Gua Taman. Dengan hanya berkain putih itu, pendaki yang melakukan perjalanan ke Rinjani itu masuk gua melalui mulutnya yang cuma berdiameter sekitar setengah meter.

Ruangan di dalam gua ternyata cukup luas, sekitar 3 x 3 meter, dengan ketinggian kira - kira dua meter. Di dalamnya ada kolam kecil berair jernih, yang oleh masyarakat setempat dianggap seperti air zamzam di Mekah.

Dari Gua Taman, tim pun berjalan ke Gua Susu, yang berjarak sekitar 500 meter. Memasuki Gua Susu, gua sumber air panas alami, seperti berada di ruang sauna. Air panas meneter dari stalaktit.

Di gua itu pula dapat ditemukan puluhan penduduk lokal yang berendam di sumber air panas, yang mereka percaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Mereka rela menginap tiga - lima hari dengan mendirikan tenda. Beratnya pendakian menuju ke sana justru dianggap sebagai ujian.

Pendakian via jalur Torean berujung di Danau Segara Anak di ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Danau seluas sekitar 11 juta meter persegi dengan kedalaman 230 meter ini tempat pertemuan jalur Torean dengan dua rute pendakian Rinjani lainnya: Sembalun dan Senaru.

Danau ini merupakan kaldera purba yang terbentuk akibat letusan dahsyat Gunung Samalas pada 1257. src

Ada Yang Lebih Kuat Dari Obsesi Pendaki Gunung

$
0
0
Kita tentu masih ingat dengan Pungkas Tri Baruno yang tewas di Gunung McKinley di Amerika Utara. Dan lebih dari 20 tahun yang lalu, Indonesia juga sempat menangis karena kehilangan dua pendaki terbaiknya di Amerika Selatan, Norman Edwin dan Didiek Syamsu Wahyu Triachdi saat pendakian Puncak Aconcagua.

www.belantaraindonesia.org

Keduanya mendaki Ancocagua, di Argentina pada tanggal 11 Maret 1992. Pendakian ini merupakan rangkaian dari ekspedisi tujuh puncak dunia yang dilakukan Mapala UI. Sebelumnya tim Mapala UI telah menempuh perjalanan dari Cartenz Pyramid, Kilimanjaro, McKinley dan Elbrus.

Namun gunung tertinggi di Amerika Selatan ini mengakhiri impian keduanya untuk menjadi seven summiter pertama Indonesia. Keduanya juga harus kehilangan nyawanya hanya beberapa ratus meter menjelang puncak Ancocagua.

Diduga badai yang bertiup hingga kecepatan 420 km / jam dan suhu yang turun hingga minus 42 derajat celcius menjadi penyebab melemahnya kondisi kedua pendaki ini. Suhu ekstrim inilah yang membuat Aconcagua sering dijuluki 'Iblis Pegunungan Andes'.

Jenazah Didiek Syamsu lebih dahulu ditemukan pada tanggal 24 Maret 1992, sedangkan Jenazah Norman Edwin baru ditemukan tanggal 2 April 1992. Butuh berhari - hari sebelum jenazah keduanya bisa dievakuasi.

Kematian keduanya ternyata tidak menyurutkan langkah Indonesia untuk terus mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi dunia. Ekspedisi Gabungan Kopassus dan sipil berhasil mengibarkan Merah Putih di Puncak Everest pada tahun 1992.

Dan setelahnya, Clara Sumarwati juga telah menginjakkan kakinya di tingginya atap dunia, Everest pada 26 September 1996. Namanya dan tanggal pencapaiannya tercatat antara lain di buku - buku Everest karya Walt Unsworth ( 1999 ), Everest: Expedition to the Ultimate karya Reinhold Messner ( 1999 ) dan website EverestHistory.com, sebuah referensi andal akan segala sesuatu yang berkaitan dengan pendakian gunung di dunia.

Sampai saat ini pun ekspedisi tim Indonesia masih terus berjalan dan terus berniat untuk menjejakkan kaki di puncak tertinggi dunia dan meneruskan tradisi Seven Summits.

Kematian Pungkas, Norman Edwin Dan Didiek Syamsu serta banyak lagi pendaki gunung Indonesia seakan menjadi pengingat bahwa ada yang lebih kuat dari obsesi manusia. Gunung itu sendiri

Mengapa Kita Membutuhkan Gunung?

$
0
0
Dakilah gunung dan belajarlah darinya. Kedamaian alam akan meresap ke dalam sanubari seraya sinar mentari menerpa pepohonan. Angin akan meniupkan kesegarannya, dan badai kekuatannya, sedangkan kekhawatiran akan luruh laksana daun - daun musim gugur.”—JOHN MUIR, PENULIS DAN PECINTA ALAM DARI AMERIKA.

www.belantaraindonesia.org

Sebagaimana disadari oleh John Muir lebih dari seabad yang lalu, gunung dapat menggugah perasaan kita. Kemegahannya mengesankan kita, satwa liarnya memukau kita, dan kedamaiannya menenangkan kita. Jutaan orang mengunjungi gunung setiap tahun untuk menikmati pemandangannya dan membangun semangat mereka. ”Gunung telah menjadi sumber kekaguman dan inspirasi bagi peradaban manusia sejak masa lampau,” kata Klaus Toepfer, direktur pelaksana Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa - Bangsa ( PBB ).

Tetapi, gunung tidak bebas dari masalah. Sejak dahulu, letaknya yang terpencil membuatnya sangat terlindung dari eksploitasi manusia secara berlebihan. Namun, sekarang ini gunung sedang terancam. ”Sebagian dari kawasan liar yang tersisa ini sedang lenyap dengan cepat akibat pertanian, perkembangan infrastruktur, dan hal - hal lain yang lambat laun menunjukkan dampaknya,” jelas pernyataan pers PBB.

Kawasan gunung meliputi sebagian besar permukaan Bumi. Setengah jumlah penduduk dunia bergantung pada kekayaan alamnya. Dan, gunung juga merupakan tempat tinggal jutaan orang. Gunung bukan cuma latar belakang yang memesona dari panorama padang rumput yang sentosa. Mari kita perhatikan beberapa sumbangsih gunung bagi kesejahteraan manusia.

PENYIMPANANAIR
Gunung merupakan sumber bagi sungai - sungai terbesar kita dan juga sumber air bagi kebanyakan waduk kita. Di Amerika Utara, hampir semua air di Sungai Colorado dan Sungai Rio Grande yang berarus deras bersumber dari Pegunungan Rocky. 

Kira - kira setengah penduduk dunia tinggal di Asia sebelah selatan dan sebelah timur. Dan, kebanyakan dari mereka bergantung pada hujan yang menyirami barisan gunung yang sangat besar di kawasan Himalaya - Karakoram - Pamirs - Tibet.

Gunung, menara air dunia, sangat penting bagi semua kehidupan di bumi dan bagi kesejahteraan manusia di mana - mana,” jelas Toepfer, dan menambahkan, ”Apa yang terjadi di puncak gunung yang tertinggi mempengaruhi kehidupan di dataran rendah, di perairan tawar dan bahkan di laut.” 

Di banyak negeri, gunung menyimpan salju musim dingin, perlahan - lahan melepaskan kelembapannya yang sangat penting selama musim semi serta musim panas. Di daerah - daerah kering dunia, irigasi sering kali bergantung pada air dari salju yang mencair di gunung yang jauh. Banyak gunung memiliki lereng berhutan yang menyerap hujan seperti spons sehingga air itu mengalir turun ke sungai dengan perlahan dan tidak mengakibatkan banjir besar.

HABITATSATWALIARDANKEANEKARAGAMANHAYATI. 
Karena kawasan pegunungan sangat terpencil dan potensi pertaniannya pun terbatas, kawasan ini tidak banyak diusik oleh manusia. Alhasil, gunung menjadi tempat suaka bagi fauna dan flora yang mungkin telah punah di dataran rendah. 

Misalnya, Taman Nasional Kinabalu di Malaysia, sebuah daerah pegunungan yang lebih kecil daripada New York City, dihuni oleh 4.500 spesies tanaman—lebih dari seperempat jumlah spesies tanaman yang terdapat di seluruh Amerika Serikat. Panda raksasa [ Ailuropodamelanoleuca ] dari Cina, burung kondor [ Vulturgryphus ] dari Andes, macan tutul salju [Leouncia ] dari Asia tengah, dan tak terhitung banyaknya spesies lain yang terancam punah semuanya bergantung pada habitat gunung.

Menurut majalah NationalGeographic, beberapa ekolog telah memperhitungkan bahwa ”lebih dari sepertiga tumbuhan darat dan binatang vertebrata yang dikenal hanya terdapat di kurang dari 2 persen wilayah planet ini”. Sejumlah besar spesies bergerombol di kawasan yang subur dan tidak terjamah manusia yang para ilmuwan sebut titik genting ( hotspot ) biologi. 

Titik genting ini—banyak di antaranya adalah daerah pegunungan—memiliki keanekaragaman hayati yang bermanfaat bagi kita semua. Beberapa dari tanaman pangan yang paling penting di dunia berasal dari tanaman liar yang masih tumbuh di gunung—jagung di dataran tinggi Meksiko, kentang serta tomat di Pegunungan Andes di Peru, serta gandum di Kaukasus, dan masih banyak lagi.

REKREASIDANKEINDAHAN. 
Gunung juga melestarikan keindahan alam. Gunung memiliki air terjun yang mengesankan, danau yang indah, dan banyak pemandangan yang paling spektakuler di dunia. Tidak heran, sepertiga dari semua daerah dunia yang terlindung terletak di kawasan pegunungan. Dan, daerah - daerah itu telah menjadi tujuan favorit para pelancong. 

Bahkan taman nasional yang terpencil didatangi jutaan pengunjung dari segala penjuru dunia. Orang melanglang buana ke Taman Nasional Denali di Alaska untuk melihat Gunung McKinley, gunung tertinggi di Amerika Utara. 

Banyak orang mengunjungi Lembah Celah untuk mengagumi Gunung Kilimanjaro dan Gunung Meru yang menawan atau untuk mengamati kawanan binatang liar yang tinggal di antara dua puncak yang megah ini. Banyak masyarakat gunung mendapatkan manfaat dari arus wisatawan, meskipun turisme yang tidak terkendali mengancam ekosistem yang ringkih ini.
Viewing all 1171 articles
Browse latest View live