Quantcast
Channel: BELANTARA INDONESIA
Viewing all 1171 articles
Browse latest View live

Uniknya Curug 7 Bidadari Di Lereng Gunung Ungaran

$
0
0
Curug 7 Bidadari adalah sebuah obyek wisata air terjun yang terletak di kawasan lereng Gunung Ungaran di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah sekitar 9 km dari Bandungan dan 7 km dari obyek wisata Candi Gedong Songo.

www.belantaraindonesia.org
Curug 7 Bidadaripic prod
Tempat ini bernama Curug 7 Bidadari karena memiliki keunikan pada jumlah curugnya ( air terjun ) 7 buah yang terbentuk secara alami.

Curug 7 Bidadari memiliki 3 tingkatan, pada tingkat pertama terdapat 1 air terjun. Pada tingkat kedua terdapat 2 air terjun, dan yang paling bawah ada 4 air terjun yang saling berdampingan. Jarak antara tingkat pertama ke tingkat kedua memiliki ketinggian sekitar 7 meter, sedangkan jarak tingkat kedua ke tingkat ketiga sekitar 6 meter.

Air terjun ini hasil aliran alami dari Gunung Ungaran karena memang letaknya yang tidak berada jauh dari Gunung Ungaran. Suasana sekitar masih asri dan alami, karena berada di bawah tebing yang atasnya hutan dengan berbagai tanaman rimba. Sedangkan di sebelah timur terdapat hamparan sawah yang berbentuk terasering yang ditanami tanaman padi dan berbagai sayuran. 

Kedung Wali
Di bagian atas curug ini terdapat sebuah kedung berukuran 70 cm dan kedalaman 60 cm yang airnya sangat jernih. Kedung ini diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai tempat pemandian para bidadari. Menariknya, menurut masyarakat sekitar air dari kedung dapat membuat awet muda dan menyembuhkan berbagai macam penyakit.

www.belantaraindonesia.org
Kedung Walipic prod
 Keberadaan Kedung Wali ini oleh masyarakat sekitar dikaitkan dengan Kyai Mandhung, seorang pengikut pangeran Diponegoro yang menjadi tetua Dusun Keseneng dan dimakamkan tidak jauh dari komplek Curug 7 Bidadari.

Untuk menuju tempat ini diperlukan waktu sekitar 1 - 1,5 jam dari kota Semarang. Sedangkan untuk memasuki Curug 7 Bidadari pengunjung akan dikenakan tiket masuk yang tergolong murah sebesar Rp 2.000 dan biaya parkir Rp 1.000.  src

5 Cara Bertahan Hidup Saat Tersesat Di Hutan

$
0
0
Melakukan kegiatan petualangan di hutan rimba memang sungguh mengasyikan. Melihat panorama alam dan menyaksikan aneka flora dan fauna berteman udara sejuk teramat menyenangkan. Tetapi oleh karena itu, banyak yang terlena sehingga tertinggal rombongan kemudian tersesat. Apa yang harus dilakukan?

www.belantaraindonesia.org

1. Hemat Baterai Ponsel
Meminta pertolongan dengan menelepon rekan perjalanan jadi cara paling mudah untuk kembali bersama rombongan. Sebelum melakukan hal itu, sebaiknya periksa dulu baterai ponsel Anda.

Jika baterai ponsel masih cukup dan sinyal stabil, silakan menghubungi rekan perjalanan secepatnya. Namun jika baterai tinggal sedikit dan sinyal tidak stabil, sebaiknya hemat baterai yang ada. Jika hari sudah sore, segera cari tempat perlindungan yang lebih terbuka dan lanjutkan usaha menghubungi rekan esok hari.

2. Cari Pohon Bambu Untuk Diambil Airnya
Hal terpenting lain yang tak boleh dilupakan jika tersesat di hutan adalah tetap menjaga tubuh agar tidak dehidrasi. Jika sekitar Anda tidak terdapat sungai, carilah pohon bambu. Hutan di Indonesia banyak ditumbuhi bambu.

Bambu mengandung air yang cukup banyak dan masih bersih. Anda bisa membuat lubang kecil di pangkal salah satu batang. Kemudian dengan memotong bambu diameter kecil, gunakan sebagai sedotan.

3. Cari Tanaman Yang Bisa Dimakan
Jika kehabisan bahan makanan, Anda bisa memanfaatkan tumbuhan di sekitar sebagai sumber makanan. Tumbuhan yang dimakan monyet umumnya cocok untuk dikonsumsi manusia.

4. Buat Tempat Istirahat
Membuat tempat istirahat dadakan menjadi penting ketika tersesat dan hari mulai gelap. Jika ingin sedikit bersusah payah, Anda bisa membuat tempat perlindungan berupa panggung sederhana dari bambu yang diikat dengan tali. Kalau bisa, panggung dibuat lebih tinggi untuk menghindari serangan binatang buas.

www.belantaraindonesia.org

5. Buat Api
Binatang buas keluar pada malam hari dan takut pada api. Untuk itu, jangan lupa untuk membuat Api Unggun. Tak perlu besar, yang penting apinya cukup untuk menyinari Anda dan bisa menghalau binatang mendekat.

Surga Itu Bernama Indonesia

$
0
0
Memahami Indonesia tidak hanya dengan sesuatu yang terlihat, karena ada nilai - nilai yang tak kasat mata yang semestinya bisa dimengerti secara tersirat. Aku hanya ingin bicara dengan bahasaku sendiri, bukan dengan kata - kata yang sulit dieja. Dan aku hanya ingin mati di tanahku yang basah oleh darah dan air mata para penjajah, Tanah Indonesia!

www.belantaraindonesia.org

Katanya Indonesia Ketinggalan Jaman Dan Kampungan 
Aku pernah membayangkan, dulu ketika bapakku bertanya pada kakekku? "Pak, apakah penjajahan selama 350 tahun itukah yang membuat bangsa kita ini katanya menjadi ketinggalan jaman dan kampungan?"

"Ketinggalan jaman karena orang Indonesia tak pandai memasak daging sapi dan kerbau menjadi steak..... Ketinggalan jaman karena orang Indonesia tak tahu cara memasukan air yang mengalir dari dalam tanah dan celah batu pengunungan ke dalam botol kemasan, atau sekedar meminumnya dari keran.....Ketinggalan jaman karena orang Indonesia tidak tahu bagaimana caranya mengubah batu menjadi permata".

"Kampungan karena orang Indonesia tak tahu cara mengantri.....Kampungan karena orang Indonesia tak biasa membungkukan badan.....Kampungan karena orang Indonesia selalu melihat kanan kiri ketika hendak menyeberang jalan.....Kampungan karena orang Indonesia bukan pemakan sayuran.....Kampungan karena orang Indonesia suka membuang sampah sembarangan.....Kampungan karena orang Indonesia suka kekerasan tanpa tahu cara berdamai.....

www.belantaraindonesia.org

Kampungan karena orang Indonesia suka menerobos lampu merah.....Kampungan karena orang Indonesia senantiasa menutup tubuh kita dengan pakaian yang wajar dan tertutup.....Kampungan karena orang Indonesia tak tahu cara membersihkan sayuran.....Kampungan karena orang Indonesia tak punya taman.....Kampungan karena orang Indonesia panikan karena gempa Bumi dan gempuran lahar....."

"Benarkah begitu pak? Beri aku penjelasan! Agar kelak anak - anakku tahu kesalahannya, kenapa mereka memaksa menyipitkan mata, memancungkan hidung, atau sekedar memutihkan kulit dengan berbagai macam cara hingga tersiksa semata agar terlihat seperti orang Jepang dan Eropa, hingga memujanya bak negeri impian".

Sejenak tak ada jawaban, hening.....Setelah itu sambil tersenyum perlahan kakekku menjawab pertanyaan bapakku....

"Nak, coba kau panjat gunung tertinggi di Republik ini. Lihat lalu arahkan matamu ke kanan dan ke kiri, ada apa di sana? Namun jika kau tak melihat apa - apa, biar aku yang menjelaskan kenapa semua itu terjadi.

Palingkan tatapanmu ke ujung barat tanah rencong, lalu perlahan kau alihkan ke Borneo, ke Sulawesi, ke Maluku, Hingga ujung timur Irian Jaya. Kemudian perlahan turunkan matamu ke bawah, dan lihatlah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Lombok, Bali, hingga ke Pulau Jawa.

Semua yang dibutuhkan oleh manusia di dunia ini nyaris terhampar dan tersedia di negeri ini. Itulah makanya kenapa mereka para penjajah rela mati ditusuk bambu runcing hingga matanya terbelalak.......Sampai sini kau paham maksudku, nak?"

Jika Kau Tanya Indonesia Ketinggalan Jaman? 
Nak, Tuhan itu maha adil...Itulah kenapa Dia tidak mengajarkan kepada kita orang Indonesia, agar pandai membuat steak ala Eropa atau Amerika. Seperti mereka yang katanya mengaku modern. Tuhan melakukan itu agar mereka tahu bahwa kita punya rendang dan rabeg yang tidak menimbulkan kanker....

www.belantaraindonesia.org

Nak, bukan karena kita orang Indonesia tak bisa mengemas air ke dalam botol. Tapi karena minum air kendi itu lebih nikmat dan tak merusak alammu...

"Nak, Indonesia adalah permata nan indah. Tanpa harus menggali batu untuk kau olah menjadi intan, emas, perak, dan berlian hingga menghancurkan alamnya. Kecuali kau gunakan alakadarnya sekedar pemanis tubuh agar terihat lebih cantik dan menawan....".

www.belantaraindonesia.org

Jika kau tanya, kenapa orang - orang di Indonesia sulit untuk mengantri? Itu mungkin karena mereka menganggap bahwa negaranya terlalu luas. Dan oleh karena itu mereka harus diajarkan bagaimana rasanya hidup di negara yang sempit agar tahu bagaimana caranya tertib.

Jika kau tanya, kenapa orang Indonesia tidak suka "membungkukan badan"? Itu mungkin karena sesekali orang Indonesia butuh istirahat untuk sekedar meluruskan badan. Karena kebanyakan orang Indonesia senang bergotong - royong. Dan sangat menghormati orang tuanya hingga sungkem dan mengesot seperti yang kau lihat di keluarga keraton."

www.belantaraindonesia.org

Jika kau tanya, tidak seperti orang Jepang, kenapa orang Indonesia suka menoleh ke kanan dan ke kiri saat menyeberang jalan? Itu mungkin karena orang Indonesia sedang memperhatikan siapa tahu ada seseorang yang perlu dipapah dan dibantu untuk menyeberang jalan.

Jika kau tanya, kenapa orang Indonesia suka menerobos lampu merah sebelum hijau? Itu mungkin karena orang Indonesia terbiasa bekerja keras ala "Romusha". Sebab jika kau tak cepat maka telingamu akan pengang oleh suara - suara aneh di belakangmu.

www.belantaraindonesia.org

Jika kau tanya, kenapa orang Indonesia katanya tak suka memakan sayuran layaknya orang Jepang? Itu mungkin karena orang Indonesia sudah bosan dengan sayuran. Sebab di Indonesia menanam sayur tak sesulit seperti di Jepang. Dimana saja kau lempar benih sayur maka disitulah kau tuai hasilnya.

Jika kau tanya, kenapa orang di Indonesia suka membuang sampah sembarangan? Itu karena mereka sangat hapal lagu Koes Plus sampai tahu bahwa tanah dan airnya bisa merubah semua yang mereka buang menjadi tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman.

Jika kau tanya, kenapa orang Indonesia suka kekerasan dan tak tahu cara berdamai? Itu karena mereka sedang belajar memahami perbedaan ribuan bahasa, budaya, dan tata cara. Agar mereka saling mengenal saudara setanah airnya.

www.belantaraindonesia.org

Jika kau tanya kenapa orang Indonesia senantiasa menutup tubuh kita dengan pakaian yang wajar dan tertutup? Itu mereka lakukan karena nilai dan norma norma yang mereka pegang teguh. Pun jika kau melihat mereka orang Indonesia yang separuh bertelanjang itu semata karena adat dan budaya. Bukan telanjang yang dibuat buat agar terlihat.

Jika kau tanya, kenapa orang Indonesia tidak tahu cara membersihkan sayuran? Itu karena mereka mengerti betul bahwa tanah dan airnya sangatlah bersih dan bening laksana air gunung yang mengalir.

www.belantaraindonesia.org

Jika kau tanya, kenapa Indonesia tak punya taman? Itu karena orang Indonesia tahu bahwa Indonesia adalah ibu yang memiliki semilyar "paru - paru" dari segala taman taman di dunia.

Jika kau tanya, kenapa orang Indonesia suka panik jika terjadi gempa Bumi? Itu karena mereka tak ingin kehilangan nyawa mereka agar mereka bisa lebih lama menikmati indahnya Indonesia.

"Oh iya nak, kelak katakan pada anak - anakmu, tak perlu jauh jauh pergi ke Jepang, Korea atau ke Eropa untuk sekedar melihat putihnya salju, cukuplah mereka datang ke puncak tertinggi Jaya Wijaya di tanah Papua...Bisikan juga pada telinga mereka bahwa keindahan Carstensz Pyramid jauh lebih indah dari gunung Fuji".

www.belantaraindonesia.org

"Satu lagi nak, ajarkan kepada cucu - cucuku nanti bahwa bunga melati putih, bunga anggrek bulan, dan bunga padma raksasa, itu ternyata jauh lebih indah dan wangi daripada bunga Sakura".

www.belantaraindonesia.org

Kubela Indonesia sampai mati...Sebab teriakan nasionalismeku tak terletak hanya karena aku berdiri menyaksikan pertandingan sepak bola di stadion saja. Bukan juga karena gertakan Malaysia....Apalagi hanya karena berseteru mempersoalkan boyband dan group idol yang mereka puja - puja. Davinof

3 Gunung Andalan Di Dieng

$
0
0
Dataran tinggi Dieng merupakan wilayah wisata alam yang dikelilingi gunung - gunung. Dari segala penjuru, Anda akan mudah melihat pemandangan pegunungan dan perbukitan yang seolah mengepung wilayah ini. Dari sekian banyak gunung - gunung di Dieng, berikut ini ada 3 gunung andalan di Dieng.

1. Gunung Prau
Tidak banyak yang tahu kalau selain memiliki Gunung Sindoro dan Sumbing, Wonosobo punya Gunung Prau dengan pemandangan serba cantik. Anda akan dibuat jatuh hati melihat Telaga Warna dari ketinggian, hamparan bunga dan bukit Telettubies.

www.belantaraindonesia.org

Gunung Prau terletak pada ketinggian 2560 Mdpl,  masuk wilayah beberapa Kabupaten sekaligus yakni wilayah Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal.

Bentuk Gunung Prau yang memanjang meliputi beberapa wilayah Kabupaten memungkinkan gunung ini untuk ditempuh melalui beberapa alternatif jalur pendakian. Lewat jalur utara, Anda bisa melalui Kabupaten Kendal, semisal dari Desa Genting Gunung, Desa Balong, Desa Kenjuran yang berada di Kecamatan Sukoreja. Jarak tempuh perjalanan mendaki melewati jalur utara kurang lebih memakan waktu 6 jam.

Hal istimewa lainnya dari Gunung Prau adalah hamparan padang bunga Chrysant yang cantik. Nikmati pula pemandangan bukit Teletubbies yang menawan dan megahnya Sumbing Dan Sindoro.

2. Gunung Sikunir
Bagi yang pernah ke Dataran Tinggi DiengGunung Sikunir tentu sudah tidak asing. Gunung dengan ketinggian kurang lebih 2.350 Mdpl ini sering didaki para wisatawan untuk melihat panorama Golden Sunrise Dieng yang mempesona. Dibawah gunung ini terdapat Telaga Cebong yang juga merupakan point awal pendakian menuju puncak.

www.belantaraindonesia.org

Jarak tempuh menuju puncak memakan waktu sekitar satu hingga satu setengah jam. Meski jalur pendakian tidak terlalu sulit, disarankan bagi para wisatawan agar ditemani oleh pemandu lokal apalagi jika mendaki dipagi buta mengingat di kanan - kiri jalur pendakian lumayan curam.

Dari puncak Sikunir ini, selain bisa melihat Sunrise Anda juga bisa melihat pemandangan lima gunung sekaligus, yaitu: Gunung Sindoro, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, Gunung Kembang, dan Gunung Prau.

Perlu diingat karena ketinggian Gunung Sikunir 2.300 Mdpl membuat udara tipis, sehingga akan membuat napas kita tersengal saat mendaki. Jadi saat Anda mendaki cobalah untuk bisa mengatur pernapasan melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut secara teratur.

3. Gunung Pakuwaja
Jika ingin melihat panorama Dieng dengan sudut pandang yang berbeda, datanglah ke gunung ini. Terletak di selatan Gunung Sikunir, gunung di ketinggian kurang lebih 2413 M dpl ini memiliki jalur pendakian yang lebih mudah dengan jarak tempuh antara setengah hingga satu jam. Start dari desa Sembungan sepanjang perjalanan Anda akan melihat perladangan penduduk, rerumputan dan semakin naik Anda akan menjumpai batu Andesit berserakan.

www.belantaraindonesia.org

Yang unik dari Gunung Pakuwaja adalah di puncaknya Anda bisa melihat batu besar menjulang berbentuk serupa Menhir. Menurut mitos yang beredar, batu tersebut adalah Pakunya Jawa.

Dari Puncak Gunung Pakuwaja anda bisa melihat lanskap Dataran Tinggi Dieng dengan lebih leluasa. Kawasan wisata Telaga Warna, Kawah Sikidang, Komplek Candi Dieng. tampak berbeda dilihat dari sudut Pakuwaja. Pemandangan Sunrise di Pakuwaja juga tidak kalah menarik dari penampakan sunrise di Sikunir.

7 Telaga Di Dieng

$
0
0
Dieng, sebuah dataran tinggi yang terlalu memesona bagi para pengunjungnya. Pemandangan alam yang menarik, sejuknya udara pegunungan dan tingkat kearifan lokalnya yang membumi, semakin membuat Dieng dan segala yang ada disana sangat layak dikunjungi. Di antara obyek wisata tersebut, ada 7 telaga di Dieng yang jangan sampai Anda lewatkan.

1 . Telaga Merdada 

www.belantaraindonesia.org

Telaga Merdada dahulu merupakan kepundan ( kawah gunung berapi yang kemudian terisi air hujan ) air dari telaga itu dapat dipergunakan untuk kebutuhan penduduk Desa Karang Tengah.

2. Telaga Sewiwi 

www.belantaraindonesia.org

Telaga ini bukan merupakan bekas kawah melainkan pemunculan air tanah dari bukit - bukit sekitarnya ditambah air hujan, sehingga terjadilah telaga. Sekarang telaga ini berkurang airnya.

3. Telaga Balekambang 

www.belantaraindonesia.org

Terletak di Kompleks Candi Pendowo, untuk menghindari bahaya banjir yang dapat merusak candi - candi, penduduk membuat saluran pembuangan air ke sungai Dolok. Saluran tersebut diberi nama Gangsiran Aswatama.

4. Telaga Warna dan Telaga Pengilon

www.belantaraindonesia.org

Kedua telaga ini dulu merupakan satu telaga saja, karena terbendungnya Sungai Tulis oleh lava, maka telaga tersebut terpisahkan menjadi dua sampai sekarang.Telaga ini juga telaga yang paling ramai dikunjungi karena letaknya yang strategis.

5. Telaga Dringo 

www.belantaraindonesia.org

Nama Dringo didapat dari tumbuhnya dringo di sekeliling telaga tanpa ditanam orang. Telaga itu juga merupakan bekas kawah yang meletus pada tahun 1786.Terletak di desa Pekasiran, dan langsung berbatasan dengan desa Wonopriyo kecamatan Blado kabupaten Batang, sejalur dengan kawahCandradimuka.

6. Telaga Cebong

www.belantaraindonesia.org

Telaga ini merupakan cekungan dikelilingi oleh perbukitan. Air tanah bukit bukit itu mengisi cekungan tersebut. Air telaga digunakan untuk keperluan sehari - hari oleh penduduk desa Sembungan.

7. Telaga Menjer 

www.belantaraindonesia.org

Merupakan telaga alam terluas di Kabupaten Wonosobo. Berada di ketinggian 1300 Mdpl, dengan luas 70 Ha dan kedalaman 45 meter. Telaga Menjer terletak di desa Maron Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo 12 km sebelah utara kota Wonosobo.

Sunrise Cantik Dari Punthuk Setumbu

$
0
0
Punthuk Setumbu. Anda pernah mendengar nama itu? Yap, nama itu adalah sebuah bukit yang tak jauh dari Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tepatnya berada di Dusun Kurahan, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur. Jaraknya tidak sampai 5 km jika ditempuh dari Candi Borobudur.

www.belantaraindonesia.org
source picture Punthuk Setumbu
Arti kata Punthuk itu sendiri adalah tanah yang 'mawur', tidak padat dan tidak pula mudah terurai seperti halnya pasir. Dimana di sekelilingnya gundul, alias tidak ditumbuhi oleh rumput atau pohon.

Punthuk Setumbu terkenal sebagai Surganya Sunrise yang ada di wilayah Borobudur. Dari sana Anda bisa melihat sunrise yang sangat indah. Kalau beruntung, Anda bisa melihat Matahari pagi yang muncul dan bersinar di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.

Dari atas Punthuk Setumbu Anda bisa menikmati panorama keindahan dua gunung yang mengelilingi Kabupaten Magelang, Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Apalagi kalau di bawah sana masih tersisa kabut yang menutupi pepohonan dan rumah - rumah penduduk. Niscaya Anda akan merasa bagaikan berada di atas atas langit.

Tidak hanya menawarkan pemandangan eksotisme Gunung Merapi dan Gunung Merabu yang berada di sebelah utara, Punthuk Setumbu juga akan memanjakan mata, karena Anda bisa menikmati rentetan Pegunungan Menoreh yang membentang di bagian selatan.

Ada cerita yang mengisahkan, bahwa Punthuk Setumbu ditemukan oleh seorang kyai yang berasal dari Jawa Timur. Sang kyai bermimpi bahwa ada punthuk di daerah Borobudur, dimana dari atasnya bisa tampak Matahari terbit.

Nah, kalau belum pernah berkunjung, Anda patut ke sana. Dijamin tidak menyesal, kecuali Anda datang kesiangan atau cuaca berawan. Lebih baik Anda ke Punthuk Setumbu kalau sudah musim kemarau. Sekitar bulan April sampai bulan September. Di samping itu jalannya pun tidak lagi becek terkena air hujan.

www.belantaraindonesia.org
Merapi Merbabu dari Punthuk Setumbu
Untuk bisa menikmati sunrise, sebaiknya Anda sudah berada di Punthuk Setumbu pada pukul 05.00 WIB sampai dengan 05.15 WIB. Dari kawasan Borobudur, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncaknya adalah sekitar 30 menit kalau menggunakan transportasi mobil, atau tidak sampai 30 menit kalau menggunakan transportasi sepeda motor.

Di sana juga ada pemandu yang siap mengantar Anda berjalan sampai puncak kalau Anda merasa butuh pendamping. Anda juga tak perlu kehausan, karena di puncaknya ada penjual minuman kopi, teh, atau sekedar air mineral.

Punthuk Setumbu tidak hanya terkenal di kalangan wisatawan domestik. Banyak wisatawan luar negeri yang tertarik untuk mengagumi keindahan sunrise dari sebuah bukit yang ada di dekat Candi Borobudur. Adapun tiket masuk sebesar Rp 15.000 untuk wisatawan domestik, dan Rp 30.000 untuk wisatawan mancanegara.

Satu hal lagi yang tak kalah menarik untuk dilihat dari Punthuk Setumbu. Siluet Candi Borobudur yang terlihat sangat kecil. Tampak seperti segitiga bergerigi yang dikelilingi oleh kabut. Bagaikan melihat negeri di atas awan. Silakan berkunjung ke sana dan rasakan sensasi yang berbeda dari yang lainnya!  src

Tips Sukses Clara Sumarwati Mendaki Everest

$
0
0
Mendaki gunung itu gampang - gampang sulit. Ini kata Clara Sumarwati, pendaki putri Indonesia pertama yang mencapai puncak Everest. Apa saja yang disiapkan Clara, sehingga ia mampu menjajakan kaki di puncak setinggi 8.848 meter itu?

www.belantaraindonesia.org

 “Tidak hanya menyesuaikan diri dengan alam. Tetapi juga menyesuaikan dengan sesama anggota tim. Dengan begitu akan diperoleh tim yang professional, yang sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Mendaki dengan tim yang solid akan memberi rasa aman dalam diri”.

Elemen Pendukung 
Setelah kedua unsur tadi, tahap selanjutnya baru difokuskan pada elemen pendukung itu antara lain sumber acuan, pemilihan cuaca, pemilihan jalur pendakian, dan logistik. Disini kita bisa belajar dari pengalaman orang lain. Seperti yang saya lakukan dalam memilih jalur.

Dari literature yang saya baca, hanya sekitar 5% keberhasilan pendakian lewat jalur North Col yang dipengaruhi cuaca. Artinya, faktor teknis lebih berperan. Karena itu saya pilih, karena menurut perhitungan saja, jalur ini tidak akan terlalu menguras tenaga ungkapnya.

Elemen pendukung yang menjadi pusat perhatian Clara Sumarwati adalah soal logistik. Sering kita melupakan masalah logistik gara - gara terlalu konsentrasi pada satu masalah. Logistik bukan melulu masalah jumlah, tapi juga jenis makanan. Saya membawa bahan makanan yang mengandung banyak kalori.

Tabung oksigen juga harus diperhatikan. Telitilah dalam membeli tabung, jangan terkecoh dengan tabung yang tak terisi penuh. Dalam pendakian gunung tinggi, tabung oksigen adalah juga nyawa kita. Ujarnya lagi.

Inilah sedikit rahasia kesuksesan Clara Sumarwati. Perhitungan cermat memang harus dilakukan, agar kegiatan pendakian tak menjadi ajang bunuh diri.

Clara Sumarwati Belajar Manajemen Pada Alam

$
0
0
Melangkah tertatih - tatih di atas salju, terkadang kaki terperosok sampai betis, menempuh pendakian, diterpa hawa dingin membekukan sampai 50 derajat Celsius di bawah not. Terus begitu sampai ke puncak setinggi 8000 m, menghabiskan berpuluh - puluh hari. Bisakah Anda membayangkan hal itu dilakukan oleh seorang wanita?

www.belantaraindonesia.org

Tapi kenyataan ini tak mustahil. Wanita itu ada. Ia bisa mengibarkan bendera marah putih di puncak Gunung Everest, gunung paling menantang buat pendaki - pendaki dunia. Clara Sumarwati, si wanita pemberani ini pada September 1996 berhasil menapakkan kaki di puncak gunung di Tibet itu. Tak tanggung - tanggung, ia melakukan ekspedisi sendirian, hanya ditemani beberapa Sherpa ( pembantu pembawa barang sekaligus penunjuk jalan ).

Tiga Bulan Lamanya
Ini pengalaman panting dalam hidup saya," ucapan tenang, bahkan cenderung datar, meluncur bagai kalimat bisaa dari bibir Clara. Padahal yang diceritakannya adalah pengalaman langka, yang penuh dengan tantangan dramatis.

Clara memang mengaku sangat penasaran dengan Everest. Ia pernah mendaki Gunung Aconcagua di Argentina tahun 1993, sendirian pula. Tapi, "Everest memiliki medan terberat dan perlu kejelian khusus. Saya betul - betul ingin mengalaminya."

Tinggi Pegunungan Everest 8848 m, lebih tinggi dari Aconcagua yang kira - kira 6.000 m. Tak kurang dari tiga bulan, sejak bulan Juli 1996 Clara memulai ekspedisi ini. Satu setengah bulan dipakai untuk aklimatisasi ( menyesuaikan diri dengan suhu setempat ) dan berlatih di Pegunungan Kalapatar, Nepal.

Satu setengah bulan lagi untuk mendaki melewati jalur North Col. Dari Tibet. Ditemani sejumlah Sherpa ( tim pembantu dan penunjuk jalan ), juru masak, dan kuli pengangkut barang. Perjalanan itu melewati enam camp sebelum mencapai puncak Everest.

www.belantaraindonesia.org

"Pendakian dari camp I ke camp II tidaklah seberapa berat. Namun mulai pendakian dari camp III dan seleterusnya, perjuangan saya benar - benar sangat berat. Tebingnya lebih curam dan sangat licin, sehingga mudah terperosok” kisahnya bersemangat.

Kali ini wajahnya mulai tampak emosional. Tebal salju Everest tak kurang dari setinggi paha. Suhunya mencapai minus 50 derajat celcius. Angin kencang bertiup dengan sangat cepat. Selama pendakian Clara mengenakan perlengkapan khusus pendaki gunung salju yang dibelinya di Jerman.

"Sehari - harinya saya makan nasi kering, glukosa, dan minuman hangat manis. Sebisa mungkin saya menyediakan makanan yang mudah dikunyah, karena sulit sekali menelan di tengah cuaca seperti itu," ceritanya.

Walaupun ada Sherpa yang selalu mendampinginya, namun bukan berarti usaha Clara menjadi ringan. "Mereka hanya membantu, saya tetap bertanggungjawab terhadap perjalanan dan diri saya sendiri," katanya.

Suhu dingin menggigit yang terlampau ekstrem membuat Clara harus terus menggerak - gerakkan jemarinya, agar tak terkena frostbite yakni pembekuan tangan yang kalau terjadi tangan bisa diamputasi. Clara juga tak leluasa beristirahat.

www.belantaraindonesia.org
Clara Sumarwati Dan Belantara Indonesia
"Setiap kali ingin duduk, saya harus membuat lubang terlebih dulu dan meletakan carrier saya di atasnya, barulah saya duduk. Kalau tidak saya bisa tergelincir”. Cetusnya tersenyum.

Turunnya hujan salju terus menerus, kemiringan medan yang sampai 60 derajat, dan ancaman longsoran salju yang bisa terjadi sewaktu - waktu perlu menambah ngeri suasana.

"Di camp III dan IV, saya harus melewatkan waktu cukup lama untuk aklimatisasi atau penyesuaian iklim dan meredakan mountain sickness seperti dehidrasi dan muntah - muntah," ceritanya. Saking dinginnya, pernah air sisa oksigen ( Clara menggunakan tabung oksigen untuk bernafas ) beku menjadi es.

"Di medan seberat itu, fisik sekuat apapun tidak menjamin keberhasilan sampai di puncak. Mental mudah sekali digerogoti ketakutan menghadapi medan seperti itu," tandasnya dalam nada dalam.

Belum lagi kestabilan emosi yang terganggu selama pendakian. Untuk urusan kestabilan emosi wanita bertubuh subur ini sudah teruji. Tahun 1994 bersama tim Persatuan Pendaki Gunung Angkatan Darat ( PPGAD ), menggarap Pegunungan Events. Dia satu - satunya peserta wanita di antara pria anggota militer. Tapi gagal di camp IV karena cuaca buruk sekali, " katanya sambil menggelar foto - foto dokumentasi pendakian itu.

www.belantaraindonesia.org

Kali ini usahanya tak sia - sia. Tanggal 26 September, tepat pukul 11.00 waktu setempat, Clara berhasil memijakkan kaki di puncak Everest. Bendera merah putih tidak bisa ditancapkan di sana lantaran embusan angin sedemikian kuatnya.

"Saya hanya bisa mengibarkan dengan tangan saya, ucapnya sedikit menyesal. Dia wanita ASEAN pertama yang berhasil melakukannya. Di seluruh dunia ada 38 wanita, 3 di antaranya dari Asia. Keberhasilan Clara membuahkan penghargaan dari Pemerintah Tibet, Asosiasi Pendaki Gunung Nepal dan lain sebagainya. ( Dokumentasi Clara Sumarwati )

Mengenal Clara Sumarwati Lebih Dekat

$
0
0
Banyak pendaki gunung ternama memulai petualangannya sejak masih belia, taruhlah, sejak SMA atau di bangku kuliah, tapi tidak demikian dengan Clara. "Banyak yang menyangka, saya dulunya anak MAPALA atau apalah yang berbau gunung," ujarnya tertawa. Padahal, ketika kuliah di Unika Atmajaya Jakarta, Clara adalah wanita kalem yang tak suka keluyuran, apalagi naik gunung.

www.belantaraindonesia.org
Clara Di Everest
Tapi rupanya Clara cukup rajin mengamati berita - berita tentang pecinta alam ( baca: pendaki gunung ) yang keluar dari rel. 'Saya dengar banyak yang tidak konsisten pada misi mencintai alam. Lebih dari itu, nafsu mendaki tanpa disertai kesabaran dan bekal yang cukup membuat banyak pendaki malah mengalami nasib naas di gunung," paparnya lancar. 

Rentetan berita tentang pendaki yang hilang, terjatuh dan mati sering membuatnya prihatin. Lambat laun mulai mempengaruhi jiwanya.

Baarangkali termasuk terlambat. Tapi karena sudah lulus kuliah dari Fakultas Psikologi, tahun 1990 Clara mendaftarkan diri pada kelompok pendaki gunung Putri Patria. Tes masuk yang cukup berat, ia bersaing dengan orang - orang yang sudah tahunan mendaki gunung di hadapan Clara dengan ngos - ngosan.

Tapi setelah bergabung, tak pelak lagi, Clara mulai terhitung pendaki gunung yang tangguh menjajal gunung -  gunung kelas kakap dunia. Sejak tahun 1990, Clara telah menggapai antara lain Gunung Gede, Gunung Pangrango, Gunung Rinjani, Gunung Soekarno di Irian Jaya, Annapurna IV di Nepal, Aconcagua ( 1993 ), dan Everest.

Seabrek cerita tentang beratnya latihan ( fisik dan mental ) lantas meluncur dari wanita yang bicaranya masih kental dengan aksen Jawa ini. "Digenjot fisik di Senayan, latihan mental di Gede - Pangrango. Pokoknya, selama di Indonesia saya jalani latihan sangat berat sebelum mendaki ke luar negeri," ungkapnya bersemangat.

www.belantaraindonesia.org
Clara Di Nepal
Ini membuat posturnya memang jadi perkasa. "Rekan - rekan dan pelatih saya kebanyakan pria. Tak masalah, soalnya saya bisa mengimbangi mereka. Tuturnya kalem. Buktinya pada pendakian Everest tahun 1994 ( yang akhirnya gagal ) Clara tidak kalah dari pria - pria kuat dari Angkatan Darat

"Memang lebih enak mendaki dengan pria," katanya tersenyum penuh arti. "Mereka lebih rasional dan logikanya tetap stabil berjalan, meski didera tantangan alam yang maha berat saat mendaki. Kalau wanita lebih emosional. Kebayangkan, dalam kondisi berat begitu lantas timbul percekcokan. Ini bisa jadi penyebab kegagalan," katanya serius.

Bicara tentang kiprahnya sebagai pendaki gunung, Clara mengaku banyak dipengaruhi kecintaannya pada alam sejak kecil.

Lahir dan dibesarkan di Yogyakarta, sejak kecil Clara, anak ke enam dari delapan bersaudara ini sering diajak ayahnya seorang guru, berpiknik bersama. "Ayah saya tidak mengajak ke tempat - tempat perbelanjaan seperti anak - anak zaman sekarang.

Kami dibawa ke pantai, naik kapal mengarungi laut, kadang ke gunung. Disana beliau banyak cerita. Ya kecintaan saya pada alam memang sudah terpupuk sejak kecil," papar Clara yang kini tinggal di Mantrijeron Yogyakarta.

www.belantaraindonesia.org
Clara Di Puncak Aconcagua
Tambahan lagi, Clara bukan gadis kecil yang manis dengan mainan boneka dan pernak - pernik wanita, mainannya justru kelereng, layangan dan ketepel! "Tiap sore saya selalu memanjat pohon tinggi dan menikmati angin di situ," Clara tersenyum kecil.

Namun semua itu tidak menghasilkan sesuatu yang ekstrem, seperti jadi tomboy sejati atau petualang. "Tidak, saya tetap seorang yang mengikuti garis aturan keluarga. Kenakalan saya sejak kecil meluntur seiring bertambahnya usia. Makin besar, meskipun kecintaan pada alam tetap besar, saya mulai menjauh dari interaksi langsung dengan alam," katanya lagi. Sampai akhirnya ia hijrah ke Jakarta, kuliah di Atmajaya, lantas terantuk kembali pada hasratnya sejak masa  kanak - kanak.

Bagaimana tanggapan keluarga terhadap profesi Clara yang cenderung riskan untuk wanita ini? Sambil menghela nafas panjang ia berujar, "Sedih Ibu saya sempat terpukul. Siapa sih yang ingin anak perempuannya naik turun gunung dengan taruhan nyawa?" Namun dengan berbagai cara untuk meyakinkan ibunya, restu itu keluar juga.

"Saya katakan pada Ibu, buat saya mendaki gunung bukan untuk berpetualang. Saya memiliki maksud terndiri. Ingin tahu bagaimana mendakinya, dan menurunkan ilmu mendaki pada orang lain," katanya.

www.belantaraindonesia.org
Clara Di Everest
Sang Ibu pulalah yang akhirnya dengan mengharu biru’ mendampingi putrinya menerima penghargaan dari Presiden Soeharto. "Sekarang ia bangga pada saya," ucap Clara berbinar.

Apa Sih Yang Dicari Clara? 
Sementara banyak wanita masa kini berbondong - bondong memacu diri dalam aneka potensi bergengsi, Clara malah berkutat dengan gunung. Bagi Clara bersahabat dengan alam, termasuk melakukan pendakian, bukanlah semata untuk memenuhi kepuasan pribadi. "Alam mengajarkan banyak hal panting buat manusia," katanya berfalsafah.

Bukan hanya menguji keperkasaan fisik yang disebut Clara sebagal bumerang yang sering menggagalkan upaya para pendaki, tapi lebih pada ujian mental, melatih ketekunan, kecekatan, serta kemampuan berpikir seseorang.

"Banyak orang yang berasumsi bahwa pendaki identik dengan ujian kekuatan fisik," ujar Clara. "Itu benar. Tapi fisik hanyalah faktor pendukung. Banyak sekali pendaki yang hanya mengandalkan kekuatan fisik semata. Ia berupaya dengan nafsu mendaki sampai di puncak, kadangkala tidak disertai rasio. Banyak yang berhasil sampai puncak, tapi banyak juga yang bernasib naas. Yang seharusnya fisik mereka tidak memungkinkan atau cuaca jelas - jelas tidak mendukung, ya, diterjang juga. Padahal alam itu tidak bisa di lawan,"mimiknya tampak serius.

www.belantaraindonesia.org
Clara Di Mantrijeron Yogyakarta
Sedangkan bagi Clara, "Saya hanya melatih diri sendiri, tanpa punya maksud mencari kejayaan. Dalam banyak pendakian sering saya mengalahkan ego untuk buru - buru sampai di puncak. Saya lihat kondisi cuaca, diri sendiri dan juga keselamatan orang lain seperti rekan dalam tim, sherpa, pengangkut dan lain - lain. Pendeknya, saya mendaki dengan rasio. "

Pada akhirnya puncak gunungbukanlah tujuan satu - satunya, justru kepuasan melewati proses sulit dan memperoleh 'ilmu' dari alam. Itulah sebabnya Clara tak berambisi mencari tantangan dan tantangan lagi, "Sesuai komitmen saya, hanya ingin tahu dan belajar," cetusnya cepat.

Lantas untuk apa semua itu ia jalani, kalau pada akhirnya hanya keingintahuannya yang sudah terpenuhi? Rupanya Clara punya rencana besar.

"Sebagai manusia dan wanita, saya tentunya tak Ingin terbelenggu hobi yang satu ini. Rasional saja. Saya Ingin punya pekerjaan yang bisa menjamin hidup saya. Namun saya tetap memanfaatkan background saya sebagai psikolog dan pendaki gunung," ucapnya pasti. ( Dokumentasi Clara Sumarwati)

Etika Saat Berwisata Di Candi Borobudur

$
0
0
Melakukan kegiatan wisata di situs warisan dunia atau lokasi wisata yang bersejarah memang memiliki peraturan sendiri - sendiri. Hal tersebut memang perlu Anda perhatikan agar Anda sebagai turis menghormati bangunan atau nilai sejarah dari bangunan - bangunan tersebut. Dan begitu juga saat berwisata di Candi Brobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

www.belantaraindonesia.org

Harus Didampingi Petugas
Mengunjungi Candi Borobudur harus didampingi oleh petugas atau pemandu wisata. Hal ini berguna bagi Anda yang membutuhkan segala macam informasi mengenai candi, serta bangunan lain yang ada di sana.

Gunakan Local Guide
Bagi Anda yang membutuhkan jasa pemandu wisata yang lebih privasi, disarankan menghubungi pemandu wisata lokal. Pemandu wisata lokal lebih mengetahui apa yang Anda butuhkan selama berada di dalam area candi.

Aturan Kunjungan Wisata
Bagi Anda yang melakukan kunjungan secara kelompok, minimal harus membawa rombongan sedikitnya 30 orang.

Setiap Kelompok Didampingi Petugas
Setiap kelompok pengunjung yang datang didampingi oleh seorang petugas pendamping yang akan mengarahkan jalur kunjungan selama berada di Candi Borobudur.

Kenakan Kain Sarung
Setiap wisatawan atau pengunjung yang datang dan berada di lokasi candi wajib mengenakan kain sarung yang telah disediakan.

www.belantaraindonesia.org

Pengunjung Dilarang:
- Membuang sampah sembarangan
- Merokok di area monumen candi
- Mencoret - coret atau panjat dinding
- Membawa buah - buahan atau makanan
- Membawa senjata tajam
- Membawa alat musik
- Membawa hewan

Gunakan Sandal
Anda sangat disarankan pakai sandal berbahan lunak. Sangat tidak diperbolehkan mengenakan hak tinggi karena akan merusak bangunan candi.

Kembalikan Kain Sarung
Setelah berkeliling candi, pengunjung wajib mengembalikan kain sarung ke tempatnya. Untuk jam operasional dari candi ini sendiri dimulai pada pukul 06.00 sampai 17.00 WIB.

Tertarik ke Borobudur? Buruan sekarang!

Blank 75, Zona Kematian Di Gunung Semeru

$
0
0
Gunung Semeru di Jawa Timur Indonesia memang menjadi salah satu gunung wajib didaki bagi para pendaki lokal maupun internasional. Indah dan megahnya Semeru lah yang menarik minat tersebut. Tetapi dibalik semua itu, ada bahaya yang mengancam.

Dari mulai luka - luka hingga nyawa yang melayang. Dan yang paling mengenaskan ialah mereka yang tidak kembali saat melakukan pendakian, menghilang bagaikan ditelan Bumi.

www.belantaraindonesia.org
Satu Titik Yang Berada Di Kawasan Blank 75 Semeru
Semeru memang indah, mulai dari Ranu Kumbolo yang menyajikan pemandangan Matahari terbit yang eksotis hingga pemandangan di puncak abadi para dewa ( julukan Mahameru, puncak Semeru ) merupakan magnet yang sangat kuat bagi mereka para pecinta alam dan pendaki gunung.

Namun di samping keindahannya yang menakjubkan, Semeru juga mempunyai berbagai ancaman bahaya yang selalu mengintai di sepanjang perjalanan hingga puncaknya, mulai dari bahaya tersesat di hutannya yang masih lebat, tertimpa longsoran batu menjelang Mahameru, beserta Blank 75 di area sekitar Mahameru.

Blank 75, nama tersebut sudah sangat familiar di telinga para pendaki, pecinta alam, dan mereka masyarakat di sekitar Semeru.

Blank 75 adalah nama dari sebuah jurang sedalam 75 meter yang terletak di sebelah timur laut dari puncak Mahameru ,diluar jalur di sebelah kanan Arcopodo / kelik ( dari arah puncak ) dan secara administratif TNBTS letaknya di blok Tawon Songo, dusun Pasrujambe, Kabupaten Lumajang. Gambaran medannya adalah lereng berpasir yang jalurnya putus ( blank ) karena dipisahkan oleh jurang yang dalamnya sekitar 275 - 100 m.

www.belantaraindonesia.org
Death Zone
Blank 75 juga sebuah kawasan berbahaya ( Death Zone / Jalur Tengkorak / Zona Kematian ) pada pendakian Gunung Semeru. Dimana jalur tersebut dapat menyebabkan pendaki tersesat, mengalami kecelakaan, terperosok ke jurang, tanah yang diinjaknya longsor, dis-orientasi tanpa tahu arah mana terbaik untuk ditempuh, kehabisan air, kehabisan bekal atau kepayahan dsb.

Sebetulnya ada jalur lain yang juga berbahaya yaitu jalur pendakian dari arah Selatan Semeru, dimana jalur tersebut merupakan jalur aliran lahar dan lahar dingin Semeru. Namun karena Jalur Selatan sangat jarang didaki maka fokus sebutan berbahaya dipakai pada area Blank 75.

Jurang ini disebut sebagai “zona kematian” oleh mereka para pendaki Semeru dikarenakan zona ini sudah memakan korban. Salah satu peristiwa yang membuat jalur ini menjadi terkenal terjadi di bulan Juli tahun 2009 lalu di mana seorang pendaki dari UGM bernama Andika Listyono Putra ditemukan tewas di dasar jurang ini setelah sebelumnya terpisah dari rekan – rekan pendakiannya dan hilang.

www.belantaraindonesia.org

Kebanyakan para pendaki tersesat di Blank 75 saat melakukan perjalanan turun karena memang jika dari puncak menuju Arcopodo rutenya bercabang menjadi dua. Rute yang mengarah ke zona kematian tersebut berada di sebelah timur laut atau rute yang berbelok ke arah kanan jika dari puncak, sementara rute yang sebenarnya mengarah agak ke barat laut.

Menuju Arcopodo sebenarnya cukup mudah apabila kondisi cuaca cerah karena Arcopodo akan mudah terlihat, namun jika cuaca berkabut dan badai, resiko tersesat ke arah Blank 75 akan semakin besar sebab jarak pandang yang terbatas.

Gunung Semeru memang menyimpan berbagai ancaman bahaya, namun tetap saja keindahan alamnya yang mendunia akan selalu menjadi daya tarik yang kuat bagi para pendaki dan pecinta alam di seluruh dunia.

Ancaman bahaya di Semeru terutama Blank 75 sebenarnya dapat dihindari dengan cara mempelajari terlebih dahulu zona – zona bahaya di Semeru sebelum mendaki karena sudah banyak info – info yang dapat ditemukan dari berbagai sumber.

16 Jenis Burung Elang Di Pulau Jawa

$
0
0
Burung Elang seringkali dijadikan simbol kegagahan. Itu antara lain karena Burung Elang adalah satu - satunya burung yang mampu terbang lebih tinggi dari burung - burung lainnya. Burung Elang ini adalah termasuk burung pemangsa yang keberadaannya terdapat di banyak tempat di Bumi ini.

Salah satu tempat yang populer bagi Burung Elang adalah Pulau Jawa. Dan berikut ini 16 jenis Burung Elang Di Pulau Jawa yang sebaiknya Anda ketahui.

1. Elang Hitam ( Ictinaetus malayensis / Indiana Black Eagle) Temnick, 1822
Burung berukuran sedang ( 70cm ), namun tampak besar ketika terbang. Cukup dominan dalam hal bertarung sehingga memiliki survival rate yang cukup tinggi. Tersebar di ketinggian 300 - 2000mdpl. Cukup umum dijumpai di hutan primer hingga perkebunan, terkadang suka nyelonong masuk ke desa pinggir hutan. Sesuai namanya, elang ini berwarna hitam kelam kecuali pada individu muda yang memiliki corak menyerupai Elang Brontok.

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Sayap yang menjari khas, kokoh dan lebar membentang, terlihat sangat besar dengan ekor yang panjang. Dewasa: Warna bulu hitam pekat, kecuali pada ekor yang memilki corak agak kecoklatan. Remaja: Dada bercorak garis seperti Elang Brontok fase terang. Sera kuning, kaki kuning, jari kelingking pendek tidak proporsional.

Kebiasaan
Terbang soaring atau gliding sambil terkadang mengeluarkan suara seperti Elang - ular Bido. Cukup aktif di pagi sampai siang hari. Terkadang terbang rendah di atas tajuk mencari mangsa berupa tikus, kadal, tupai, ayam, burung kecil dan hewan - hewan kecil lainnya.

2. Elang Ular - Bido ( Spilornis cheela / Crested Sherpent - eagle ) Latham, 1790
Burung berukuran sedang ( 50 - 60cm ), berisik dan sangat mudah dijumpai di semua ketinggian. Jenis burung yang adaptif, bisa ditemui di berbagai macam habitat mulai dari hutan primer, hutan skunder, perkebunan, hutan pantai, savanna dan terkadang sampai di perkampungan penduduk. Walaupun namanya Elang - ular, tapi tidak selalu memakan ular.

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Sayap yangmembusur membentuk huruf“C”, membulat dan memilki garis tebal berwarna putih di tepi sayap. Ekor pendek terkadang mengipas. Bagian mata tidak berbulu berwarna kuning. Warna bulu dominan coklat tua hingga hitam, tutul - tutul putih di dada dan perut.

Kebiasaan
Terbang soaring atau gliding di ketinggian atau terbang gerilya diantara tajuk untuk berburu. Sangat suka bersuara, ribut dengan siulan “Kli - kliuw” atau “kliiw”. Memangsa ular, tikus, kadal, bajing dan hewan - hewan kecil lainnya.

3. Elang Jawa ( Spizaetus bartelsii / Javan Hawk - eagle ), Stresemann, 1924
Burung berukuran sedang ( 60cm ), sangat terkenal akan kelangkaannya. Pada masa orde baru dijadikan sebagai lambang negara Indonesia. Terlihat tampan dan gagah namun sebenarnya pengecut dan sangat mudah dikalahkan oleh elang jenis lain. Menempati hutan primer dan hutan skunder paa ketinggian 300mdpl. Sesuai namanya, endemik di Jawa.
www.belantaraindonesia.org

Banyak orang mengira bahwa burung Garuda adalah spesies burung tersendiri. Sebenarnya, Elang Jawa adalah si garuda itu sendiri. Dengan kata lain, Garuda, lambang negara yang kita bangga - banggakan selama ini adalah sejenis Elang bernama Elang Jawa.

Ciri Khas
Sayap membulat dan menekuk sedikit ke atas ketika soaring. Kepala tidak terlalu kecil, proporsional dengan ekornya yang agak lebih panjang dari Elang brontok. Jambul khas di kepalanya terlihat saat hinggap. Warna dominan coklat merah, dada berwarna putih bercoret melintang pada burung dewasa dan  cokelat polos pada burung muda. Beberapa ahli sering menyebutnya Nizaetus bartelsii.

Kebiasaan
Terbang soaring atau gliding di atas tajuk untuk berburu. Sangat jarang bersuara, sangat pendiam dan anggun ketika terbang. Memangsa tikus, kadal, tupai, bajing, ayam hutan dan hewan - hewan kecil lainnya.

4. Elang Brontok ( Spizaetus cirrhatus / Changeable Hawk - eagle ), Gmelin, 1788
Burung berukurans edang ( 60cm ), sangat mirip dengan Elang Jawa. Sesuai namanya, memilki dua fase yakni fase gelap dan fase terang. Lebih tersebar luas dari saudaranya dan menempati habitat yang lebih beraneka - ragam. Memiliki banyak ras dan banyak bentuk, ada yang berjambul, ada yang tidak. Ada yang bilang nama virusbrontok terinspirasi dari nama burung ini.
www.belantaraindonesia.org

Beberapa ahli memasukkannya dalam genus Nizaetus, ada juga yang menyendirikan ras S. cirrhatus limnaetus menjadi ras tersendiri.

Kebiasaan
Sayap membulat dan menekuk sedikit ke atas, mirip dengan saudaranya Elang Jawa. Bedanya, ekor yang agak lebih pendek, dua spot terang di sayap serta garis vertikal di bagian dada pada fase terang.
Fase terang: Bagian bawah putih bercorak vertikal hitam mirip Elang hitam muda dan Elang Jawa. Bagian atas coklat pucat.
Fase peralihan: Bagian bawah keabu - abuan, bagian atas sama dengan fase terang.
Fase gelap: Berwarna hitam pekat mirip Elang Hitam dewasa, tapi tidak memiliki warna kuning di paruhnya.

5. Elang Laut Perut Putih ( Halieestus leucogaster / White - bellied sea Eagle ) Gmelin, 1788
Elang yang sangat spektakuler, berukuran sangat besar ( 70 - 85 cm ).  Dengan ukurannya bisa dibilang sebagai raja lautan. Tersebar di pesisir pantai dan terkadang masuk ke hutan dataran rendah. Ada catatan hidup di dataran tinggi.

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Ukuran yang sangat besar, sayap kokoh panjang dan lebar, kepala panjang sertaekor sangat pendek membentuk baji. Warna dominan putih, sayap membentuk pola hitam bagian atas dan hitam - putih di bagian bawah. Juvenile: warna putih digantikan warna coklat agak pucat.

Kebiasaan
Terbang rendah di atas air lalu menyambar mangsanya, berupa ikan atau terkadang burung lain. Bersura nyaring “ah..ah””

6. Elang Tiram ( Pandion halieestus / Osprey ) Linneus, 1758.
Burung berukuran sedang ( 60cm ). Tidak termasuk dalam family acciptridae, tapi dipisahkan dalam family tersendiri yaitu Pandinidae. Sayangnya dalam Bahasa Indonesia namanya tetap disebut “Elang”.  Tersebar di pesisir pantai.

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Warna hitam - putih yang mencolok, topeng berwarna hitam serta bentuk sayap yang khas, panjang dan agak meruncing.

Kebiasaan
Terbang menangkap mangsa di air atau di udara. Suka bertengger di tiang - tiang dermaga atau di atas kapal

7. Elang Ular Jari Pendek. ( Circaetus gallicus / Short - toed Snake - eagle ) Gmelin, 1788
Berukuran besar ( 65 cm ), kekar dan pucat.  Dalam Buku “Panduan Lapangan: Burung di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Bali” oleh McKinnon dijelaskan burung ini adalah pengunjung musim dingin yang langka, sangat jarang terlihat. Pertemuan terbanyak ada di TN. Baluran di Situbondo, Jawa Timur.

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Tubuh kekar, bagian atas coklat keabu - abuan, bagian bawah putih dengan coretan gelap, tenggorokan dan dada coklat. Terdapat garis - garis melintang yang samar pada perut dan empat garis melintang yang samar pada ekor. Remaja berwarna lebih pucat dari dewasa. Pada waktu terbang, sayap terlihat lebar dan panjang, dengan garis panjang mencolok pada penutup sayap dan bulu terbang. Iris kuning, paruh hitam dengan sera abu - abu, kaki kehijauan.

Kebiasaan
Menghuni pinggir hutan dan semak sekunder. Terbang melingkar dan meluncur dengan sayap yang cibentangkan lurus dan datar. Seperti alap - alap raksasa, sering melayang - layang diam sambil mengepakkan sayapnya.

8. Elang Tikus ( Elanus caeraleus / Black - winged Kite ) Desfontaines, 1789
Berukuran sedang ( 30 - 45cm ) dengan cara terbang yang unik. Sekilas mirip dengan alap - alap, namun sayapnya lebih membulat dan warna matanya yang terang. Tersebar di dataran rendah dan perbukitan hingga ketinggian 2000mdpl. Termasuk dalam golongan “kite” yang berarti suka melakukan terbang hovering yang jarang bisa dilakukan oleh jenis lainnya.

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Memiliki bercak hitam pada bahu, bulu primer hitam panjang khas. Dewasa: warna mahkota, punggung, sayap pelindung, dan bagian pangkal ekor abu - abu; muka, leher, dan bagian bawah putih. Remaja: bercorak warna coklat. Pada saat mencari mangsa, suka melayang - layang diam sambil mengepak - ngepakkan sayap. Iris merah, paruh hitam dengan sera kuning, serta kaki kuning. Iris merah, paruh hitam dengan sera kuning, kaki kuning.

Kebiasaan
Bertengger pada pohon mati atau tiang telepon. Melayang - layang di atas mangsanya seperti diuraikan di atas. Suka berburu di daerah yang kering terbuka dengan pohon yang terpencar - pencar. Memangsa Belalang, ular, tikus atau burung yang masih muda.

9. Elang Bondhol ( Haliastur indus / Brahminy Kite ) Boddaert, 1783
Berukuran sedang ( 45cm ). Cukup terkenal sebagai maskot kota Jakarta, walaupun populasinya sangat mengenaskan di kotanya. Anda bisa mengenalinya dengan melihat logo busway. Sekilas mirip dengan Elang Botak dari Amerika, tapi ukurannya jelas jauh lebih kecil. Termasuk dalam golongan “Kite” yang berarti memilki keahlian terbang hovering yang jarang dimilki jenis lainnya.

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Berukuran sedang ( 45 cm ), berwarna putih dan coklat pirang. Dewasa: kepala, leher, dan dada putih; sayap, punggung, ekor, dan perut coklat terang, terlihat kontras dengan bulu primer yang hitam. Seluruh tubuh renaja kecoklatan dengan coretan pada dada.

Warna berubah menjadi putih keabu - abuan pada tahun kedua, dan mencapai bulu dewasa sepenuhnya pada tahun ketiga. Perbedaan antara burung muda dengan Elang Paria pada ujung ekor membulat dan bukannya menggarpu. Iris coklat, paruh dan sera abu - abu kehijauan, tungkai dan kaki kuning suram.

Kebiasaan
Biasanya sendirian, tetapi di daerah yang makanannya melimpah dapat membentuk kelompok sampai 35 individu. Ketika berada di sekitar sarang, sesekali memperlihatkan perilaku terbang naik dengan cepat diselingi gerakan menggantung di udara, kemudian menukik tajam dengan sayap terlipat dan dilakukan secara berulang - ulang.

Terbang rendah di atas permukaan air untuk berburu makanan, tetapi terkadang juga menunggu mangsa sambil bertengger di pohon dekat perairan, dan sesekali terlihat berjalan di permukaan tanah mencari semut dan rayap. Menyerang burung camar, dara laut, burung air besar, dan burung pemangsa lain yang lebih kecil untuk mencuri makanan.

Makanannya sangat bervariasi. Di perairan diantaranya memakan kepiting, udang, dan ikan; juga memakan sampah dan ikan sisa tangkapan nelayan. Di daratan memangsa burung, anak ayam, serangga, dan mamalia kecil.

10. Elang Alap Cina ( Accipiter soloensis / Chinese Goshawk ) Horsfield, 1821
Burung pemangsa ukuran sedang ( 33cm ) dan merupakan pengunjung tetap di Pulau Jawa. Cukup sering berkumpul bersama Elang - alap Jepang pada saat migrasi. Cukup mudah dibedakan dari saudaranya.

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Warna dewasa, tubuh bagian atas abu-abu biru dengan ujung putih yang jarang pada bulu punggung dan garis - garis melintang samar pada bulu ekor terluar. Tubuh bagian bawah putih terdapat sapuan merah karat yang samar pada dada dan sisi tubuh dengan sedikit garis abu - abu pada paha.

Sayap bawahnya sangat khas seluruhnya terlihat putih kecuali ujung bulu primer yang hitam. Remaja tubuh bagian atas coklat, tubuh bagian bawah putih terdapat garis - garis gelap pada ekor, coretan pada tenggorokan serta garis-garis pada dada dan paha. Paruh abu - abu dengan ujung hitam , sera dan kaki jingga, iris merah atau coklat.

Kebiasaan
Mengunjungi daerah terbuka sampai pada ketinggian 900 mdpl pada musim dingin di seluruh Sunda Besar. Setiap Oktober melewati Puncak ( Bogor ) dan Bali Barat dalam jumlah besar. Biasanya berburu di tenggeran, tetapi kadang - kadang terbang melingkar di atas, dan menerkam mangsanya dari tanah.

11. Elang Alap Jepang ( Accipiter gularis / Japanese Sparrowhawk ) Temminck And Schlegel, 1844
Raptor migrant dari belahan Bumi utara, bertamu ke Indonesia bulan September - Desember. Burung yang cukup atraktif, lebih gesit dan lebih lincah dari 2 saudara kembarnya Elang - alap besra dan Elang - alap Jambul. Ukurannya juga paling kecil ( 27 cm ) dibandingkan 2 saudaranya. Sering juga disebut Elang - alap Nippon.

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Jantan dewasa: tubuh bagian atas abu - abu, ekor abu - abu dengan beberapa garis melingkar gelap, dada dan perut merah karat pucat dengan setrip hitam sangat tipis di tengah dagu, setrip kumis tidak jelas. Betina: tubuh bagian atas coklat ( bukan abu - abu ), bagian bawah tanpa warna karat, bergaris - garis coklat melintang rapat. Dada remaja: lebih banyak coretan daripada garis - garis melintang dan lebih merah karat. Iris kuning sampai merah, paruh biru abu - abu dengan ujung hitam, sera dan kaki kuning - hijau.

Kebiasaan
Berburu di sepanjang pinggir hutan, di atas hutan sekunder, dan daerah terbuka. Biasanya berburu dari tenggeran di pohon, tetapi kadang - kadang terbang berputar - putar untuk mengamati tanah di bawahnya dengan cara terbang “kepak - kepak - luncur” yang khas. Menyerang dengan agresif pendatang yang mendekati sarang.

12. Elang Alap Besra ( Accipiter virgatus / Besra ) Temminck, 1822
Burung berukuran sedang, sangat mirip dengan Elang - alap Jepang kecuali ukurannya yang lebih besar. Berbeda dengan saudaranya, Elang - alap Besra adalah reptor penetap yang jarang dijumpai di Pulau Jawa.

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Berukuran sedang ( 33 cm ) mirip Elang Alap Jambul tetapi lebih kecil dan tanpa jambul. Warna jantan dewasa, tubuh bagian atas abu - abu gelap dengan ekor bergaris tebal, tubuh bagian bawah putih dengan garis melintang coklat dan sisi tubuh merah karat, tenggorakan putih dengan strip hitam di tengah, strip kumis hitam.

Kebiasaan
Duduk tenang di hutan menunggu mangsanya. Sering terlihat bertengger di pohon mati yang tinggi di hutan. Terbang mengitari teretori secara reguler.

13. Elang Alap Jambul ( Accipiter trivirgatus / Crested Goshawk ) Temminck, 1824
Burung ketiga yang kembar dengan Elang - alap Besra dan Elang - alap Jepang. Ukurannya paling besar  diantara 2 saudaranya ( 40cm ), selain itu dia juga berjambul yang terlihat ketika bertengger.

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Tubuh tegap denganjambul yang jelas. Jantan dewasa : tubuh bagian atas coklat abu - abu dengan garis - garis pada sayap dan ekor, tubuh bagian bawah merah karat, dada bercoretan hitam, ada garis - garis tebal hitam melintang pada perut dan paha yang putih.

Lehernya putih dengan setrip hitam menurun ke arah tenggorokan dan ada dua setrip kumis.Remaja dan betina : seperti jantan dewasa, tetapi coretan dan garis - garis melintang pada tubuh bagian bawah berwarna coklat serta tubuh bagian atas coklat lebih pucat.

Kebiasaan
Berburu di tenggeran yang rendah di laut. Selalu tinggal di hutan lebat. Pada waktu berbiak kadang - kadang memperlihatkan cara terbang yang khas, yaitugetaran sayap ( bulu putih pada sisi tubuhnya terlihat jelas ) berselang dengan luncuran pendek dalam lingkaran yang sempit.

14. Elang Ikan Kepala Abu ( Ichthyophaga ichthyaetus / Grey-headed Fish Eagle ) Horsefield, 1821
Berukuran besar ( 70 cm ), jarang terlihat. Di Jawa hanya tersebar di kawasan Jawa Barat, pernah tercatat di Jawa Timur tapi belum ada catatan baru.

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Sayap membulat, berbeda dengan Elang - laut Perut - putih yang kokoh. Berwarna abu - abu, coklat, dan putih. Dewasa: kepala dan leher abu - abu, dada coklat; sayap dan punggung coklat gelap; perut, paha, dan pangkal ekor putih; ujung ekor bergaris lebar hitam. Remaja: bagian atas coklat kekuningan, bagian bawah bercoret coklat dan putih; ekor coklat mengkilap dengan ujung bergaris hitam. Ekor pendek. Iris coklat sampai kuning, paruh dan sera abu - abu, tungkai tanpa bulu, dan kaki putih sampai kuning.

Kebiasaan
Sering mengunjungi daerah perairan, sungai danau, dan paya di hutan dataran rendah. Menukik menerkam ikan ketika terbang atau dari posisi bertengger di pohon. Jarang terbang melayang - layang.

15. Elang Perut Karat ( Hieraaetus kienerii/ Rufous - bellied Eagle ) Geoggroy Saint Hilaire, 1835
Berukuran agak kecil, tersebar di hutan pegunungan. Jarang terlihat di Pulau Jawa, namun penghuni tetap sampai ketinggian 1500 mdpl. Jambulnya cukup unik ya?

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Berwarna coklat kemerahan, hitam, dan putih, dengan jambul pendek. Dewasa: mahkota, pipi, dan tubuh bagian bawah kehitaman; ekor coklat dengan garis hitam tebal dan ujung putih. Dagu, tenggorokan, dan dada putih bercoret hitam; sisi tubuh, perut, paha, dan bagian bawah ekor coklat kemerahan dengan coretan hitam perut.

Pada waktu terbang terlihat bercak bulat yang pucat pada pangkal bulu primer. Remaja: tubuh bagian atas coklat kehitaman dengan bercak kehitaman pada mata. Alis dan tubuh bagian bawah keputih - putihan. Iris merah, paruh kehitaman, sera dan kaki kuning.

Kebiasaan
Mendiami kawasan hutan di pinggir hutan, terlihat berputar - putar atau meluncur rendah di atas pohon. Terbang mengitari teretori, menyerang secara cepat mangsa di permukaan tanah atau di tajuk pohon, mirip dengan Peregrine Falcon.

16. Sikep Madu Asia ( Pernis ptilorhynchus / Oriental Honey Buzzard ) Temnick, 1821
Si burung lucu dari Bumi belahan utara. mengunjungi Indonesia pada bulan September - Desember, namun ada juga catatan ras penetap di Pulau Jawa. Berukuran sedang ( 60cm ) dengan kepala yang kecil da panjang, ciri khas Buzzard. Sering terjadi konflik antara burung ini dengan elang - elang penetap seperti Elang Hitam.

www.belantaraindonesia.org

Ciri Khas
Kepala kecil dan panjang, ekor sering membentuk kipas. Berwarna hitam dengan jambul kecil. Warna sangat bervariasi dalam bentuk terang, normal, dan gelap dari dua ras yang berbeda yang masing - masing meniru jenis elang berbeda dalam pola warna bulu.

Terdapat garis - garis yang tidak teratur pada ekor. Semua bentuk mempunyai tnggorokan berbercak pucat kontras, dibatasi oleh garis tebal hitam,sering dengan garis hitam mesial. Ciri khas ketika terbang: kepala relatif kecil, leher agak panjang menyempit, ekor berpola. Iris jingga, paruh abu - abu, kaki kuning, bulu berbentuk sisik ( terlihat jelas pada jarak dekat ).

Kebiasaan
Sering mengunjungi hutan pegunungan. Ciri sewaktu terbang adalah beberapa kepakan dalam yang diikuti luncuran panjang. Melayang tinggi di udara dengan sayap datar. Mempunyai kebiasaan aneh yaitu merampas sarang tawon dan lebah sesuai namanya. Dia juga sering memakan serangga.

16 Jenis Burung Elang Di Pulau Jawa tersebut kesemuanya tentu dilindungi oleh negara yakni Dilindungi UU. no.5 tahun 1990 dan PP. no. 7 dan 8 tahun 1998. Appendix II CITES. Dilarang memperjual - belikan atau memelihara dalam bentuk hidup / mati.src

Alam Selalu Punya Cara Menghibur Kita

$
0
0
Pernahkah saat hujan lebat tiba - tiba mengguyur, saat kita berada di tengah alam bebas dan kita lupa membawa jas hujan atau ponco? Kemudian kita basah kuyup dan menggigil kedinginan. Tetapi saat di kemudian hari kita persiapkan jas hujan, panas terus bergelimang membakar hari. Marahkah kita?

www.belantaraindonesia.org

Atau pada sebuah perjalanan menggapai ketinggian, kita terburu - buru seolah mengejar waktu, tetapi di tengah jalan ada batu terjal menghambat kita. Sebalkah?

Mengapa keadaan seringkali tidak bersahabat? Mereka seakan meledek, mengecoh, bahkan tertawa terbahak - bahak. Inikah yang disebut dengan ketidakmujuran?

Sadari saja, itu adalah salah satu cara cara alam menghibur kita. Itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri kita sendiri, dan bergurau secara nyata.

Kejengkelan itu muncul dari karena kita tak mencoba bersahabat dengan alam dan keadaan.  Kita terlalu mementingkan diri sendiri.

Kita lupa bahwa jika toh keinginan kita tidak tercapai, tak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum, meski secara kecut, tak apalah....

15 Keunikan Kota Yogyakarta

$
0
0
Yogyakarta, salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki status istimewa juga terkenal karena wisatanya. Baik Wisata kuliner maupun wisata alam dan juga wisata sejarah. Yogyakarta salah satu destinasi wajib bagi para traveler dan juga backpacker. Kemudian apa istimewa dan uniknya kota Yogyakarta?

www.belantaraindonesia.org

1. Kota Yogyakarta memiliki nama lain terbanyak. Nama - nama itu adalah Jogja, Yogya, Jogjakarta, Yogyakarta, Djogja, Ngayogyakarta, Ngayogyakarta Hadiningrat, Yoja / Yojo.

2. Satu - satunya nama kota yang dapat dipotong / dipenggal: Yogyakarta > Yogya dan juga Jogjakarta > Jogja.

3. Kota dengan sebutan terbanyak di Indonesia, Seperti: Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya, Kota Seniman, Kota Bakpia, dan masih banyak lagi.

4. Kota Jogja pernah menjadi ibu kota Indonesia sebelum dipindahkan lagi ke Jakarta. Antara awal tahun 1946 hingga akhir tahun1949 ibu kota Indonesia dipindah ke Yogyakarta kemudian dipindah kembali ke Jakarta.

5. Banyak tokoh - tokoh besar Indonesia lahir di kota ini. Beberapa tokoh yang lahir di Yogyakarta: Presiden Soeharto, Presiden Megawati, Mantan Ketua MPR Amien Rais, Hidayat N Wahid, Wapres Boediono, Pelukis Affandi, Anies Baswedan, dan masih banyak lagi.

6. Tempat kelahiran organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah. Kota Jogja juga tempat kelahiran Taman Siswa.

7. Tugu Jogja adalah salah satu landmark Jogja, padahal bentuk aslinya bukan seperti itu. Tugu asli itu bernama tugu Golong Gilig, yang rusak karena gempa kemudian direnovasi menjadi seperti bentuk sekarang.

8. Nama kota ini dibuat lagu yang sama dengan nama kota ini "Yogyakarta" yang di populerkan oleh Kla Project.

9. Pembangunan Kraton Kesultanan Yogyakarta dan Tugu Jogja dibangun lurus dengan pantai selatan Jawa dan Gunung Merapi, seakan terdapat sumbu imajiner yang menghubungkannya ( Gunung Merapi - Tugu Jogja - Kraton Yogya - Pantai Selatan )

10.  Walaupun ibukota di Jakarta di kota ini terdapat istana presiden tepatnya di Jalan Ahmad Yani Yogyakarta.

11. Selokan Mataram, Selokan Mataram adalah sebuah saluran air yang dibangun pada masa pendudukan Jepang. Saluran air ini menghubungkan antara Sungai Opak dengan Kali Progo. Menurut legenda, Sunan Kalijaga pernah berkata bahwa apa bila Sungai Opak dan Kali Progo digabungkan maka rakyat Jogja akan makmur. Selokan Mataram digunakan oleh rakyat Jogja untuk mengairi lahan pertanian di daerah Jogja sehingga saat musim kemarau rakyat Jogja masih bisa bercocok tanam.

12. Propinsi Yogyakarta menggunakan sistem kerajaan, Gubernur Yogyakarta tidak dipilih melalui pemilu oleh rakyat tetapi berdasarkan urutan silsilah keluarga dari Kraton Yogyakarta.

13. Di Kulon Progo terdapat jembatan yang tidak mempunyai pilar ditengahnya. Jembatan model tersebut hanya terdapat 2 buah di dunia. Jembatan sepanjang 96 meter ini mulai beroperasi sejak tahun 1957 dan masih berdiri kokoh hingga saat ini.

14. Yogyakarta memiliki even yaitu Jogja Java Carnival, carnival malam hari di sepanjang Jalan Malioboro hingga Alun - alun Kraton Jogja. Biasanya even ini diadakan bulan Oktober.

15. Dilihat dari satelit ternyata Pantai Parang Kusumo, Kraton Yogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi berada dalam satu garis lurus. Filosofinya bahwa tugu merupakan simbol "manunggaling kawulo gusti" yang berarti bersatunya antara rakyat dengan penguasa. Merapi dan pantai merupakan titik api dan air. Kraton yang dibangun ditengah Merapi dan pantai merupakan titik keseimbangan antara keduanya.

Kraton merupakan titik keseimbangan vertikal dan horizontal. Keseimbangan horizontal dilambangkan oleh laut selatan yang menggambarkan hubungan antara manusia dan manusia. Sedangkan keseimbangan vertikal dilambangkan oleh Gunung Merapi yang menggambarkan hubungan manusia dengan Sang Pencipta. src

Tips Sederhana Bagi Petualang Berhijab

$
0
0
Sebuah kegiatan petualangan sering kali ada barang yang tertinggal atau mungkin dilupakan. Padahal fungsi barang tersebut sangatlah penting. Barang bawaan tersebut adalah alat Shalat. Seringkah Anda para petualang muslim menyertakan barang tersebut dalam tas Anda?

www.belantaraindonesia.org

Bagi yang memeluk agama muslim, peralatan Shalat penting untuk dibawa. Terlebih bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan petualangan, khususnya buat petualang berjilbab.

Mereka membutuhkan banyak ruang untuk menempatkan pakaian, hijab, dan atribut lainnya. Padahal ada tips sederhana bagi petualang berhijab yang ingin berlenggang santai.

Coba bawa kerudung yang polos. Mainkan di warna yang netral, jadi bisa sesuai dengan pakaian yang dibawa. Jangan lupa membawa seperangkat alat Shalat.

Dan sebaiknya bagi perempuan berhijab yang ingin melakukan perjalanan jangan membawa kerudung bermotif. Karena motif tersebut tidak bisa digunakan pada saat apapun. Hanya bisa disesuaikan dengan pakaian saat itu. Lebih baik jangan membawa kerudung bermotif, polos lebih baik.

Siasati pula dengan membawa cardigan atau jaket berwarna netral. Sehingga bisa dipadu dan padankan dengan kaus lengan pendek atau perbanyak bawa kaus lengan panjang agar tidak memakan banyak ruang di dalam tas Anda. 

Lembah Kijang Di Gunung Arjuno - Welirang

$
0
0
Bila melakukan pendakian di Pegunungan Welirang yang terletak di wilayah Kabupaten Malang dan Kabupaten Mojokerto, Anda akan menemukan sebuah lembah yang indah dan memiliki air yang jernih karena tersaring oleh ranting - ranting yang ada di sekitar lembah. Lembah tersebut bernama Lembah Kijang.

www.belantaraindonesia.org
Lembah Kijang
Daerah Lembah Kijang ini dihiasi oleh padang rumput hijau yang luas yang terdapat di kawasan Alas Lilo Jiwo yang biasa dilewati para pendaki.

Lembah Kijang yang sejuk dan suasananya yang sunyi jauh dari keramaian aktifitas warga sering dijadikan tempat beristirahat oleh para pendaki setelah dari pos Pet Bocor. Air lembah Kijang yang jernih dan bening pun dimanfaatkan pendaki untuk kebutuhan minum selama pendakian.

Dari Lembah Kijang, pendaki biasanya melanjutkan perjalanan ke puncak Gunung Arjuno. Melalui Lembah Kijang hingga ke puncak jalurnya tidak begitu sulit.

Gunung Arjuno memiliki ketinggian 3.339 Mdpl lebih tinggi dari gunung - gunung lainnya yang ada di Pegunungan Welirang. Untuk bisa mencapai puncak Gunung Arjuno Anda bisa menempuh perjalanan selama 3 - 4 jam dari Lembah Kijang.

Tetapi jika mau melanjutkan perjalanan terus hingga ke puncak pegunungan Welirang, Anda bisa terus melanjutkan perjalanan melalui Gunung Kembar I dan II. Dari sini perjalanan akan semakin sulit, Anda akan melewati tanah yang kering dan sangat berdebu apalagi ketika di siang hari.

www.belantaraindonesia.org
Lembah Kijang
Selain tanah kering yang berdebu, Anda juga harus melewati jalur bebatuan yang terjal dan juga jurang. Disinilah serunya mendaki Gunung Welirang banyaknya medan dan jalur yang sulit di jamah.

Tetapi dari hal tersebut, setelah puncak tergapai, Anda akan menyaksikan hebatnya keagungan Tuhan YME, pemandangan Kabupaten Malang dan Mojokerto bisa terlihat di puncak gunung yang memiliki ketinggian 3.156 Mdpl ini.

Untuk bisa mendaki Gunung Welirang sekaligus melihat indahnya Lembah Kijang, Anda bisa menuju ke Kota Malang kemudian dilanjutkan lagi melalui Tretes menggunakan bus dari terminal Arjosari ke terminal Pandaan. Kemudian dari terminal Pandaan naik mobil Elf jurusan Tretes. Nah dari Tretes Anda bisa menuju pos pendakian Gunung Welirang dan mendaftar disana.

Gunung Arjuno Lewat Jalur Lawang

$
0
0
Gunung Arjuno dengan ketinggian 3.339 Mdpl bisa didaki dari berbagai arah. Dari arah barat lewat jalur Batu - Selecta, sedangkan dari arah timur lewat jalur Lawang. Uniknya gunung ini apabila dilihat dari Kota Malang Anda akan melihat gunung tidak berdiri sendirian, alias ada beberapa gunung di dekatnya. Adapun gunung – gunung tersebut ialah Gunung Welirang, Gunung Kembar I, Gunung Kembar II, Gunung Ringgit, dan Gunung Penanggungan.

www.belantaraindonesia.org

Berikut ini ulasan tentang jalur dari arah timur yakni jalur Lawang. Start point awal dimulai dari desa Wonorejo. Disini Anda akan menemukan pemandangan yang sangat menyejukkan mata, dimana hamparan kebun teh yang begitu luas menyambut kedatangan pendaki.

Pos I Desa Wonorejo
Begitu sudah mulai perjalanan dari desa Wonorejo, medan yang akan Anda temukan masih agak landai secara masih area peralihan dari kebun teh ke hutan hujan tropis. Untuk tingkat kemiringannya itu sekitar 20 – 30 derajat. Di area ini pemandangan akan didominasi oleh semak – semak belukar.

Sesekali Anda akan berhadapan dengan akar pohon Pinus yang kadang menguji ketangkasan Anda. Dibutuhkan sekitar 1 jam – 90 menit perjalanan untuk melewati medan tersebut, untuk kemudian disambut oleh kawasan padang rumput ( savana ).

Pos II Padang Rumput Oro - Oro Ombo
Di kawasan ini, nuansanya lebih asyik lagi. Kenapa? Secara yang akan menemani perjalanan Anda adalah padang rumput luas, atau oleh masyarakat sekitar dikenal sebagai Oro – Oro Ombo. Disini pohonnya tak terlalu lebat, cuma kadang suhunya bisa jadi sangat panas saat memasuki musim kemarau. Walaupun demikian spot ini ideal buat Anda mendiorikan tenda jika perjalanan Anda sudah memasuki waktu gelap.

Pos III Pondok Alang - Alang
Setelah dari padang rumput Oro – Oro Ombo lama pendakian masih ada sekitar 5 – 7 jam lagi. Di rentang waktu tersebut, Anda akan mampir di Pondok Alang – Alang. Biasanya para pendaki menyempatkan untuk rebahan singkat disini buat melepaskan lelah. Dari pos ini, Anda akan menghabiskan sekitar 2 jam perjalanan untuk mencapai hutan Lali Jiwo.

Pos IV Hutan Lali Jiwo
Di kawasan ini tanjakan sudah mulai ekstrim. Tetapi pemandangan yang Anda dapatkan sebanding dengan pengorbanan Anda. Secara dari sini Anda bisa melihat hamparan rumput berbalut hutan hujan tropis yang sangat menawan.

www.belantaraindonesia.org

Sekitar berjalan kurang lebih 90 menit Anda akan sampai di kawasan batuan cadas. Disini lumayan dibutuhkan konsentrasi ekstra agar langkah Anda aman dan tidak mudah tergelincir. Jalur ini cukup terjal, karena setiap langkah kaki Anda berhadapan langsung dengan jurang.

Puncak Arjuno
Barulah sekitar 2 jam bergelut dengan batuan cadas, maka langkah kaki Anda akan menemui akhir perjalanan, yakni Puncak Arjuno. Puncak Arjuno ini terdiri dari batuan cadas. Oleh karena itu para pendaki menyebutnya sebagai Puncak Ogal Agil.

www.belantaraindonesia.org

Jika Anda menoleh ke arah timur Anda akan melihat puncak Gunung Semeru. Sementara di arah selatan kalian akan terlihat Gunung Anjasmara dan Gunung Kawi. Adapun Gunung Welirang bisa Anda lihat di sebelah barat dan Gunung Penanggungan di sebelah utara.

Gunung Arjuno Lewat Jalur Batu

Langit Seolah Tak Bertirai Di Lautan Pasir Bromo

$
0
0
Langit tak bertirai, tak ada awan yang menggurat, birunya langit yang menawan nampak seperti cat yang masih basah. Sementara dari kejauhan, hembusan asap dari kawah Bromo terus memagut sepi alam ini. Sesekali angin kencang meniupkan taburan debu yang memaksa langkah kaki terhenti hingga kekuatannya sirna, menipis di udara yang panas. Kembali para peziarah kekuatan alam menyusuri jalur ke bibir kawah.

www.belantaraindonesia.org

Setelah 30 menit berjalan dari area parkir laut pasir yang dikerumuni penyewa kuda, kawah nampak di depan mata. Sesaat terlupakan perjalanan menembus lautan pasir yang memberikan kesan khusus pada pengunjungnya. Seolah berjalan di salah satu gurun Afrika, langkah menghujam tumpukan pasir dan Anda bisa menikmati panorama indah Gunung Batok yang simetris dan kawah Bromo yang tandus.

Ada kengerian meliputi. Alam telah menorehkan pahatnya di lereng antara Batok dan Bromo. Seperti di sebuah planet asing yang ganas, pemandangan di sini tak dapat dipercaya ada di bumi Indonesia.

Sebelum menaiki anak tangga, puluhan kuda menanti tamunya kembali. Di tepi jurang yang berpasir, pemandangan itu wajib dinikmati dalam keheningan. Angin terus berhembus, menyebarkan kehangatan dan sambutan dengan caranya sendiri.

Saat ini, kacamata sudah semestinya dikenakan karena pasirnya yang halus mampu memejamkan mata setiap tamu tanpa ampun. Masker harus dikenakan. Nafas tak boleh dilumpuhkan deru pasir yang meniup.

www.belantaraindonesia.org

Betapapun dekatnya seseorang dengan lubang kawah menganga, tak henti ratusan orang bertatap mata langsung dengan sang pemuntah debu dan awan panas. Sepertinya, semakin sering ia dikunjungi, semakin tenang hasratnya untuk bergemuruh. Semua orang takjub dibuatnya. Bromo begitu memesona.

Kembali ke peradaban harus melalui jalur yang sama. Lautan pasir terasa menyempit, seperti halnya setiap perjalanan pulang dari manapun yang terasa lebih singkat.

Ada sebuah pura bertahan di tengah deburan ombak pasir. Pura ini dijadikan simbol umat Hindu untuk melakukan ruwatan di Bromo. Suku Tengger pun menghidupkan pura ini walau terlihat dingin tak ada kehidupan kecuali desiran pasir yang menutupi hampir seluruh permukaannya.

Semua hal yang terlihat, terasa, terdengar, dan tercium menjadikan lautan pasir Bromo sebagai salah satu keharusan saat mengunjungi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Terlalu singkat atau bahkan sebuah kehampaan tanpa mengarungi luasnya lautan pasir ini. Berjalan di atasnya atau berkuda, tak ada masalah, asalkan Anda mencoba dan menyaksikan kehebatan alam yang dipersembahkannya. src

Kemegahan Alam Di Banyuwangi

$
0
0
Banyuwangi, salah satu kota di Indonesia yang jarang sekali di ekspos. Padahal, wilayah yang berada di Jawa Timur ini memiliki keindahan alam yang selayaknya Anda nikmati. Selama ini Banyuwangi hanya dianggap sebagai tempat singgah bagi wisatawan yang ingin ke Bali. Terlebih, Banyuwangi memiliki kemegahan alam Nusantara yang dibutuhkan oleh wisatawan maupun para petualang.

www.belantaraindonesia.org

Banyuwangi kerap menjadi rumah bagi suku Osing yang merupakan sub - suku Jawa dengan bahasa Jawa tertua yang melahirkan ragam seni dan budaya yang begitu memikat.

Keindahan alam banyak tersimpan di Banyuwangi karena memiliki keindahan alam terlebih soal pantainya. Bisa jadi selama ini, Banyuwangi sangat melekat dengan daerah mistis. Padahal, daerah ini punya tempat selancar yang melegenda dan mendunia seperti pantai G Land, Pantai Plengkung, Pantai Sukamade yang merupakan tempat pengembangan penyu.

Dari Banyuwangi, bisa menaiki Kawah Ijen untuk menyaksikan api biru yang terdapat dua di dunia, serta melihat aktivitas penambang belerang tradisional yang bersahaja.

www.belantaraindonesia.org
Ijen
Kabupaten Banyuwangi memiliki luas sekira 6 ribu km per segi, di mana bentang alamnya lengkap yang terhitung dari pesisir pantai hingga pegunungan menjulang megah, seperti Gunung Raung ( 3.282 m ) dan Gunung Merapi ( 2.800 m ). 

Kabupaten ini berada persis di ujung paling timur Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di Timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.

Selain terkenal sebagai kabupaten terluas di Pulau Jawa, Banyuwangi merupakan tempat penghasil ikan terbesar di Jawa Timur, tepatnya di Pantai Timur Banyuwangi. Di sini juga terkenal dengan Muncar sebagai pelabuhan perikanan. Selain ikannya, tempat ini juga dikenal sebagai penghasil pisang, hampir di setiap pekarangan rumah warga terdapat pohon pisang.

Karena Banyuwangi menjadi wilayah perlintasan dari Jawa ke Bali, maka terjadilah perpaduan kebudayaan yang andil dalam sejarah Kerajaan Blambangan yang memengaruhinya. Kebudayaan Banyuwangi diresapi budaya Jawa, Bali, Madura, Melayu, Eropa, Tionghoa, dan budaya lokal suku Jawa Osing.

www.belantaraindonesia.org
Raung
Beberapa kesenian khas Banyuwangi di antaranya tari gandrung, barong kemiren, seblang, janger, rengganis, hadrah kunthulan, patrol, mocopatan pacul goang, jaranan butho, barong, kebo - keboan, angklung caruk, serta gedhogan. Banyuwangi Etno Carnival menjadi acara yang tepat menyaksikan beragam kesenian Banyuwangi.

Banyuwangi secara harfiah bermakna air harum, di mana banyu artinya air dan wangi artinya harum. Sebuah nama yang dikaitkan dengan cerita rakyat tentang kesetiaan istri seorang patih yang direbut oleh rajanya sendiri. Istrinya pun tewas di tangan suaminya ketika sang patih mengetahui dia bersama raja.

Sang istri bermaklumat sebelum dibunuh suaminya sendiri bahwa kesetiannya dibuktikan dengan air sungai tempat darahnya tumpah menjadi harum. Sang patih amat mencintai istrinya itu pun hidup dalam penyesalan.

Selain itu, Anda bisa menikmati petualangan lain. Mulailah dari keajaiban api biru dan penambang belerang tradisional di Kawah Ijen. Agar bisa menikmatinya, maka bisa datang sejak dini hari sekira pukul 01.00.

Untuk menyaksikannya, maka Anda harus mendaki ke puncak Ijen supaya dapat pengalaman menyaksikan api biru, yakni belerang cair yang keluar dari kawahnya. Lihat pula bagaimana penambang bertaruh nyawa demi mengangkut bongkahan belerang.

www.belantaraindonesia.org
Baluran
Sempatkan pula menjelajahi savanah di Taman Nasional Baluran. Beragam hewan liar mulai dari banteng Jawa, merak, monyet, rusa, bahkan hingga macan tutul. Di tempat ini pun bisa bersnorkling atau bisa menjelajah hutan manggrove yang lebat di Pantai Bama.

Berikutnya berpetualanglah ke alam liar nan alami di Taman Nasional Alas Purwo atau Taman Nasional Meru Betiri. Di sini Anda bisa menyaksikan hewan liar di Sadengan, melepas penyu di Pantai Sukamade, atau berselancar di G Land. Pantai Pulau Merah patut dikunjungi dengan pesisirnya yang mirip pantai Kuta Bali dengan gelombang ombak yang keren.

Anda yang meminati wisata agro, maka perlu datang ke Perkebunan Bayu Lor. Perkebunan ini adalah perkebunan kopi. Ada juga Agro Wisata Kalibendo dan Agro Wisata Kali Klatak sebagai penghasil karet, kopi, dan cengkeh.

www.belantaraindonesia.org
Alas Purwo
Puas menjelajah tempat wisata, tidak ada salahnya mencoba berwisata wisata religi dan sejarah dengan adanya Maqom Waliullah Datuh Abdurahim biin Abubakar bin Bauzir yang ramai oleh peziarah. Ada pula Pura Agung Blambangan di Muncar yang kerap dikunjungi umat Hindu dari Jawa maupun Bali. Klenteng Hoo Tong Bio di Karangrejo pun menarik disambangi karena sudah ada sejak 1768. Museum Blambangan menyediakan beragam koleksi benda bersejarah.

Sisihkan pula waktu untuk menikmati ragam sentra industri Banyuwangi, seperti kerajinan batik di Virdes, kerajinan bambu di Desa Gintangan, kerajinan tenun di Desa Kemiran, pandai besi komando di Singotrunan, kerajinan kayu di Masnus, kerajinan serat pisang di Desa Kemiren, atau kerajinan boneka gandrung di Tukang Kayu. src

Inilah Fakta Tentang Porter

$
0
0
Porter bagi para pendaki gunung tentu sudah tidak asing lagi. Porter adalah seorang pemandu jalan sekaligus pembawa barang bawaan para pendaki hingga sampai puncak gunung tujuan. Penggunaan jasa porter bagi pendaki saat mendaki gunung yang masih baru tentu sangatlah berguna. Terkadang porter sering terlupakan, tetapi jasa mereka sangat besar bagi pendaki.

www.belantaraindonesia.org

Berasal Dari Penduduk Sekitar
Porter sudah pasti adalah penduduk sekitar perkampungan di kaki gunung, mereka sudah sangat hafal dengan kondisi alam sekitar dan jalur pendakiannya. Mereka sudah puluhan, bahkan ratusan kali mendaki gunung sehingga bisa dipastikan kelayakannya untuk menjadi pemandu. Tidak pernah ada cerita pendaki tersesat saat dibawa porter, kecuali memang ada kondisi luar biasa yang mengganggu.

Tidak Ada Ujian Khusus Menjadi Porter
Menjadi porter tidak ada ujian khusus. Hanya karena sudah terbiasa memikul beban berat saat bertani, tua maupun muda melakukan pekerjaan yang sama, menjadi porter. Bahkan tidak jarang kita temui para porter sudah bisa dikatakan cukup tua, tapi jangan dilihat dari umurnya, mungkin kita yang masih muda kalah sama mereka yang sudah tua.

www.belantaraindonesia.org

Kebutuhan hidup adalah satu - satunya alasan. Menjadi porter bukanlah pilihan mereka. Namun ketika kemampuan fisik menjadi satu - satunya modal yang bisa diandalkan, maka tidak ada pilihan lain. Kebutuhan ekonomi memang menjadi alasan yang klasik, tetapi memang itulah kenyataannya.

Kuat Dan Gesit
Jangan ditanya soal kekuatan para porter ini, mereka sanggup membawa beban melebihi berat badan mereka melewati jalan menanjak dan bebatuan yang terjal. Tidak jarang mereka hanya menggunakan sandal jepit dan pakaian seadanya, sangat jauh dengan para pendaki yang menggunakan jaket tebal dan sepatu gunung. Mereka juga gesit dalam mendaki, bahkan bisa jauh meninggalkan pendaki yang dibawakan barangnya.

Ramah Dan Murah Senyum
Porter itu bisa dikatakan potret sesungguhnya masyarakat Indonesia yang selalu ramah dan murah senyum, meski mereka membawa beban yang berat dan cukup lelah mereka selalu menebarkan senyum dan menyapa dengan ramah orang yang berpapasan dengannya.

www.belantaraindonesia.org

Bukan Pekerjaan Utama
Bagi sebagian porter, pekerjaan menjadi pemandu ini bukanlah pekerjaan utama mereka, hanya pada musim pendakian saja mereka menjadi porter. Selebihnya mereka adalah petani dan buruh tani seperti kebanyakan masyarakat lereng gunung yang memanfaatkan kesuburan tanah untuk bercocok tanam.

Solidaritas Tinggi
Para porter memiliki rasa solidaritas yang tinggi, biasanya mereka berada dalam satu paguyuban atau kelompok yang secara bergantian mendapatkan giliran menjadi pemandu, jadi tidak ada istilah monopoli atau semaunya sendiri.

Koki Handal
Selain menjadi pemandu dan pembawa barang para pendaki, porter juga mempunyai tanggung jawab yang lain, yakni sebagai juru masak. Tidak jarang ketika kita mendaki kita akan melihat para porter selalu berusaha untuk lebih dahulu sampai, itu bukan tanpa alasan, mereka hanya ingin memastikan tempat beristirahat sudah tersedia dan makanan juga sudah siap untuk disajikan. Sebuah keterampilan langka bagi orang yang berotot.

www.belantaraindonesia.org

Gunung Ibarat Mesin Uang 
Bagi para porter, gunung ibaratnya mesin penghasil uang bagi mereka. Sebagian dari mereka berkata “Jika tidak ada gunung, mungkin kami tidak akan bisa makan” ada benarnya juga, tanah pegunungan yang subur dan jasa pendakian yang mereka berikan adalah sumber pencarian yang bisa mendatangkan pundi rupiah.  Colot Nay
Viewing all 1171 articles
Browse latest View live