Quantcast
Channel: BELANTARA INDONESIA
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1171

Beban Berat Yang Ditanggung Messner 3

$
0
0
Apa yang terjadi dalam tiga jam selanjutnya di pagi hari tanggal 28 Juni itu adalah kesimpang siuran cerita dari para anggota tim ekspedisi Nanga Parbat 1970. Menurut Messner ia melihat dua rekan setim sedang bergerak mendaki menuju ke arahnya. Mereka adalah Felix Kuen dan Peter Scholz yang rupanya berharap menjadi tim kedua yang mencoba mencapai puncak.

www.belantaraindonesia.org

Dinding yang menghadap langsung ke celah cukup curam untuk didaki turun. Tapi Messner melihat bahwa untuk bertemu dengan kedua rekan timnya, mereka harus menggunakan tali sehingga Messner bersaudara ini dapat dengan mudah melakukan rappel. "Hello!" ia berteriak memanggil."Beri kami tali!" teriaknya kepada Kuen yang berada di depan sekitar beberapa ratus yard.

Namun rupanya angin membuat percakapan mereka membingungkan. Dan sebagai konsekuensinya, Reinhold melihat Kuen berbalik dan menuju kearah kanan mengikuti rute Messner sehari sebelumnya. Reinhold berteriak sembari menangis meminta bantuan, terus memanggil.

Namun Kuen tidak mendengarnya. Reinhold kembali ke bivouac mengabarkan kepada adiknya bahwa mereka telah ditinggalkan. Mereka kini tidak mempunyai pilihan lain kecuali bergerak turun melewati Diamir dengan membuat lingkaran penuh menyusuri sisi gunung.

Ini akan menjadi sebuah sejarah baru bagi dunia mountaineering karena saat itu hanya satu puncak diatas 8,000m -Mt Everest- yang pernah dilewati dengan menyusur. Menurut The Naked Mountain, keputusan ini diambil bukan untuk merasa hebat tetapi semata - mata untuk survival.

Saat itu Gunther mengalami kesulitan berjalan. Reinhold memimpin sembari kembali mengingat-ingat gambar dinding dan tebing yang dipelajarinya sebelum ekspedisi. Malam itu kedua bersaudara selamat dengan mendirikan bivouac kembali.

Di tengah hari pada 29 Juni mereka bergerak menuruni Diamir. Setiap kali Reihold melangkah ke depan, Gunther terlihat makin jauh tertinggal. Reinhold mulai mengalami halusinasi. "Aku seperti mempunyai kepribadian yang berbeda," ia menulis dalam bukunya,"aku melihat diriku sebagai orang ketiga."

Di saat bersamaan ia mulai merasa yakin bahwa ada orang ketiga yang sedang bergerak turun dengannya dan sang adik. Reinhold bahkan bisa mendengar bunyi es yang pecah dari crampon si orang ketiga. Kedua bersaudara ini tidak makan dan minum selama 40 jam, namun nampaknya upaya menyelamatkan diri menemui titik cerah ketika Reinhold bersusah payah melewati bagian akhir rute di glacier.

Dengan tergesa - gesa ia terus bergerak hingga sang adik tak terlihat lagi. Akhirnya Reinhold mencapai tepi glacier. Ia terpuruk di padang rumput, menemukan sumber air yang kemudian diminumnya tanpa ragu sembari melepas sepatu boot - nya dan menunggu sang adik Gunther.

Menit berganti menit dan Gunther tidak pernah muncul. Akhirnya Reinhold kembali mengumpulkan tenaga untuk melakukan pencarian. Mendaki kembali glacier, namun curahan es dan salju kembali mendera. Ini adalah sisa reruntuhan avalanche sebelumnya.

Dalam pencariannya ia terus memanggil - manggil Gunther, namun halusinasi yang menderanya membuat ia seperti melihat sang ibu di dapur dan di halaman rumah mereka di Villnoss Itali. Ia menghabiskan malam itu dengan berkeliaran sembari mencari Gunther ,"selayaknya orang gila."

Hanya kemudian akhirnya Reinhold menyadari bahwa Gunther pasti terkubur di bawah reruntuhan avalanche. Reinhold meneruskan perjalanan selama sehari penuh menuju Lembah Diamir. Tidak ada tanda - tanda dari tim pencari seperti yang ia harapkan dari rekan - rekan satu timnya.

Yang membuatnya tetap bertahan adalah,"Aku mempunyai tugas untuk diselesaikan: pulang ke rumah dan mengabarkan kepada ibuku apa yang telah terjadi." **

Ketika Messner diketemukan oleh penduduk yang tinggal di Lembah Diamir, ia hampir tidak bisa berjalan. Beberapa penduduk desa harus membawanya ke dataran yang lebih rendah. Hingga 3 Juli Messner akhirnya bertemu dengan rekan setimnya setelah ia dibawa dengan jeep sekitar 20 mil diluar sebuah desa bernama Gilgit. "Saat bertemu, Karl nampak berhati - hati. Ia sangat sensitif dan nampak peduli." Messner menggambarkan pertemuan pertama dengan Herrligkoffer.

Namun begitu seluruh tim mencapai kota Rawalpindi, sang tim leader ini terlihat berbalik. "Herrligkoffer merasa tidak membutuhkan aku. Kami seperti dua orang asing."

Seperti diduga, setelah ekspedisi 1970 Herrligkoffer mengkritik Messner seperti yang ia lakukan terhadap Buhl tanpa pernah mempertimbangkan prestasi yang dilampaui Messner. Dalam upaya menyusuri gunung misalnya, Messner bersaudara disebutnya,"secara nyata telah melanggar aturan pertama, jangan tergoda untuk membuat nama besar."

Sedang di negara German sendiri, Herrligkoffer mengajukan serangkaian tuntutan hukum melawan Messner. Messner menghabiskan satu bulan di rumah sakit Innsbruck, menderita amputasi ketujuh jari kaki dan ujung jemari tangannya.

Max von Kienlin, sahabat terdekat Messner dalam ekspedisi itu memilih pindah tempat tidur disamping Messner untuk mengawasinya. Lantas von Kienlin mengajaknya untuk tinggal di rumah kuilnya di selatan Jerman sembari mengembalikan kekuatannya.

Ketika disana, Messner tertarik dengan istri von Kienlin, Uschi. Ketertarikan itu berjalan alami dan dalam beberapa bulan kemudian, Uschi meninggalkan suami dan anaknya dan hidup dengan Messner. Tiga puluh tahun kemudian setelah persahabatan itu tercabik, von Kienlin secara terbuka membuat pengakuan bahwa : Messner bukannya membawa sang adik melewati Diamir Face, namun meninggalkan adiknya di lokasi sekitar puncak karena Messner tergoda untuk menciptakan sejarah.

Dalam buku von Kienlin The Tranverse : Gunther Messner's Death on Nanga Parbat yang terbit di tahun 2003, ia juga menambahkan versinya ketika pertemuan kembali antara Messner dan rekan timnya. Dalam pandangan von Kienlin, kalimat pertama yang dilontarkan menunjukkan ketidakpastian tentang Gunther yang tewas dalam reruntuhan avalanche di glacier Diamir.

Namun justru Messner berharap bahwa adiknya itu akan ditemukan diatas gunung oleh rekan - rekannya. "Aku berlari dan melihat Reinhold di belakang jeep. Ia melihatku dan sepertinya berusaha bertemu aku. "Kami berpelukan. "Ia melihatku dengan mata terbuka, sepertinya menangis terisak dan berteriak padaku, "Dimana Gunther?" "Aku terkejut, makin erat memeluknya.

Gunther tidak bersama denganmu? Aku tidak mampu menjawabnya. "Reinhold berteriak lagi, "Dimana Gunther?" "Aku melihat sekeliling. Seluruh anggota tim terdiam membatu sembari melihat diri mereka sendiri dan aku. Tak ada yang bicara. Dimana Gunther jika ia tidak disini bersama Reinhold?"  ( David Roberts) Terjemahan Bebas Oleh: Ambar Briastuti Untuk Belantara Indonesia  Beban Berat Yang Ditanggung Messner 2

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1171

Trending Articles